Ringkasan :
Hanya mendengar ucapan Kakek Guru : "Aku sedang membantumu menyaring siswa..."
Orang yang memandang Zhenfo Zong sebagai aliran sesat, sesungguhnya batin mereka sendirilah yang telah terlebih dahulu menyimpang , sehingga memandang yang lain semua adalah sesat.
Coba Anda lihat sadhaka agung di masa lampau, siapa yang gemar menjelek-jelekkan yang lain ? Seorang sadhaka agung tidak pernah memfitnah, mereka berkonsentrasi untuk membina diri masing-masing.
Mahaguru kita Dharmaraja Lian-sheng, Sheng-yen Lu, adalah orang yang sangat tulus , bicaranya juga sangat terus terang, tidak pernah membohongi siswa. Seperti Sadhana Tantra yang ditransmisikan oleh Mahaguru, asalkan Anda bertekad menekuninya dengan konsisten dan sungguh-sungguh, maka Anda pasti akan memperoleh realisasi.
Satu bulan lagi, akan genap 21 tahun saya telah melakukan pelayanan di Vihara Vajragarbha Rainbow. Saya adalah orang China Daratan , orang Cina Daratan sangat realistis ; Apalagi saya adalah orang bagian Timur Laut yang pembawaannya terus terang, saya bisa menetap demikian lama , ini membuktikan bahwa Mahaguru sungguh merupakan Guru yang baik, sebab saya yang selama ini telah belajar Buddhisme di samping Mahaguru , sangat jelas dan memahami Beliau. . .
Apakah Dharma Tantra Zhen-fo ada kesalahannya ? untuk hal ini tidak pernah ada yang menyerang, apalagi banyak orang yang telah menekuninya dan memperoleh respon spiritual dan yukta.
*** *** *** ***
Meskipun mengatakan hal tersebut, Vajra Acarya Shi Lian-yin dengan tulus mengungkapkan : "Hanya saja, karma buruk memfitnah Buddha sangat berat ! Kemunculan Bumi Dharmapala Satya-buddha bukanlah bertujuan untuk saling bertikai dengan pihak lawan, tujuan terpenting adalah untuk memberikan pengajaran kepada pihak lawan, ini merupakan penerapan maitri-karuna Buddha Bodhisattva. Mengharap supaya mereka tidak terus melakukan hal semacam itu, terlampau banyak berbuat karma buruk dan menghancurkan nyawa kebijaksanaan diri sendiri."
Vajra Acarya Shi Lian-ning yang barusan menjabat sebagai kepala bagian bendahara True Buddha Foundation yang ke 4 ini, berasal dari Harbin, dulu beliau adalah seorang wakil pimpinan PACIFIC DEVELOPMENT COMPANY LIMITED dari Cina yang ditugaskan untuk menetap di Guam. Pada 1991 beliau bersarana pada Zhen-fo Zong, kemudian tahun berikutnya beliau menerima upasampada dari Dharmaraja Lian-sheng, menjadi seorang bhiksu pertama yang menerima sertifikat dari Zhen-fo Zong, dan menetap di Vihara Vajragarbha Rainbow di Seattle ( Dulunya adalah Rainbow Villa ). Selama bertahun-tahun ini, di Vihara Vajragarbha Rainbow, Acarya meneladani semangat kerja keras dalam bhavana yang dipraktekkan oleh Guru Milarepa, beliau bangun pagi setiap jam 5:30 dan tidur tiap malam jam 10:30. Seharian penuh digunakan untuk menekuni Sadhana Tantra Zhen-fo, dari Guru-yoga sampai enam kali pelatihan pembangkitan kundalini, Badrakumba Pranayama, anasrava dan lain sebagainya , sampai saat ini mampu menahan nafas selama 3 menit ; Kemudian satu hal lagi yang perlu diketahui, sudah lama beliau telah menyelesaikan seribu kali Api Homa Acalanatha Vidyaraja.
Mendengar ada orang yang bermaksud jahat memfitnah Zhenfo Zong, memfitnah Mahaguru Buddha, Acarya Shi Lian-yin angkat suara : "Apakah pilihan dan keputusan saya lebih buruk daripada orang-orang tersebut ? Saya adalah seorang yang sangat mempunyai pandangan." , "Satu bulan lagi, genap sudah 21 tahun saya menetap di Vihara Vajragarbha Rainbow, saya adalah orang China mainland, orang China Mainland sangat realistis, apalagi saya adalah orang bagian Timur Laut yang bersifat terus terang, saya bisa memberikan pelayanan demikian lama, ini membuktikan bahwa Mahaguru sungguh merupakan Guru yang baik. Dharmaraja Lian-sheng , Sheng-yen Lu adalah Guru yang sangat baik ! Kita semua sangat memiliki pandangan yang baik dan memiliki Prajna, sedangkan mereka yang meninggalkan Mahaguru adalah orang yang tidak memiliki pandangan baik."
