Loading...

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, October 31, 2008

Halloween from a Buddhist's Perspective.

First of all let me wish those who celebrate Halloween today a "Happy Halloween!!" Or maybe I should say have a "Scary Halloween!!" I don't believe in ghosts, ghouls and goblins. Except for the state of being a "hungry ghost" but they aren't exactly the kind of ghosts thought about during Halloween. Hungry ghosts are too consumed with their own suffering to go out and "haunt" or "scare" other beings.

Halloween is my favorite holiday because I enjoy spooky movies and dressing up. As a former actor I really enjoy being able to dress up as just about any character that I want for at least one day a year and not be looked at as a loony. As a Buddhist Halloween also reminds me of death and the importance of this human birth in over-coming samsara, which includes death, fear and anxiety, which are all aspects of Halloween. However, it also reminds me of my belief that along with death comes rebirth so there is hope in death. Such reflection helps take the fear and sting out of death.

Our minds make up so many delusions that confuse us and scare us into thinking that we have no ability to transcend such strong emotions. So Halloween is a way to face some of our fears and work through them and to train our mind to concentrate upon the present moment rather then let our mind carry us away into a state of paralyzing fear. Halloween is presented in a fun way, which can greatly help take the power out of our fears and even laugh at how irrational they are.

When we can take the power out of our fears then they basically disappear back into the ether of our deluded mind, which is where they came from in the first place. Fear is a deep instinct to try and protect us but it can be so powerful that it actually works against us. For example, being crippled in fear by the supernatural, which is debatable that it even exists. However, more importantly Buddha either said nothing on the subject of advised us not to give it much attention because it only feeds delusion and distracts us.

I'm not sure if ghosts in the traditional western sense are real (I currently don't believe in them) but the point is that we should overcome our concern and focus on them and worrying that if they are out there that they can somehow control our minds. It is my firm belief that nothing can control our minds unless we allow it to happen. Other than some aspects to severe mental illness, which make controling one's mind much more difficult even with medication.

PHOTO CREDIT: Buddha image carved into a pumpkin lit up with a candle by Nalini Asha.

Thursday, October 30, 2008

Memasang Polling di blog


Salah satu komponen yang secara gratis di sediakan di blogger adalah poll (polling) yang dapat dimanfaatkan oleh seorang blogger untuk melakukan pollin tertentu baik tentang informasi yang ada pada blog itu sendiri maupun lainnya seperti misalnya sekarang ini sedang hangat-hangatnya berita di se antero dunia tentang akan dilaksanakannya pemilihan Presiden Amerika pada tanggal 4 Nopember

Wednesday, October 29, 2008

Menambah Site Info pada Blog


Pernah lihat Site info seperti gambar di bawah ini di blog-blog atau di website orang lain ? saya yakin semua yang pernah browsing di internet atau belajar internet online pasti sudah terlalu sering melihat site info seperti ini.

Dengan memasang site info, maka sang pemiliki blog akan lebih mudah mengikuti perkembangan blognya di internet, karena pada site info ditampilkan ranking blog kita

Tuesday, October 28, 2008

Buddha Inside, Buddha Outside.

Each form, each particle, is a Buddha. One form is all Buddhas. All forms, all particles, are all Buddhas. All forms, sounds, scents, feelings, and phenomena are also like this, each filling all fields. -Pai-chang

James: This sentiment pretty much sums Buddhism up for me. It is the wisdom that sees my DNA as apart of Buddha just as it is apart of star dust, refuse, the air, birds, other sentient beings, rocks and subatomic particles. This is a huge reason why I believe in the cyclic universe theory that the Universe will die but will also be reborn only to die again and be reborn, etc. It reminds me that Buddha is both eternal and not eternal just as all things.

The cyclic model is a theory that has gained popularity with the recent discovery of dark matter and dark energy. It says in part that there is a net expansion each cycle with each new big bang thus preventing entropy from building up (which was a critique of the earlier cyclic model). I won't go further into the particulars of the cyclic universe model but if you're interested check out the book, "Eternal Universe: Beyond the Big Bang." I'm currently reading it and it's absolutely fascinating especially reading it from a Buddhist perspective of rebirth.

The cyclic model agrees with the Buddhist concept that something can not come from nothing because all things are subject to the doctrine of pratītyasamutpāda or dependent origination. In conclusion, if Buddha is eternal and not eternal and Buddha is within all things known and unknown then the cyclic model makes perfect sense. This all said, the answer to the questions of the fate of the Universe is not essential to our awakening as understood in Buddha not answering this very question. In the end, the only moment is now.

