Di kalangan masyarakat dan karena pengaruh pandangan atau ajaran agama-agama lain, banyak orang menganggap bahwa kehidupan manusia di dunia ini sekali saja. Pandangan ini berbeda sekali dengna agama Buddha, karena dalam Digha Nikaya, Brahmajala Sutta, Sang Buddha menerangkan tentang kehidupan menusia yang telah hidup berulang-ulang kali yang diingat berdasarkan kemampuan batin yang dihasilkan oleh meditasi. Sang Buddha mengatakan bahwa:
...ada beberapa petapa dan brahmana yang diseabkan oleh semangat, tekad, kesungguhan dan kewaspadaan bermeditasi, ia akan dapat memusatkan pikirannya, batinnya, menjadi tenang, ia dapat mengingat alam-alam kehidupannya yang lampau pada 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 100, 1000, beberpaa ribu atau puluhan ribu kehidupan yang lampau ... 1, 2, 3, 4, 5, 10 kali masa bumi berevolusi (bumi terjadi dan hancur, bumi terjadi kembali dan hancur kembali ... dst) ... 20, 30 sampau 40 kali masa bumi berevolusi ...
Tetapi Tatagatha telah mengetahui dan menyadari hal-hal lain yang lebih jauh dari pada jangkauan pandangan-pandangan mereka tersebut ... 4)
Telah kita ikuti di atas bahwa menurut pandangan Buddhis, kehidupan atau kelahiran manusia bukan baru sekali saja etapi berulang-ulang kali hidup di bumi ini dan juga bumi lain. Perpindahan manusia dari sebuat bumi ke bumi lain disebabkan karena bumi yang dihuninya telah hancur lebur atau kiamat, maka setelah kematiannya di bumi tersebut ia terlahir di alam Abhassara (alam cahaya). Kelahiran di alam Abhassara ini dapat dicapai oleh orang yang melakukan meditasi ketenangan batin (samatha bhavana). Alam Abhassara ini adalah sebuah alam dari 31 alam kehidupan menurut kosmologi alam kehidupan Buddhis.
Manusia pada umumnya telah berulang-ulang kali masuk hidup di 26 alam kehidupan. Kelahiran manusia di salah satu alam tergantung pada amal perbuatannya semasa hidupnya di sebuah alam.
12 years ago
0 Comment:
Post a Comment