Sungguh, Acarya Shi Lianyin merupakan salah seorang Dharmapala yang telah membabarkan Dharma demikian lama, telah melihat banyak hal dan yang mengenal paling dalam , serta paling memiliki kepantasan untuk bicara.
"Orang-orang yang memandang Zhen-fo Zong sebagai aliran sesat, sesungguhnya batin mereka sendirilah yang terlebih dahulu telah ada penyimpangan, barulah dia melihat orang lain sebagai sesat." Acarya Lian-yin memberikan contoh, Buddhisme mengajarkan : "Maha-maitri pada yang tidak berafinitas sekalipun. Maha-karuna menolong para insan seperti menjaga diri sendiri." Mahaguru juga memberikan tuntunan tanpa membeda-bedakan, dikarenakan para insan mempunyai Sifat Kebuddhaan, maka sekalipun pada seorang narapidana dan wanita tunasusila, Mahaguru tetap menuntun mereka. Semua ini hanyalah sebuah perubahan nidana dalam ruang dan waktu. Acarya berpendapat : "Sebagian kecil orang yang keluar dari Zhen-fo Zong dan kemudian balik menyerang, ini membuktikan bahwa di dalam sekte mereka ingin memperoleh sesuatu namun tidak berhasil memperolehnya, sehingga timbullah kebencian mereka." , " Saya lihat beberapa orang tersebut sungguh patut dikasihani, sebab seorang sadhaka sejati seharusnya tiada mengejar hal-hal fana tersebut, hanya berkonsentrasi pada bhavana diri, untuk apa masih meributkan apa yang bisa dan tidak bisa dikuasainya. Coba Anda lihat sadhaka agung di masa lampau, mana yang gemar menjelek-jelekkan orang lain ? Sadhaka Agung tidak pernah memfitnah orang lain, mereka hanya berkonsentrasi pada bhavana masing-masing, atau bahkan justru mereka sendiri yang menerima fitnahan orang." , "Buat apa oknum-oknum itu demikian ribut ? Sebab itu semua sama sekali tidak mempengaruhi Mahaguru, namun dikarenakan hati Bodhisattva maitri-karuna, tidak tega melihat mereka terus berbuat karma buruk menambah banyak penderitaan tumimbal lahir, maka masih berharap untuk menuntun mereka."
Menurut pengamatan mendalam dari Acarya Shi Lianyin selama bertahun - tahun ini, sungguh merupakan sebuah berkah karunia yang sangat agung sehingga dalam kehidupan saat ini dapat berjumpa dengan Mahaguru, ini juga merupakan berkah karunia yang hendaknya dihargai dengan sebaik-baiknya. Acarya memberitahukan pada semua Saudara/i Sedharma : "Mahaguru kita Dharmaraja Lian-sheng, Sheng-yen Lu, adalah orang yang sangat jujur apa adanya, ucapan beliau jujur, sama sekali tidak pernah menipu siswa. Seperti sadhana Tantra yang ditransmisikan oleh Mahaguru, asalkan Anda bertekad menekuninya dengan konsisten, maka pasti Anda memperoleh realisasi, dengan demikian membuktikan kesejatian bimbingan dan ajaran Mahaguru. Oleh karena itu asalkan Anda menekuni Sadhana Tantra Zhenfo dengan dibarengi ketaatan pada sila, maka akan timbul respon spiritual yang sangat agung, pasti akan berhasil. Saya sendiri merupakan saksi yang masih hidup." , "Kembali mengamati oknum-oknum yang memfitnah Zhenfo Zong, mereka sama sekali tidak menekuni Sadhana Tantra Zhenfo , bahkan ada yang menyebut dirinya sendiri telah mencapai pencerahan, tapi kebenciannya sangat pekat, sungguh beda jauh sekali."