P.S.~The blog counter topped 200,000 over-night and I just wanted to type a note thanking everyone for making this blog possible. Thank-you for reading and for commenting. I look forward to the next 200,000!! To celebrate I might give away a couple of books.

~Peace to all beings~

EMPAT KEBENARAN ARYA (Cattari Ariya Saccani)


Di Taman Rusa Isipatana, pada bulan Asalha, ketika untuk pertama kalinya Guru Buddha membabarkan Dhamma, dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11 {S 5.420} , Guru Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) kepada Lima Bhikkhu Pertama (Panca Vaggiya Bhikkhu).
I
Kebenaran Ariya tentang Dukkha
(Dukkha Ariya Sacca)



Guru Buddha bersabda, �Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Dukkha, yaitu : kelahiran adalah dukkha, usia tua adalah dukkha, penyakit adalah dukkha, kematian adalah dukkha, sedih, ratap tangis, derita (badan), dukacita, putus asa adalah dukkha; berkumpul dengan yang tidak disenangi adalah dukkha, berpisah dari yang dicintai adalah dukkha, tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya Lima Kelompok Kemelekatan merupakan dukkha.�

Definisi

Kata �dukkha� yang berasal dari bahasa Pali, sukar sekali untuk diwakilkan secara tepat oleh satu kata dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris karena memiliki makna yang dalam. Secara etimologi berasal dari kata �du� yang berarti sukar dan kata �kha� yang berarti dipikul, ditahan. Jadi kata �du-kha� berarti sesuatu atau beban yang sukar untuk dipikul. Pada umumnya dukkha dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penderitaan, ketidakpuasan, beban.

Tiga Bentuk Dukkha

Dalam Dukkh� Sutta, Y.A Sariputta menjelaskan adanya tiga bentuk dukkha kepada Jambukhadika, � Ada tiga bentuk dari dukkha, sahabatKu, yaitu : dukkha-dukkh�, viparin�ma-dukkh�, sankh�r�-dukkh�. Inilah tiga bentuk dukkha.�

dukkha-dukkh�
adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang alami dan dirasakan tubuh dan bathin, seperti sakit jantung, sakit kepala, perasaan sedih karena berpisah dengan yang dicintai, kegagalan dalam usaha, sebagainya.

viparin�ma-dukkh�
adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang tidak lepas dari adanya perubahan, seperti kondisi perasaan bahagia, yang dirasakan cepat atau lambat akan mengalami perubahan.

sankh�r�-dukkh�
adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang berhubungan dengan Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda), seperti perasaan susah karena tidak dapat menikmati makanan enak yang dipicu karena adanya indera pengecap yang merupakan salah satu dari Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda).

Dalam Dukkh� Sutta; Samyutta 38.14 {S 4.259}, Y.A Sariputta menjelaskan adanya tiga bentuk dukkha Jambukhadika, adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang alami dan dirasakan tubuh dan bathin, seperti sakit jantung, sakit kepala, perasaan sedih karena berpisah dengan yang dicintai, kegagalan dalam usaha, sebagainya.adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang tidak lepas dari adanya perubahan, seperti kondisi perasaan bahagia, yang dirasakan cepat atau lambat akan mengalami perubahan adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang berhubungan dengan Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda), seperti perasaan susah karena tidak dapat menikmati makanan enak yang dipicu karena adanya indera pengecap yang merupakan salah satu dari Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda).
II
Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha
(Dukkha Samudaya Ariya Sacca)


Guru Buddha bersabda, �Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha, yaitu : Ketagihan (tanh�) yang menyebabkan tumimbal lahir, disertai dengan hawa nafsu untuk menemukan kesenangan di sana sini, yaitu kamatanh� : ketagihan akan kesenangan indria, bhavatanh� : ketagihan akan penjelmaan, vibhav�tanh� : ketagihan untuk memusnahkan diri.�

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah tanh�, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus-menerus, dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai. Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah.

Ada tiga bentuk tanh�, yaitu :

1.K�matanh� : adalah ketagihan akan kesenangan indriya, ialah ketagihan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran

2.Bhavatanh� : adalah ketagihan untuk lahir kembali sebagai manusia yang berdasarkan pada kepercayaan yang mengatakan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).

3.Vibhavatanh� : adalah ketagihan untuk memusnahkan diri, yang berdasarkan kepercayaan yang mengatakan bahwa setelah manusia meninggal maka berakhirlah segala riwayat tiap-tiap manusia (ucchedav�da).
III
Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha
(Dukkha Nirodha Ariya Sacca)


Guru Buddha bersabda, �Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha, yaitu : terhentinya semua hawa nafsu tanpa sisa, melepaskannya, bebas, terpisah sama sekali dari ketagihan tersebut.�

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa dukkha bisa dihentikan yaitu dengan cara menyingkirkan tanh� sebagai penyebab dukkha. Ketika tanh� telah disingkirkan, maka kita akan terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.

