Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu
Pernah Aku mendengar beberapa Guru Esoterik mengkritik Guru Eksoterik: ' Bisakah anda menjadi Budha hanya dengan melafalkan Nama Budha dan bernyanyi? Jalan masih panjang!' Beberapa Guru Eksoterik mengkritik Guru Esoterik: 'Anda mempraktekkan semua jenis cara aneh dan ganjil. Anda mengatakan anda memancarkan cahaya. Benarkah itu?' Karena Ajaran Eksoterik dan Esoterik mengajarkan metode yang berbeda, tak terelakkan adanya salah faham diantara kedua madzhab itu, dan penolakan serta kritik tak terhindarkan dari guru-guru yang tidak mengerti makna hakiki dari masing-masing Ajaran.
Aku akan menjelaskan perbedaan antara kedua madzhab, dalam hal kekuatan dalam dan kekuatan luar.
Bagi sadhana Esoterik, anda menjadi Budha dalam hidup kali ini juga, kebanyakan dengan kekuatan-dalam ditambah sedikit Kekuatan Luar.
Bagi sadhana Eksoterik, anda memperoleh kelahiran di Tanah Suci Budha kebanyakan dengan Kekuatan Luar, ditambah sedikit kekuatan-dalam.
Terlebih lagi, Budha Dharma selalu menganggap Ajaran Tao sebagai menyimpang (menyembah dewa dan hantu), yang bukan perbuatan yang benar. Sadhaka Tao juga ada perbedaan tingkatan. Tingkatan tertinggi adalah Dewa Emas, dibawahnya adalah Dewa Langit, yang dibawahnya lagi Dewa Bumi, dan dibawahnya lagi adalah Dewa Hantu. Dewa Emas setara dengan Empat Makhluk Suci, juga diluar lingkaran alam tumimbal lahir. Budha dan Tao mempunyai alam yang sebanding. Dewa Langit dalam Tao adalah berbagai Dewa di Sorga dalam Budha, Dewa Bumi dalam Tao adalah para Dewa yang tinggal di dunia ini, sementara Dewa Hantu (鬼仙) adalah para dewa di semua alam.
Di dalam jalan manapun sadhana anda, selama pikiran benar dominan dan menguasai dan pikiran terfokus dapat memancarkan cahaya, meditasi anda akan mendapatkan berkat Kekuatan Luar, sehingga mencapai Pencerahan. Latihan sesuai dengan Ajaran pasti akan menghasilkan respon. Ini yang Aku garisbawahi untuk memberitahukan pada para pembaca. Sebabnya adalah semua Budha adalah baik hati dan welas asih; jika Mereka tidak memberkati dan merangkul mereka yang berlatih dengan tulus, bagaimana Mereka bisa mengatakan mempunyai kebaikan dan welas asih paling agung?
Guru Esoterik berkata, 'untuk menjadi Budha dalam hidup kali ini juga' adalah langsung, sedangkan 'terlahir dengan karma di Tanah Suci' adalah ajaran tidak langsung. Namun, dalam mempraktekkan ajaran Esoterik, kita juga memerlukan Kekuatan Luar untuk adhistana. Aku akan menuliskan ini dalam bab berikutnya. Yang mendiskusikan adhistana Kekuatan Luar di Tanah Suci.
Madzhab Tanah Suci dibawa ke China oleh biksu India Budhacinga (232-348) di jaman Dinasti Jin Timur dan Dinasti Utara dan Selatan. Pertama-tama Ia ajarkan Ajaran-Nya kepada Tao An, kemudian Master Hui Yuan (334-416) mendirikan madzhab itu. Ketika Master Hui Yuan sedang membaca Sutra di Loteng Sutra, Ia menemukan Sutra Amitabha versi pendek. (Yang asli sangat panjang: Sutra yang dilindungi semua Budha yang memuji pahala takterbayangkan dari Tanah Suci.) Sutra itu bercerita tentang kelahiran di Tanah Suci dengan melafalkan Nama Budha. Master Hui Yuan percaya inilah cara paling mudah, dan Ia mendirikan Madzhab Tanah Suci untuk melatih itu.
