Kuil Setan Judi
Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Dikutip oleh Zhiwei Zhu
Ada seorahg wanita bernama Xia Hui datang berkonsultasi kepada Saya tentang kemana almarhum ayahnya reinkarnasi.
Saya menjawab, Ia masuk ke dalam kuil."
"Ah! Jadi, ia telah menjadi Dewa?" Xia Hui terkejut.
"Bukan!"
"Jadi apa?"
"Kuil yang dimasuki ayahmu bukanlah kuil suci, melainkan kuil tempat berkumpul para setan judi. "
Xia Hui menjadi pucat, "Selagi masih hidup, ayah adalah seorang yang jujur dan patuh pada hukum. Satu-satunya kebiasaan buruknya adalah berjudi. Ia telah berulang kali berjanji untuk berhenti berjudi, tetapi tidak pernah berhasil. Sebenarnya ia pun merasa bersalah. Tak saya sangka, setelah meninggal, ia masih masuk ke kuil setan judi. Master Lu, dimana kuil itu? Saya bermaksud mengunjunginya."
"Kuil Shi-Gong." (Kuil Kakek Amal)
Saya merasa nama kuil ini penuh makna. Kata "amal" (shi) dan kata "kalah" (shi) mempunyai bunyi yang sama. Sering berjudi tidak mungkin tidak pernah kalah. Segerombol "kakek kalah" berkumpul di satu tempat. Bukankah cocok disebut “Kuil Shi-Gong"?
Setahu saya, baik di alam Yang maupun di alam Yin, ada pengelompokan. Yang bersih dikelompokkan menjadi satu. Yang kotor dikelompokkan menjadi satu pula. Yang gemar berjudi dikelompokkan menjadi satu.
Dalam kesempatan ini Saya menasihati orang yang gemar berjudi:
Diantara langit dan bumi, cara tercepat untuk menghabiskan harta keluarga adalah dengan berjudi. Disamping itu, kebiasaan berjudi merusak moral dan melanggar kehendak Yang Maha Kuasa. Bila sudah terperangkap judi, bagaikan berenang di tengah laut, sangat sulit untuk kembali ke darat. Lautan judi dalam tak berdasar. Tenggelam semakin dalam, maka semakin tak berdaya untuk melepaskan diri. Sangat langka orang yang mempunyai cukup kekuatan samadhi untuk bisa keluar dari lautan judi. Orang yang ternoda judi akan meninggalkan mata pencaharian mereka yang halal.
Mengapa? Karena berjudi sangat menguras perhatian, sangat menghabiskan waktu, tidak membedakan siang dan malam, membuat orang tidak bisa tenang untuk tidur beristirahat. Kalau sudah terbius judi, badan rasanya gatal kalau tidak berjudi. Yang ada dalam pikiran hanyalah bagaimana supaya bisa menang. Mata mereka memandang rakus. Semakin lama, wajah mereka sudah tidak berbeda banyak dengan wajah setan, wajah setan judi. Apa gunanya berjudi? Renungkanlah, sanak keluarga akan menjauh. Lahan dan rumah harus dijual. Cepat atau lambat pasti kalah. Waktu terbuang sia-sia. Api keserakahan berkobar-kobar. Menjadi cepat marah. Usaha bangkrut. Hidup bisa hancur. Saya menasihati umat manusia, jangalah ternoda oleh kata “JUDI".
Malam lusa setelah Xia Hui datang berkonsultasi, sesosok roh manusia menembus masuk kamar tidur Saya.
"Siapa kau?"
"Xia Jing, Saya adalah ayah Xia Hui." Ia berlutut di hadapan saya.
“Ada urusan apa?"
"Xia Hui berziarah ke tempat saya. Sewaktu berdoa, ia menyebutkan bahwa anda mempunyai kesaktian besar dan mampu menyeberangkan saya ke alam surga Sukhawati."
Saya tertawa terbahak-bahak mendengar nya.
Dengan wajah sangat sedih, Xia Jing bertanya, "Mengapa menertawai saya?"