Dalam Itivuttaka 44; Khuddaka Nikaya, Guru Buddha menjelaskan bahwa terdapat 2 elemen/jenis Nibbana, yaitu :

Sa-upadisesa-Nibbana
Nibbana masih bersisa. Yang dimaksud dengan bersisa di sini adalah masih adanya Lima Khanda. Ketika Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha, Beliau dikatakan telah dapat mencapai Sa-upadisesa-Nibbana tetapi masih memiliki Lima Khanda (jasmani, kesadaran, bentuk pikiran, pencerapan dan perasaan). Sa-upadisesa-Nibbana juga dapat dikatakan sebagai kondisi batin (state of mind) yang murni, tenang, dan seimbang.

An-upadisesa-Nibbana
Nibbana tanpa sisa. Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan Pari-Nibbana, dimana tidak ada lagi Lima Khanda (jasmani, kesadaran, bentuk pikiran, pencerapan dan perasaan), tidak ada lagi sisa-sisa dan sebab-sebab dari suatu bentuk kemunculan. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Hal ini dapat diumpamakan dengan padamnya api dari sebuah pelita, kemanakah api itu pergi ? Hanya satu jawaban yang tepat, yaitu �tidak tahu�. Ketika Guru Buddha mangkat/wafat, Beliau dikatakan telah mencapai anupadisesa-nibbana.
IV
Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha
(Dukkha Nirodha Ariya Sacca)



Guru Buddha bersabda, �Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Jalan yang menuju terhentinya Dukkha, tiada lain adalah Jalan Suci Berunsur Delapan, yaitu : Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar.�

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa ada Jalan atau Cara untuk menghentikan dukkha.

Jalan Menuju Terhentinya Dukkha dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

Kebijaksanaan (Panna)
Pengertian Benar (samm�-ditthi)
Pikiran Benar (samm�-sankappa)

Kemoralan (Sila)
Ucapan Benar (samm�-v�c�)
Perbuatan Benar (samm�-kammanta)
Pencaharian Benar (samm�-ajiva)

Konsentrasi (Sam�dhi)
Daya-upaya Benar (samm�-v�y�ma)
Perhatian Benar (samm�-sati)
Konsentrasi Benar (samm�-sam�dhi)

Demikianlah Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) yang tidak dapat dipisahkan antara Kebenaran yang satu dengan Kebenaran yang lainnya. Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) bukanlah ajaran yang bersifat pesimis yang mengajarkan hal-hal yang serba suram dan serba menderita. Dan juga bukan bersifat optimis yang hanya mengajarkan hal-hal yang penuh harapan, tetapi merupakan ajaran yang realitis, ajaran yang berdasarkan analisa yang diambil dari kehidupan di sekitar kita


EHIPASSIKO


Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah �ehipassika� berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.

Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk �datang dan buktikan� ajaranNya, bukan �datang dan percaya�. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.� (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.

Ajaran ehipassiko yang diajarkan oleh Guru Buddha juga harus diterapkan secara bijaksana. Meskipun ehipassiko berarti �datang dan buktikan� bukanlah berarti selamanya seseorang menjadikan dirinya objek percobaan. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, bukan berarti orang tersebut harus terlebih dulu menggunakan narkoba tersebut. Sikap ini adalah sikap yang salah dalam menerapkan ajaran ehipassiko. Untuk membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, seseorang cukup melihat orang lain yang menjadi korban karena menggunakan narkoba. Melihat dan menyaksikan sendiri orang lain mengalami penderitaan karena penggunaan narkoba, itu pun suatu pengalaman, suatu pembuktian..


Kiamat


Pada suat ketikam bumi kita ini akan hancur lebur dan tidak ada. Tetapi hancur leburnya bumi kita ini atau kiamat bukanlah akhir dari kehidupan kita. Sebab seperti apa yang telah diuraikan di atas, bahwa di alam semesta ini tetap berlangsung pula evolusi terjadinya bumi. Lagipula, bumi kehidupan manusia bukan hanya bumi kita ini saja tetapi ada banyak bumi lain yang terdapat dalam tata surya-tata surya yang tersebar di alam semesta ini.

Kiamat atau hancur leburnya bumi kita ini menurut Anguttara Nikaya, Sattakanipata diakibatkan oleh terjadinya musim kemarau yang lama sekali, selanjutnya dengan terjadinya musim kemarau yang lama ini muncullah matahari yang kjedua, lalu dengan berselangnya suat masa yang lama matahari ketiga muncul, matahari keempat, matahari kelima, matahari keenam, dan akhirnya muncullah matahari ketujuh. Pada waktu matahari yang ketujuh muncul, bumi kita ini terbakar hingga menjadi debu dan lenyap bertebaran di alam semesta.