Acarya Shi Lianyin melanjutkan : "Hati Mahaguru sangat lembut, tidak peduli siswa memohon apa, Beliau selalu berusaha memenuhinya. Mahaguru juga merupakan seorang yang memiliki Dharmabala yang sangat agung, namun Beliau tidak pernah mempertunjukkan diri sendiri. Beberapa tahun ini Mahaguru banyak mentransmisikan metode - metode berharga yang disesuaikan dengan akar pembawaan para insan demi memberikan manfaat pada insan luas, namun semua pujana bagi transmisi Sadhana dan abhiseka adalah sukarela." , "Di dunia ini, dimana lagi Anda bisa berjumpa dengan seorang Guru yang demikian maitri-karuna, penuh kesejatian dan tanpa ego membaktikan diri bagi para insan ?" Acarya berharap supaya semua mau bertanya sejenak pada diri masing-masing, "Oleh karena itu, jangan sampai telah memperoleh ini semua dengan mudah namun masih saja berbuat karma buruk,"
Meskipun Acarya Shi Lian-yin dihormati sebagai seorang siswa senior yang terhormat di Zhen-fo Zong, namun beliau senantiasa ingat ajaran bahwa : "Satu hari menjadi Guru, maka seumur hidup siswa hendaknya memperlakukan beliau sebagai bapa kebijaksanaan diri sendiri." senantiasa menjaga perilaku dan sikap , mentaati sila dan aturan, serta tidak mau sembarangan mengacuhkan pengendalian diri.
Mengenai fitnahan dari luar mengenai sikap Gurudara terhadap Mahaguru, Acarya mengatakan : "Gurudara sangat mendukung Mahaguru, bahkan dalam banyak Dharmadesana Mahaguru meneguhkan bahwa seumur hidup Gurudara merupakan orang yang paling berkemampuan dalam melayani Mahaguru. Jangan terlampau menghiraukan gosip di luaran, lihatlah kenyataan sampai saat ini, Gurudara masih terus teguh menyertai Mahaguru, ini sudah merupakan bukti bahwa Mahaguru merupakan seorang Guru yang paling pantas untuk didukung."
Mengenai berbagai macam fitnahan dari luar, Acarya memberikan sebuah contoh mengenai kenapa Kakek Guru mengatakan hal yang sebaliknya dibelakang Mahaguru, "Saat itu ada umat yang pergi pada Kakek Guru, dan bertanya kepada Kakek Guru , apakah Mahaguru adalah Buddha ? Kemudian Kakek Guru menjawab : "Sheng-yen Lu Buddha apa ? Buddha palsu." Mendengar ini, beberapa siswa langsung luntur keyakinannya. Kemudian Mahaguru bertanya kepada Kakek Guru kenapa dibelakang berkata seperti itu, Kakek Guru hanya mengatakan : "Aku sedang membantumu dalam menyaring siswa !" Acarya juga mengingatkan semua Saudara/i Sedharma : "Saat Mahaguru menyepi selama 3 tahun merealisasi Kebuddhaan, siapakah yang melayani disamping Mahaguru ? Siapa diantara kita para siswa yang ada disamping Mahaguru untuk mendukung Mahaguru dalam merealisasi Kebuddhaan ? Tidak ada, hanya ada Gurudara. "," Mahaguru adalah Guru, sedangkan Gurudara adalah Ibu Guru, Beliau semuanya adalah senior kita, dan yang junior sama sekali tidak berhak untuk mengkritik. Ini barulah siswa yang baik."
Ada sebuah pepatah " Saat Anda hanya ingin menjelek-jelekkan seseorang, tidak perlu mencari sebuah dalih yang tepat." , diantara ombak fitnahan pada Zhenfo Zong, para pemfitnah hanya mengulang-ulang seputar masalah wanita, prediksi yang tidak tepat dan menduplikasi "Kitab Perkumpulan Muasal Lima Pelita."
Acarya Shi Lian-yin menjelaskan : "Oleh karena itulah, itu menandakan batin yang mendiskriminasi. Saat batin seseorang dalam kondisi tidak benar, maka ia akan melihat segala sesuatu dengan tidak benar, saat batinnya penuh hal-hal amoral, maka ia akan melihat segala sesuatu dengan pandangan amoral. Jika batin dalam kondisi benar, sama sekali tidak ada masalah apapun. Mata mereka hanya melihat wanita, padahal sesungguhnya disamping Mahaguru juga banyak umat pria yang senantiasa menyertai. Guru Leluhur Tantra, Padmasambhava dan Milarepa, dulu juga banyak disertai oleh umat wanita, kenapa hanya mempermasalahkan Mahaguru. Apalagi permasalahan beberapa siswa wanita itu hanya seputar kedengkian dan perebutan hal yang tidak berguna. Sesungguhnya bagi para siswa wanita yang benar-benar meneladani Mahaguru, Mahaguru telah menggunakan cara yang sangat terang dalam menuntun mereka menapaki jalan bhavana, banyak orang yang saat ini sangat baik dalam bhavananya, hal ini terlihat oleh kita."