"Di Kuil Setan Judi, kau terus keranjingan berjudi sampai kalah habis-habisan. Sekarang modalmu sudah habis, baru meminta Saya mengantarmu terlahir di surga Sukhawati. Bisa-bisa di surga Sukhawati pun kau meneruskan berjudi. Bagaimana saya bisa menyeberangkanmu?"
Eh ..... " Xia Jing tak bisa berkata apa-apa lagi, bermaksud pergi.
"Tunggu!" Secara prinsip, Saya tidak akan menghiraukan makhluk rendah penjudi yang sudah kalah baru berpikir untuk bertobat, yang setelah mati pun masih meneruskan kebiasaan berjudinya. Mereka sungguh memalukan dan tak tertolong lagi. Akan tetapi, Saya teringat akan ucapan putrinya, "Selagi masih hidup, ayah adalah seorang yang jujur dan patuh pada hukum." Kalimat tersebut membuat Saya tidak tega.
Saya berkata, "Saya akan menemanimu ke Kuil Setan Judi."
"Untuk apa?" Xia Jing ragu-ragu.
"Saya akan membantumu menang."
Di Kuil Setan Judi, saya menggunakan 2 jenis ilmu.
Ilmu pertama adalah ilmu menyembunyikan wujud. Tangan kiri saya membentuk mudra tinju. Ibu jari menekan ujung jari telunjuk sehingga berbentuk lingkaran. Ketiga jari lainnya tetap dikepalkan rapat-rapat. Ada lubang di telapak tangan. Letakkan tangan di depan dada. Visualisasikan diri sendiri masuk ke dalam lubang di telapak tangan. Kemudian, gunakan tangan kanan dengan telapak lurus, membuat gerakan berputar ke kanan mengelus mudra tangan kiri. Lalu, tutup lubang di mudra tangan kiri. Bayangkan mudra ini adalah Marici Bodhisattva. Bayangkan diri sendiri menyembunyikan wujud di dalam hati Marici Bodhisattva. Baca mantra Marici Bodhisattva. Maka, segala hantu dan Dewa tidak lagi bisa melihat Saya.
Lalu, saya menggunakan ilmu kedua yaitu “Hu Biji Dadu Penurut" Saya membaca mantra biji dadu mendengar perintah, "Jie Di Mi Di. Mi Jie La Di" sebanyak 7 kali.
Saya berjalan di belakang Xia Jing.
Xia Jing mengeluarkan 200 yuan untuk berjudi.
Bandar judi menolak, "Tidak bisa, 200 yuan terlalu sedikit."
Xia Jing memohon, "Sekali saja. "
"Baiklah." Bandar memasukkan biji dadu ke dalam kotak.
Setelah digoyang-goyang, diletakkan lagi.
Saya memberitahu Xia Jing, "Pilih angka 3." Xia Jing menuruti Saya.
Setelah penutup dibuka, ternyata memang tiga titik.
Bandar kalah. Xia Jing bermodal 400 yuan sekarang. Saya menyuruhnya memasang angka 6. Begitu penutup dibuka, ternyata memang '6'. Bandar jadi penasaran. Permainan berlangsung terus. Biji dadu menuruti apa kata Saya. Bila Saya katakan berapa titik, maka itulah yang keluar.
Xia Jing menang berjuta-juta.
Wajah bandar sudah seperti tanah, "Kurang ajar, ada setan!"
Dalam hati saya berpikir, "Kalianlah setannya. Lucu sekali!"
Bandar menukar biji dadu dan kotak. Hati nya penasaran.
Menurut cara bandar menggoyang kotak, seharusnya muncul 1 titik. Tetapi, bisa berubah menjadi 5 titik. Digoyang supaya muncul 4 titik, jadinya 1 titik. Bandar penasaran tapi tak habis pikir.
Hasil yang dimenangkan Xia Jing selain melunasi semua hutangnya, juga membuat Kuil Setan Judi bangkrut total. Semua harta Kuil Setan Judi menjadi miliknya. Semua karyawan menjadi anak buahnya. Semua setan judi yang ikut berjudi melawannya kalah habis-habisan. Xia Jing menjadi kava raya, berteriak kegirangan.