Menurut ilmu pengetahuan bahwa tiap planet, tata surya, dan galaksi beredar menurut garis orbitnya masing-masing. Tapi kita sadari pula, karena banyaknya tata surya di alam lain, sehingga setelah masa yang lama ada tata surya yang lain lagi yang bersilangan orbitnya dengan tata surya kita. Akhirnya tata surya ketujuh menyilangi garis orbit tata surya kita, sehingga tujuh buah matahari menyinari bumi


Kehidupan Manusia di Alam Semesta


Di kalangan masyarakat dan karena pengaruh pandangan atau ajaran agama-agama lain, banyak orang menganggap bahwa kehidupan manusia di dunia ini sekali saja. Pandangan ini berbeda sekali dengna agama Buddha, karena dalam Digha Nikaya, Brahmajala Sutta, Sang Buddha menerangkan tentang kehidupan menusia yang telah hidup berulang-ulang kali yang diingat berdasarkan kemampuan batin yang dihasilkan oleh meditasi. Sang Buddha mengatakan bahwa:
...ada beberapa petapa dan brahmana yang diseabkan oleh semangat, tekad, kesungguhan dan kewaspadaan bermeditasi, ia akan dapat memusatkan pikirannya, batinnya, menjadi tenang, ia dapat mengingat alam-alam kehidupannya yang lampau pada 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 100, 1000, beberpaa ribu atau puluhan ribu kehidupan yang lampau ... 1, 2, 3, 4, 5, 10 kali masa bumi berevolusi (bumi terjadi dan hancur, bumi terjadi kembali dan hancur kembali ... dst) ... 20, 30 sampau 40 kali masa bumi berevolusi ...
Tetapi Tatagatha telah mengetahui dan menyadari hal-hal lain yang lebih jauh dari pada jangkauan pandangan-pandangan mereka tersebut ... 4)

Telah kita ikuti di atas bahwa menurut pandangan Buddhis, kehidupan atau kelahiran manusia bukan baru sekali saja etapi berulang-ulang kali hidup di bumi ini dan juga bumi lain. Perpindahan manusia dari sebuat bumi ke bumi lain disebabkan karena bumi yang dihuninya telah hancur lebur atau kiamat, maka setelah kematiannya di bumi tersebut ia terlahir di alam Abhassara (alam cahaya). Kelahiran di alam Abhassara ini dapat dicapai oleh orang yang melakukan meditasi ketenangan batin (samatha bhavana). Alam Abhassara ini adalah sebuah alam dari 31 alam kehidupan menurut kosmologi alam kehidupan Buddhis.
Manusia pada umumnya telah berulang-ulang kali masuk hidup di 26 alam kehidupan. Kelahiran manusia di salah satu alam tergantung pada amal perbuatannya semasa hidupnya di sebuah alam.

Kejadian Bumi dan Manusia dalam Pandangan Buddhis

 
Terjadinya bumi dan manusia merupakan konsep yang unik pula dalam agama Buddha, khususnya tentang manusia pertama yang muncul di bumi kita ini bukanlah hanya seorang atau dua orang, tentang manusia pertama di bumi kita ini hanya diuraikan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya, Agganna Sutta dan Bharmajala Sutta. Berikut di bawah ini adalah uraian dari Aggana Sutta.
Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya), di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup di dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Pada waktu itu (bumi kita ini) semua terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang atau konstelasi-konstelasi yang nampak, siang maupun malam belum ada, ... laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja.
Vasetha, cepat atau lambat, setelah waktu yang lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) dipermukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau, dan rasa. Sama seperti dadi dudu atau mentega murni, dmeikianlah warna tanah itu, sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. Kemudian, Vasetha, di antara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata: "O, apakah ini?" dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu dan nafsu keinginan masuk ke dalam dirinya. Makhluk-makhluk lain mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari ... makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah itu, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah itu dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak ... siang dan malam ... terjadi. Demikian, Vasetha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.
Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terbentuklah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian lagi buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk ... maka sari tanah itupun lenyap...
... ketika sari tanah lenyap ... muncullah tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhan seperti cendawan ... Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali ... (seperti di atas). Sementara mereka yang bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (badalata) muncul ... warnanya seperti dadi susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni ....
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu ... maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan tubuh mereka menjadi nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk ... Sementara mereka bangga akan keindahan bentuk tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak; maka tumbuhan menjalar itupun lenyap.
Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap ... muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan seka, harum dan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, dan keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawankya untu kmakan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.
Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan tubuh mereka namoak lebih jelas. Bagi wanita nampak jenis kewanitaanya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga), kemudian wanita sangat memperhatikan keadaan laki-klaki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka sangat memperhatikan keadaan diri sati sama lain, maka timbulah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin... 3)
Teciptanya bumi dan alam semesta seperti yang telah diuraikan di atas mungkin agak membingungkan,maka penulis akan berusaha menerangkannya lebih lanjut.
Penjelasan Sang Buddha mengenai terciptanya bumi dan kehidupan adalah dapat dilihat pada Aganna Sutta yang merupakan kitab ke-27 dari Digha Nikaya, yakni yang merangkum khotbah-khotbah panjang dari Sang Buddha.

