Loading...

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, July 22, 2011

CARA BUDDHISME MEMANDANG AGAMA LAIN

CARA BUDDHISME MEMANDANG AGAMA LAIN




Agama bukanlah sekedar sistem kepercayaan yang berpusat pada Tuhan sang pencipta. itu adalah definisi terbatas dari agama, dan tidak semua pemuka agama akan mendefinisikan dengan cara yang sama. Tetapi, itu adalah sistem kepercayaan yang bertujuan untuk menolong orang dalam kehiduan ini dan yang akan datang, dan untuk memajukan kemanusiaan. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa Buddhisme adalah agama karena idak setiap orang mempunyai kecenderungan dan minat yang sama. Sang Buddha mengajarkan berbagai macam cara untuk orang-orang yang berbeda. Demikian pula mengapa Yang Mulia Dalai lama mengatakan bahwa sangat baik dengan adannya berbagai macam agama di dunia. Seperti halnya satu jenis makanan tidak akan menarik bagi semua orang, satu agama atau kepercayaan tidak akan memuaskan kebutuhan setiap orang, Oleh karena itu, sangatlkah baik terdapat berbagai macam agama di dunia. Beliau menerimanya dengan senang hati.

Akhir-akhir ini, banyak terjadi dialog dan interaksi antara umat Buddha dengan pemeluk agama lainnya. Mereka saling menghargai. Dalai lama sering bertemu dengan Paus. Pada suatu pertemuan yang dilaksanakan di Assisi, Italia dimana Sri Paus mengundang semua pemimpin-pemimpin agama di dunia. Sekitar 150 wakil agama hadir. Dalai lama duduk dekat Sri Paus dan diberi kehormatan untuk memberikan pidato yang pertama. Pemimpin-pemimpin agama yang lain juga menunjukkan penghargaan yang tertinggi terhadap Buddhisme. Pada konferensi itu, mereka mendiskusikan topik yang umum pada setiap agama, seperti moralitas, cinta dan kasih sayang. Orang-orang yang sangat bersemangat dengan kerja sama, keserasian dan penghargaan yagn setara yang dirasakan oleh para pemimpin agama yang berlainan.

Tentu saja, jika kita mendiskusikan metafisik dan teologi, akan terdapat perbedaan-perbedaan. Tidak ada jalan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan itu. Tetapi hal itu tidak berarti kita harus bedebat dengan sikap seolah-olah "Ayahku lebih kuat daripada Ayahmu," itu adalah sifat kekanak-kanakan. Adalah lebih baik untuk melihat segala sesuatunya dengan sewajarnya. Semua agama di dunia adalah untuk mencari kemajuan perdamaian dunia dan untuk membuat hidup menjadi lebih baik dengan jalan mengajarkan kepada orang-orang untuk mengikuti tingkah laku yang etis. Dengan cara ini, orang-orang tidak menjadi terperangkap pada sisi material dari kehidupan, dan hidup mereka dapat diseimbangkan antara kemajuan material dan spritual.

Adalah baik jika semua agama bekerja sama untuk memajukan situasi dunia. Kita membutuhkan tidak hanya kemajuan material, tetapi juga kemajuan spiritual. Jika kita hanya menekankan aspoek material dari kehidupan, maka berarti membuat "bom" untuk membunuh setiap orang yang merupakan hasil anggapan terbaik. Tetapi jika berpikir dengan cara humanistik atau spiritual, maka kita akan waspada terhadap rasa takut dan problem-problem lain yang muncul sebagai akibatnya, dan kita mencari keseimbangan antara keduanya. Jika kita hanya berkembang secara spritual dan tidak mempedulikan sisa material, maka manusia akan lapar, dan hal itu juga tidak akan baik. Kita membutuhkan keseimbangan.

Sekarang terdapat banyak interaksi antara agama-agama di dunia dan banyak hal yang dapat digotong-royongkan. Sebagai contoh banyak terdapat interaksi antara umat Buddha dna Kristen. Umat Kristen Katolik dan sebagainya belajar teknik-teknik konsentrasi dan meditasi dari Buddhisme. Banyak pendeta-pendeta Kristen, pastur-pastur, rahib, dan suster datang ke Dharmasala, India, untuk belajar teknik-teknik konsentrasi dan meditasi dan bagaimana mengembangkan cinta dengan tujuan untuk membawanya ke tradisi agama mereka. Beberapa umat Buddha telah mengajar di seminari-seminari (sekolah tinggi) katolik.