Amitabha Sutra berkata: 'Sariputra, jikalau seorang pria atau wanita berbudi mendengar tentang Amitabha, dan melafalkan Nama-Nya selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari atau tujuh hari, sepenuh hati dan pikiran, ketika orang itu meninggal, Amitabha dan para Budha lainnya akan muncul di hadapannya; jika pikiran orang itu tidak bingung, ia akan dapat terlahir di Tanah Suci Sukhavati Amitabha.
Paragraf ini dalam Amitabha Sutra membuat para sadhaka percaya bahwa Jalan Tanah Suci sangatlah mudah, dan karena itu, Madzhab Tanah Suci berkembang. Sebab kedua adalah Jalan Tanah Suci dapat dilatih oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, mengandalkan lebih kepada pemberkatan Kekuatan Luar daripada kekuatan sendiri. Hal ini membuat Jalan ini sangat mudah digunakan.
Namun, Aku percaya adalah juga sangat sulit melatih Ajaran Tanah Suci. Kesulitan terletak pada 'pikiran tidak bingung' dan 'sepenuh hati dan pikiran'. Saat kita meninggal, enam kerabat yang ditinggal pasti akan datang menjenguk kita, setan yang dihasilkan oleh karma kita juga akan datang menjemput kita, dan yang terutama adalah anggota keluarga kita akan menangis dan meratap. Dengan keadaan seperti itu, sedikit saja orang yang dapat menjaga pikirannya tidak bingung dan mengatasi semua gangguan pikiran. Meskipun kita katakan Pintu Dharma ini mudah digunakan, adalah tidak mudah terlahir di Tanah Suci Budha tanpa kekuatan konsentrasi yang besar.
Kekuatan apa yang kita perlukan untuk tidak terganggu pikiran dan tidak bingung? Tak lain dan tak bukan adalah kekuatan samadhi. Itulah sebabnya Aku berkata jika anda tidak melatih kekuatan samadhi, pikiranmu akan bingung dan terganggu, membuatnya sulit pergi ke Tanah Suci Barat.
Sebenarnya, di Tanah Suci Barat, terdapat 36 triliun 119.500 Amitabha dengan Nama yang sama. Di Tanah Suci Budha, ada empat Tanah dan sembilan tingkat, sesuai dengan sembilan tingkat aspirasi Tanah Suci Amitabha. Yang tertinggi adalah Tanah Luar, Cahaya Keheningan, tinggal Mereka yang mencapai Pencerahan Sempurna (tingkat 13), dan Pencerahan Menakjubkan (tingkat 12) tinggal --itulah Tanah para Budha. Tingkat tertinggi berikutnya adalah 'Tanah Tiada Halangan sebagai pembalasan sejati bagi pelatihan meditasi', dimana Mereka dengan Pencerahan Persamaan tinggal (tingkat 8, 9, 10, 11). Berikutnya adalah 'Tanah yang dibangun sementara bagi Mereka yang telah menghancurkan kejahatan nafsu besar, sehingga mencapai kebebasan dari khayalan yang harus diatasi.' Disini terdapat Bodhisatva dan Arhat dari tingkat 1 sampai 7, yang dikelompokkan sebagai kelahiran tertinggi pada tingkat tertinggi. Yang terendah adalah Tanah dimana orang awam dan para Suci tinggal bersama. Dari kelahiran tengah dari tingkat tertinggi, turun ke kelahiran terendah dari tingkat terendah adalah Alam Dharma Kara yang tercipta dari Maha Prasetya Welas Asih Amitabha, untuk tubuh penjelmaan. Mereka semua yang tinggal di sini masih ada karma. Ini bukan tingkat tinggi. Tubuh penjelmaan butuh latihan, meditasi dan melafalkan Nama Budha, perlu mengunjungi berbagai Tanah Suci Budha, dan perlu membuat persembahan bagi para Budha sepuluh penjuru. Sederhananya, Tanah untuk orang awam dan Suci adalah 'kelas persiapan' untuk keBudhaan dan keBodhisatvaan.
Aku merasa jika sadhaka Tanah Suci juga belajar meditasi, kemudian mereka juga belajar visualisasi, sebagai tambahan pelafalan Nama Amitabha, memikirkan Amitabha dan melihat pratima Amitabha. Kekuatan sendiri dari meditasi dan Kekuatan Penjemputan Amitabha akan melebur membawa sadhaka ke Tanah Suci Barat tanpa sangsi lagi. Meditasi cahaya khususnya sangat efektif, dan jika sadhaka Tanah Suci juga melatih meditasi, mereka pasti mencapai Tanah Suci Barat. Inilah: 'Meditasi tanpa Ajaran Tanah Suci dari sepuluh kasus sembilan akan tersesat. Meditasi dengan Ajaran Tanah Suci akan seperti macan tumbuh tanduk.' Ini menjelaskan keduanya sangat penting.