"Kemudian tibalah waktunya, [O], Vasettha, ketika, cepat atau lambat, pada
suatu masa yang lama, dunia ini berlalu. Dan ketika ini terjadi, makhluk
hidup sebagian besar terlahir di Alam Cahaya (Abhassara), dan di sanalah
mereka tinggal, terbuat dari pikiran, diberi makan oleh kegiuran, bercahaya
sendiri, melayang di udara,
bersambung dalam kejayaan, dan demikianlah mereka bertahan selama waktu yang
lama, periode yang lama dari waktu. Kemudian datanglah saatnya, [O],
Vasettha, cepat atau lambat dunia ini mulai berevolusi kembali. Ketika ini
terjadi, makhluk-makhluk turun dari Alam Abhasara, biasanya melanjutkan
hidupnya sebagai manusia."

Kemudian tibalah waktunya, [O], Vasettha, ketika, cepat atau lambat, pada
suatu masa yang lama, dunia ini berlalu" merujuk pada musnahnya alam semesta
yang lama, dan semuanya terkondesasi menjadi energi, inilah yang dimaksud
dengan Alam Abhassara atau Alam Cahaya, karena cahaya sendiri adalah
manifestasi dari energi. Karena itu jelas sekali Sang Buddha menjelaskan
bahwa pada saat itu mereka tidak memiliki wujud, dan hanya terdiri dari
pikiran. Yang mana pikiran ini menunjukkan kesinambungan energi dari makhluk
hidup, yang sangat sesuai dengan hukum kekekalan energi. Ilmu pengetahuanpun
mengakui bahwa bumi tidak langsung tercipta sekali jadi, yang sangat
mengagumkan adalah Sang Buddha sudah
mengetahui hal ini. Berbeda dengan pandangan-pandangan yang umum diakui 2500
tahun yang lalu, yang mengatakan bahwa dunia ini diciptakan secara langsung
oleh makhluk adikodrati. Proses perkembangan bumi ini jelas sekali
disebutkan Sang Buddha pada kalimat: , [O], Vasettha, cepat atau lambat
dunia ini mulai berevolusi kembali. Pada saat perkembangan terbentuknya
dunia ini, maka makhluk-makhluk pun mulai meneruskan kelahirannya, yang
nampak pada kalimat dari Sutta: "melanjutkan hidupnya sebagai manusia", yang
dimaksud melanjutkan hidupnya sebagai manusia adalah meneruskan kelahirannya
kembali hingga menjadi makhluk yang memiliki wujud fisik lagi. Mengenai
turunnya makhluk dari luar angkasa itu, para ilmuwan tidak menentangnya,
mengingat adanya teori panspermia, yakni kehidupan dibawa dari angkasa luar.
Hal itu telah dibuktikan dengan ditemukannya meteorit dari planet Mars, yang
berisikan spora-spora kehidupan.