Dalam agama kristen, dikatakan bahwa kita harus mencintai setiap orang, tetapi tidak dikatakan bagaimana melakukannya, Buddhisme sarat kaya akan teknik-teknik mengembangkan cinta kasih. Agama kristen dalam tingkatannya yang paling tinggi adalah terbuka untuk mempelajari teknik-teknik ini dari agama Buddha. Hal ini tidak berarti bahwa mereka semua akan menjadi Buddhis, karena tak seorangpun yang dapat mengubah orang lain. Teknik-teknik ini dapat diadaptasikan dalam agama mereka sendiri untuk membantu mereka menjadi umat kristiani yang lebih baik.

Demikian juga, umat Buddhis tertarik dalam beberapa hal dari kekristenan terutama yang berhubungan dengan pelayanan sosial. Beberapa tradisi Kristiani menekankan pada pastur dan susternya untuk terlibat dalam pengajaran, dalam pekerjaan dari rumah-rumah sakit, merawat orang-orang jompo, dan lain-lain. Walaupun beberapa dari layanan masyarakat ini telah berkembang di beberapa negara Buddhis, namun hal ini belumlah berkembang di semua negara Buddhis karena alasan-alasan sosial dan geografis. Ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari oleh umat Buddha dari orang-orang Kristiani. Dalai Lama sangat terbuka dalam hal ini. Bukan berarti bahwa umat Buddha akan menjadi Kristiani. Tetapi, ada aspek-aspek tertentu dari pengalaman Kristiani yang dapat dipelajari umat Buddha. Dan ada hal-hal lain dari pengalaman umat Buddha yang dapat dipelajari oleh umat kristiani juga. Dengan cara ini, ada forum terbuka diantara semua agama di dunia, yang didasari oleh penghargaan yang tinggi terhadap satu dengan lainnya.

Sering kali interaski antara agama adalah para tingkat yang tertinggi, dimana orang-orangnya terbuka dan tidak mempunyai prasangka. Adalah pada tingkat yang lebih rendah dimana orang-orangnya merasa tidak aman dan mengembangkan mental yang rendah. Contohnya pada suatu Tim sepakbola yang berusaha mengalahkan/ menyingkirkan tim lainnya. Maka terjadilah pertarungan antar tim. Hal ini sangat menyedihkan jika terjadi dalam lingkungan keagamaan, baik itu terjadi antar agama atau antar tradisi-tradisi (aliran) Buddhis yang berbeda.

Sang Buddha mengajarkan metode-metode yang bermacam-macam dan semuanya bekerja serasi untuk menarik orang-orang dari tipe yang berbeda-beda. Oleh karena itu, adalah sangat penting untuk tidak mempunyai sekte, baik terhadap agama lain maupun dalam Buddhisme itu sendiri. Jika kita melihat pada pemimpin-pemimpin besar, pada level yang tertinggi, kita melihat bahwa mereka tidak mempunyai sikap kompetitif atau prasangka buruk terhadap lainnya. Sikap yang demikian ini hendaknya dimiliki oleh semua umat Buddha dari seluruh lapisan.

Sadhu... Sadhu..... Sadhu.....

( Dikutip dari Dharma Prabha No.23/Jan/'95)





Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia

14 PEDOMAN BAGI UMAT BUDDHA

14 PEDOMAN BAGI UMAT BUDDHA
by : Thich Nhat Hanh


1. Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi , termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan Buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2. Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalahkebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.


3. Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.


4Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.


5Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Janganmenjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.


6Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.


7. Jangan larut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.


8. Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan danmenyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.


9. Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untukmempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebabkan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun. Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan,meskipun bisa membahayakan diri anda.


10. Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, ataumengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.


11. Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam.Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.


12. Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.


13. Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.


14. Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untukmerealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjaga kebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.


From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax Press, Berkeley, California.
Sumber: http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.html

14 PEDOMAN BAGI UMAT BUDDHA
by : Thich Nhat Hanh


1. Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi , termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan Buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2. Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalahkebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.


3. Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.


4Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.


5Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Janganmenjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.


6Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.


7. Jangan larut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.


8. Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan danmenyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.


9. Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untukmempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebabkan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun. Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan,meskipun bisa membahayakan diri anda.


10. Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, ataumengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.


11. Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam.Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.


12. Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.


13. Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.


14. Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untukmerealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjaga kebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.


From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax Press, Berkeley, California.
Sumber: http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.html

14 PEDOMAN BAGI UMAT BUDDHA

14 PEDOMAN BAGI UMAT BUDDHA
by : Thich Nhat Hanh


1. Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi , termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan Buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2. Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalahkebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.


3. Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.


4Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.


5Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Janganmenjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.


6Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.


7. Jangan larut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.


8. Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan danmenyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.


9. Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untukmempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebabkan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun. Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan,meskipun bisa membahayakan diri anda.


10. Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, ataumengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.


11. Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam.Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.


12. Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.


13. Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.


14. Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untukmerealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjaga kebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.


From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax Press, Berkeley, California.
Sumber: http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.html