Saya mulai mengajari Xia Jing berlatih Tantrayana.
Tahap awal: tahap pembersihan, berlindung dan membangkitkan Bodhicitta, membersihkan karma buruk diri sendiri, mendapatkan dukungan Dharmapala Pelindung, menumpuk pahala sehingga cepat memperoleh adisthana (pemberkatan) Vajra Master.
Tahap inti: menggunakan api kundalini membakar pikiran keserakahan, menggunakan ilmu tubuh ilusi melenyapkan segala khayal dan kerisauan batin, menggunakan ilmu mengamati mimpi untuk membersihkan pandangan, menggunakan Ilmu Cahaya Suci untuk mencapai Tanah Suci yang bersih dan terang.
Tahap akhir: membangkitkan maha prasetya dan melimpahkan jasa.
Mengingat Xia Jing bertubuh roh, asalkan memiliki keyakinan yang kuat, maka akan mendapatkan rahasia keberhasilan roh.
Inilah: Jati Diri pada dasarnya tidak terlahir, Budhata sejati tidak asli dan juga tidak palsu, segalanya. bagaikan bayangan bulan di dalam air, kokoh seperti demikian, maka dapat berlatih yang sejati.
Tak Saya sangka, ternyata motivasi Xia Jing terfokus pada "ilmu biji dadu penurut". Saya bersusah-payah mengajarinya meditasi dengan penuh konsentrasi. Namun, hatinya menerawang, tidak bisa kokoh.
Xia Jing berkata, "Saya tidak mau pergi ke negri Buddha yang bersih. "
"Apa?" Saya terpaku.
"Saya ingin berlatih Tantrayana."
"Oh ... " Saya merasa lega.
"Saya hanya ingin berlatih ilmu biji dadu penurut."
"Eh ... " Saya tersentak. Inilah yang disebut sulitnya menolong para insan. Bukan hanya manusia yang bisa serakah, roh hantu pun bisa. Bedanya hanyalah hantu tidak lagi dibelenggu oleh tubuh fisik. Tetapi, mereka tetap memlhkl karma masa'iampau, tetap melekat.
"Benar-benar sifat berjudi sulit diubah," saya menghela napas.
Xia Jing berlutut di hadapan Saya dan berkata, “Disaat saya berjudi, hati dan konsentrasi saya terfokuskan. Apapun tldak lagl penting. Saat menang, senangnya tak bisa saya uraikan dengan kata kata. Mohon mengajarkan saya ilmu biji dadu penurut."
"Kau tidak cocok berlatih ilmu itu," kata saya. "Siapa yang cocok?"
"Saya."
"Mengapa?"
"Sebab Saya bisa mengendalikan diri. Saya tidak sembarang menggunakan ilmu itu. Saya hanya menggunakannya untuk tujuan menyelamatkan umat seperti dalam kasusmu."
"Kau menolak mengajari saya ilmu itu?" '
"Ya."
"Kalau kau tidak mau mengajari saya ilmu itu, saya akan pergi."
"Pergi kemana?" "Kuil Shi Gong."
Sungguh memusingkan berurusan dengan setan judi: Itulah alam neraka yang sempit dan picik. Niat judi yang menjeratnya ternyata lebih besar dari niat untuk transmigrasi ke surga, membuat saya sedikit tidak mengerti.
Sesungguhnya, Kuil Setan Judi bukan hanya ada di alam neraka. Bukankah KASINO di dunia manusia pun merupakan KuiI Setan Judi?
Putri Xia Jing datang lagi mencari saya, "Apakah ayah sudah berhasil diselamatkan?"
"Belum." "Mengapa?" "Tidak bisa."
"Jadi ayah masih berada di Kuil Setan Judi?"
"Sifat berjudi nya sangat kuat. Saya tidak sanggup mengatasinya."
Xia Hui berkata terus-terang, "Ayah sudah menganggap berjudi seperti nyawanya sendiri. Saat menjelang ajal, ayah bahkan berpesan agar barang-barang judinya dimasukkan ke dalam peti mati nya sampai penuh."
0 Comment:
Post a Comment