Mari kita baca lebih lanjut teks Sutta tersebut:
"Pada waktu itu semuanya merupakan satu dunia yang terdiri dari air, gelap
gulita,. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada
bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan, siang maupun
malam belum ada, bulan maupun pertengahan bulan belum ada, tahun-tahun
maupun musim-musim belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada.
Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja. Vasettha, cepat atau
lambat setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut,
tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti
bentuk-bentuk buih di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah
munculnya tanah itu, sama seperti madu lebah murni, demikianlah manisnya
tanah itu."
Sungguh mengagumkan sekali Sang Buddha telah mengatakan bahwa kehidupan
berawal dari air, dengan kalimat: "one world of water", menurut ilmu
pengetahuan air sangatlah penting bagi kehidupan dan kehidupan bermula dari
air. Baru pada tahun 1657, Anthonie van Leeuwenhoek, penemu mikroskop,
menemukan bahwa ada makhluk sangat kecil yang hidup pada air hujan. Juga hal
ini tidaklah bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang mengatakan bahwa bumi
ini dulunya cair. Pada saat bumi baru terbentuk tentu saja masih terjadi
kabut yang terjadi dari pendinginan bumi, oleh karena itu matahari dan
bintang belum nampak, hal ini juga secara luar biasa dinyatakan dalam Sutta
ini. Jelas sekali Sutta ini mengatakan ". No moon nor sun appeared, no
stars were seen, nor constellations". Ini berarti bahwa sebenarnya matahari
dan bintang-bintang sudah ada, namun belum nampak, jadi tidak bertentangan
dengan ilmu pengetahuan yang mengatakan bahwa matahari lebih tua dari bumi,
banyak agama-agama yang timbul saat itu mengatakan bahwa bumi lebih tua dari
matahari, namun inilah yang benar menurut ilmu pengetahuan:
Kutipan dari Buku "Geographica, the complete illustrated world reference."
terbitan Periplus ha10, sebagai berikut: " A little less than 5 billions
years ago, the sun was formed in a cloud of interstellar gas. The infant sun
was surrounded by a cooling disk of gas and dust, the solar nebula, where
knots of material were forming, cooling, breaking, and merging. The larger
objects, called planetisimals, grew by accreting smaller particles, until a
few protoplanets dominated. The protoplanets from the warm inner parts of
disc became small rocky planets. Further out, in a cooler region, where ices
of water, ammonia, and methane could condense, the giant planets formed.
These planets grew in mass more rapidly, forming deep atmospheres would
rocky cores. The giants planets copied the sun's creation disk in miniature
to create the moons."

Di sini jelas bahwa matahari berusia 5 bilyun tahun, dan ada lebih dahulu
sebelum planet2. Lebih jauh pada halaman 20 disebutkan bumi terbentuk
sekitar 4500-5000 juta tahun yang lalu. Ilmu pengetahuan juga sepakat bahwa
kehidupan pada awalnya adalah tidak berjenis kelamin atau aseksual, hal ini
sejalan dengan apa yang disabdakan Sang Buddha, bahwa: "Mahluk-mahluk hanya
dikenal sebagai mahluk-mahluk saja", yakni belum ada pembedaan atas jantan
atau betina, laki-laki atau wanita.
Bagian selanjutnya adalah menggambarkan munculnya tumbuhan bersel satu:
"mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air.
Sama seperti bentuk-bentuk buih di permukaan nasi susu masak yang mendingin"
Ganggang bersel satu seperti diatoms, desmids dan lain-lain berkembang biak
dengan membelah diri, dari satu menjadi dua, dua menjadi empat hingga
mencapai ribuan.yang membentuk suatu lapisan berwarna coklat keemasan pada
permukaan air, beberapa yang lainnya membentuk lapisan berbunga-bunga atau
berbuih-buih di atas permukaan air, dan memberikan rasa tertentu pada air.
Jadi jelas secara mengagumkan Sutta ajaran Sang Buddha itu memberikan suatu
penggambaran yang akurat mengenai munculnya kehidupan pertama berupa
tumbuhan bersel satu.
Selanjutnya kita baca lagi bagian Sutta berikutnya:
"Kemudian Vasettha, di antara mahluk-mahluk yang memiliki pembawaan sifat
serakah (lolajatiko) berkata, "Oh, apakah ini?" dan mencicipi sari tanah itu
dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan
nafsu keinginan masuk ke dalam dirinya. Dan mahluk-mahluk lainnya mengikuti
contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jarinya. Dengan
mencicipinya, maka mereka diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk
ke dalam diri mereka. Maka mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah,
memecahkan gumpalan sari-sari tanah itu dengan tangan mereka. Dan dengan
melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu menjadi lenyap. Dengan
lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahri, bulan, bintang-bintang dan
konstelasi-konstelasi nampak. Demikian pula dengan siang dan malam, bulan
dan pertengahan bulan, musim-musim dan tahun-tahun pun terjadi. Demikianlah
Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.
Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya,
hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.
Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi
padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk. Sebagian mahluk memiliki
bentuk yang indah dan sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang jelek.
Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah
memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang jelek, dengan
berfikir: "Kita lebih indah daripada mereka, mereka lebih buruk daripada
kita". Sementara mereka bangga akan keindahannya, sehingga menjadi sombong
dan congkak, maka sari tanah itupun lenyap.
Dengan lenyapnya sari tanah itu, mereka berkumpul bersama-sama dan
meratapinya "sayang, lezatnya! sayang lezatnya!". Demikian sekarang ini,
apabila orang menikmati rasa enak, ia akan berkata "Oh, lezatnya! Oh,
lezatnya!" yang sesungguhnya apa yang mereka ucapkan itu hanyalah mengikuti
ucapan masa lampau, tanpa mereka mengetahui makna dari kata-kata tersebut."