Disini Aku jelaskan bagaimana melakukan visualisasi:
Bayangkan dirimu sebagai Amitabha, berdiri diatas tahta teratai dengan pakaian merah, memegang teratai emas di tangan kiri, tangan kanan dijulurkan ke bawah dengan jari-jari lurus untuk membentuk Mudra Welas Asih. Disisi kanan berdiri Avalokitesvara Bodhisatva, berwarna putih dengan tangan kiri terjulur ke bawah dan tangan kanan memegang teratai putih yang mekar. Disebelah kiri berdiri Mahastamaprapta Bodhisatva, berwarna merah muda, dengan tangan kanan terjulur ke bawah, dengan tangan kiri memegang sebuah lonceng. Bayangkan lebih jauh dibelakang Amitabha diri sendiri terdapat awan-awan manggala, ada sesosok Budha duduk di tahta teratai yang merupakan Bodhicitta dari Jatidiri anda. Tangkai bunga teratai turun dari cakra mahkota anda sampai ke cakra pusar anda.
Japalah empat kali mantra catur sarana: 'Namo Kulupei, Namo Putaye, Namo Tamoye, Namo Shengciaye.'
Japa syair pengembangan Bodhicitta, sesuai dengan sumpah anda.
Sekarang japa: 'Hum' sembilan kali, dan ucapkan sekali dengan suara keras, untuk menunjukkan ubun-ubun kepala terpukul dan terbuka dan memancarkan cahaya lima warna dari Budha. Didalam cahaya muncul inkarnasi dari Trisuci Tanah Suci (Amitabha Budha, Avalokitesvara Bodhisatva, Mahastamaprapta Bodhisatva), dan awan-awan manggala mulai bercahaya. Tangkai teratai Bodhicitta Jatidiri juga memancarkan cahaya putih yang sangat kuat, bergerak ke cakra pusar melalui cakra mahkota.
Pada tahap ini, satu saat cahaya Budha lima warna naik, saat berikutnya cahaya putih turun ke cakra pusar, sampai menjadi semacam peredaran. Ini akan terjadi tujuh kali.
Setelah lengkap, japalah mantra konsentrasi: 'Om, Y-ma, loh-nee, ze-din-deeh-ye, sa-he'. Japa mantra ini 108 atau 1000 kali.
Sekarang japa syair Pelimpahan Jasa: 'Pada saat aku akan meninggal, semoga semua halangan terhapuskan. Semoga aku mencapai dan melihat Budha, dan melampaui hidup dan mati, dan semoga aku seperti Budha, menyelamatkan semua makhluk hidup dari penderitaan.'
Latihan selesai.
Penulis tahu, akan tetapi hal yang paling penting dalam latihan adalah melakukannya setiap hari tanpa jeda. Jangan lakukan setiap sepuluh hari sekali! Lakukan latihanmu sebagai PR resmi harianmu. Apa yang penting khususnya adalah pikiranmu yang terpusat; jangan ikuti kecenderungan kebiasaanmu. Jika pikiranmu dijauhkan dari urusan duniawi, anda akan secara alamiah membangun afinitas dengan para Budha dan makhluk sorgawi. Kombinasi Ajaran Tanah Suci dengan meditasi adalah metode yang sangat luarbiasa. Ketekunan harian cepat atau lambat akan membawa tanggapan dan berkah dari para Budha dan makhluk sorgawi.
Jika para Guru Esoterik mengkritik Guru Eksoterik, yang pertama yang salah. Jika Guru Eksoterik mengkritik Guru Esoterik, yang pertama yang salah. Jika orang Budha mengkritik orang Tao, orang Budha yang salah. Alasan semua itu adalah meskipun metode bhavana berbeda-beda, perbedaan hanya terletak dalam hal kadar kekuatan sendiri dan Kekuatan Luar. Sadhakan Esoterik juga menggunakan Kekuatan Luar untuk adhistana, dan tiada alasan mentertawakan sadhaka Eksoterik. Tidak pula untuk sebaliknya.