Selain itu, Mahaguru menulis "Kitab Perkumpulan Muasal Lima Pelita." termasuk dalam buku mengenai paramarthasatya, sesungguhnya juga merupakan sebuah upaya kausalya, demi menuntun para insan melebur dalam Buddha-jnana. Acarya Shi Lianyin mengharap supaya para pemfitnah memperluas pandangannya,jangan hanya bisa mengada-ada. Sesungguhnya hal yang patut memperoleh perhatian adalah : Apakah Sadhana Tantra Zhenfo terdapat hal yang keliru ? Selama ini tidak ada orang yang menyerang hal ini, apalagi yang terpenting adalah banyak orang menekuni sadhana ini dan memperoleh kontak spiritual, dan memperoleh yukta. "Mohon tanya, Guru mana yang berani menjamin asalkan sehari bersadhana sekali pasti dapat terlahir di negeri Buddha ? Atau dengan menjapa Mantra Hati Guru 8 juta kali, maupun Mantra Mahamayuri Vidyarajni 600 ribu kali, dijamin terlahir di Negeri Buddha ? Hanya di Zhenfo Zong !"
Acarya Shi Lianyin menyatakan, yang paling utama dalam bhavana adalah merealisasi pembebasan final, kemudian kembali untuk menuntun insan, mengenai metode-metode lainnya, termasuk iddhi (kekuatan spiritual), semua itu hanyalah upaya kausalya sesaat. Saat Sakyamuni Buddha menetap di dunia, di dunia juga banyak terjadi bencana, namun di dalam sutra juga tidak ada prediksi tersebut, sebab semua itu bukanlah hal yang final, apa yang sepatutnya terjadi di dunia fana, pasti akan terjadi, ini merupakan karma bersama. Oleh karena itu hal-hal semacam itu tidak bisa digunakan untuk memutuskan apakah Mahaguru adalah Buddha sejati atau Buddha palsu. Segalanya hanya sebuah upaya kausalya, tidak ada hubungannya dengan mencapai atau tidak mencapai Kebuddhaan. Meskipun ada kalanya Mahaguru akan memberikan pernyataan, namun tujuan utamanya adalah memberikan keyakinan lebih banyak pada para insan, hanya untuk menambah faktor pendukung bhavana.
Mahaguru Dharmaraja Lian-sheng pernah mengatakan : Pujana terbesar adalah ketekunan bhavana.
Acarya Shi Lian-yin mengharap supaya saudara/i Sedharma Satyabuddha tidak terpengaruh gangguan tersebut, pandanglah hal tersebut sebagai ujian, terus berbhavana dengan sepenuh hati, maka kita semua pasti dapat mencapai realisasi.Terhadap para pemfitnah, Acarya mengharap supaya mereka juga dapat menghargai nyawa kebijaksanaan diri sendiri, jangan setiap hari batin terus demikian terombang ambing tak terkendali. Kita semua memiliki afinitas dengan Buddha, maka konsentrasilah untuk menghayati sutra Buddha, Dharma, dan menginsafi apakah tujuan sebenarnya diri sendiri terlahir di dunia ini ? yang terutama adalah melatih diri sendiri dengan sebaik-baiknya, jangan menghamburkan masa kehidupan yang demikian berharga, dan jangan menyia-nyiakan afinitas dengan Mahaguru.
Pada akhir 2011, Mahaguru telah selesai dengan sempurna dalam mengulas Sutra Altar Patriak ke 6, tiap aksara di dalamnya adalah Prajna, tiap kalimat di dalamnya sangat mendalam menuntun insan untuk berkontemplasi. Acarya Shi Lianyin mengambil contoh ucapan Patriak ke Enam : "Tidak berpikir bajik , tidak berpikir jahat." ini bermakna wajah sejati kita, semoga semua tekun dalam bhavana, masing-masing tekun melakukan perenungan Dharma. Disini, penulis juga ingin berbagi satu kalimat kepada para pembaca yang berjodoh. Suatu ketika Patriak ke 6 Huineng berjumpa dengan Patriak ke 5 Hongren dan berkata : "Batin siswa senantiasa melahirkan Prajna.". Maknanya adalah para insan merupakan Guru ku, termasuk pepohonan, bunga, rumput dan lain sebagainya, segala kondiri yang bersentuhan dengan enam indera, berjumpa apapun dimanapun, semua itu adalah Guru, dengan demikian barulah terbuka Prajna di hati. Namun bagaimana dengan insan fana ? saat enam indera bersentuhan dengan segala hal diluar, hanya menghasilkan kerisauan, terjerumus dalam keserakahan, kecintaan dan timbul kerisauan ; Jika tidak sesuai dengan keinginan sendiri, maka timbul kebencian, dari kebencian timbul kerisauan. Disinilah letak perbedaan antara awam dengan suciwan.