Di sini jelas sekali hewan bersel satu menjadi makanan dari makhluk-makhluk
purba lainnya, dan karena makanan itu maka mulai mengalami perubahan alias
berevolusi, tubuh fisik mulai berkembang. Pada bagian ini Sang Buddha
memasukkan ajaran moral yakni melawan keserakahan serta rasa sombong, jadi
ajaran Buddha bukanlah semata-mata ajaran ilmiah belaka, melainkan juga
ajaran moral. Mengingat menurut Agama Buddha, tubuh fisik ini juga
ditentukan oleh pikiran. Saat itu bumi beserta atmosfernya mulai cukup
stabil dan dingin sehingga sangat membantu bagi perkembangan makhluk hidup
berikutnya, maka saat itu matahari dan benda-benda langit lainnya mulai
tampak.
Sutta berikutnya kita baca lagi:
"Kemudian, Vasettha, ketika sari tanah lenyap bagi mahluk-mahluk itu,
muncullah tumbuh-tumbuhan dari tanah (bhumi-pappatiko). Cara tumbuhnya
adalah seperti tumbuhnya cendawan. Tumbuhan ini memiliki warna, rasa, dan
bau, sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warna tumbuhan
itu, sama seperti madu lebah murni, demikianlah manisnya tumbuhan itu.
Kemudian mahluk-mahluk itu mulai makan tumbuh-tumbuhan yang muncul dari
tanah itu. Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang
muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang
lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh
mereka menjadi lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih
jelas. Sebagian mehluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk
memiliki bentuk tubuh yang jelek. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang
memiliki bentuk tubuh yang indah memeandang randah mereka yang memiliki
bentuk tubuh yang jelek, dengan berfikir, "Kita lebih indah daripada mereka,
mereka lebih buruk daripada kita." Sementara
mereka bangga akan keindahannya, sehingga menjadi sombong dan congkak, maka
tumbuhan yang muncul dari tanah itupun
lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (baladata) muncul, dan cara tumbuhnya
adalah seperti bambu. Tumbuhan ini memiliki warna, bau, dan rasa, sama
seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warnanya tumbuhan itu,
sama seperti madu lebah murni, demikanlah manisnya tumbuhan itu."
Sesuai dengan ilmu pengetahuan, tumbuhan mulai berkembang di darat dan makin
kompleks, seperti misalnya jamur, yang dalam
Bahasa Pali disebut: Ahicchanttako, bagian juga menggambarkan evolusi
terpisah antara dua kingdom dalam ilmu biologi, yakni kingdom plantaria
(tumbuhan) dan animalia (hewan). Pada ayat di atas kita juga dapat
mengetahui bahwa jumlah makhluk
hidup makin beraneka ragam: ", maka tubuh mereka menjadi lebih padat, dan
perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas". Ada makhluk yang
bentuknya indah dan ada yang buruk. Juga para makhluk hidup makin tergantung
dengan makanan mereka. Hal ini juga sejalan dengan ilmu pengetahuan, yakni
Burung Finch Darwin, yang mana bentuk paruhnya ditentukan oleh jenis
makanannya. Lalu tumbuhan juga berkembang makin kompleks dengan munculnya
tumbuhan menjalar, ini menggambarkan keadaan jaman Prekambrium dan Kambrium.

Teks Sutta berikutnya:
Kemudian, Vaettha, mahluk-mahluk itu mulai makan tumbuhan menjalar tersebut.
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar
tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.
Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi
lebih padat, dan perbedaan bentuk
tubuh mereka nampak lebih jelas. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang
indah dan sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang jelek. Dan karena
keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah, memandang
rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang jelek, dengan berfikir, "Kita
lebih indah daripada mereka, mereka lebih buruk daripada kita". Sementara
mereka bangga akan keindahannya, sehingga menjadi sombong dan congkak, maka
tumbuhan menjalar itupun lenyap. Dengan lenyapnya tumbuhan menjalar itu,
mereka berkumpul bersama-sama dan meratapinya "kasihan kita, milik kita
hilang!".
Demikian pula sekarang ini, bilamana orang-orang ditanya apa yang
menyusahkannya, mereka menjawab, "Kasihanilah kita!
Apa yang kita miliki telah hilang" yang sesungguhnya apa yang mereka ucapkan
itu hanyalah mengikuti ucapan pada masa
lampau, tanpa mengetahui makna daripada kata-kata itu. Kemudian, Vasettha,
ketika tumbuhan menjalar lenyap
bagi mahluk- mahluk itu, muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak dalam
alam terbuka (akattha pako), tanpa dedak dan sekam, harum, dengan
bulir-bulir yang bersih. Bilamana pada sore hari mereka mengumpulkan dan
membawanya untuk makan malam, maka keesokan paginya padi itu telah tumbuh
dan masak kembali. Bilamana pada pagi hari mereka mengumpulkan
dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah
tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul. Vasettha,
selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi dari alam terbuka, mendapatkan
makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung
demikian dalam masa yang lama
sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka
tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak
lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi
laki-laki nampak jelas
kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang
keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan tentang keadaaan
wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama
lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indria yang membakar tubuh mereka.
Dan sebagai akibat adanya nafsu indria
tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin (methuna).
Dari ayat di atas kita mengetahui adalah bahwa fase selanjutnya munculnya
tumbuhan-tumbuhan berbiji yang dikatakan sebagai: tumbuhan padi-padian pada
Sutta di atas, juga makhluk mulai dibedakan atas jantan dan betina. Pada
periode evolusi ini, makhluk hidup mulai mengembangkan DNAnya, serta dengan
bantuan lingkungannya, yakni air, panas dan lain sebagainya untuk membentuk
sel-sel baru. Juga ada ajaran moral mengenai kecongkakan dan hawa nafsu.

Demikianlah makhluk-makhluk tersebut akhirnya berkembang menjadi manusia.

Kesimpulan:
Dari sini jelas sekali kesesuaian dengan ilmu pengetahuan:
a. Makhluk hidup timbul melalui suatu proses perkembangan yang panjang.
b. Makhluk hidup berkembang dari kehidupan yang paling sederhana ke yang
paling kompleks.



Alam Semesta menurut pandangan Buddhis

Menurut pandangan Buddhis, alam semesta ini luas sekali. Dalam alam semesta terdapat banyak tata surya yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Hal ini diterangkan oleh Sang Buddha sebagai jawaban atas pertanyaan bhikkhu Ananda dalam Anguttara Nikaya sebagai berikut:
Ananda, apakah kau pernah mendengar mengenai seribu Culanika Loka dhatu (tata surya kecil) ? ... Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itu pula luar seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Sineru, seribu Jambudipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana ... inilah, Ananda yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culakina lokadhatu)
Ananda, seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan "Dvisahassi majjhimanika lokadhatu". Ananda, seribu Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu"
Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat memperdengarkan suaranya sampai terdengar di tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu lagi. 2)

Sesuai dengan kutipan di atas dalam sebuah Dvisahassi Majjhimanika Lokadhatu terdapat 1000x1000=1000000 tata surya. Sedangkan dalam Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu terdapat 1000000x1000=1000000000 tata surya. Alam semesta bukan hanya terbatas pada satu milyard tata surya saja, tetapi masih melampaui lagi.


Cara Memasang Chat Box Blog


Intrupsi - intrupsi - intrupsi begitu tiba-tiba seorang teman menyampaikan pada saya. Ada apa ini, jawab saya karena memang saya bingung, masih pagi-pagi koq rasanya kayak di Gedung Wakil Rakyat alias Dewan Perwakilan Rakyat saja, emang ada apa seh pagi-pagi sudah intrupsi hehehe... emang ada pesan apa dari wakil kita di DPR ? Belajar Ilmu Komputer bukan Gedung DPR lho... :) , tanpa basah basih

Monday, October 27, 2008

Tips Mengganti Judul Blog dengan foto


Pagi ini saya sedang duduk baca-baca berita di internet tentang Internet marketing dan berita-berita lainnya yang berhubungan dengan internet marketing dan tiba-tiba saya kedatangan tamu seorang rekan blogger yang menanyakan sesuatu kepada saya, isi pertanyaannya adalah bagaimana caranya agar judul blog saya bisa di ganti dengan foto-foto daerah wisata agar kelihatan lebih bagus dan lebih

Saturday, October 25, 2008

Menambah Link List ke Blog


Di setiap kali anda mengunjungi sebuah situs sering anda lihat link-link yang dapat anda klik untuk menuju ke situs lain atau halaman lain.

Link ini dimaksud agar terjalin hubungan antara situs yang satu dengan situs yang lain yang mungkin memiliki jenis produk yang sama atau bahkan hanya sekedar menempatkan link sebagai sesama webmaster atau sesama blogger.

Dengan adanya saling bertukar link

Intentional Chocolate.


I was recently given a chance to sample some tasty chocolate (dark chocolate even--my favorite) from a company called, "Intentional Chocolate." First let me say that it is some of the best chocolate that I have ever had as it tastes like each piece is homemade by some cook's ancient family recipe. One of the reasons that I think I enjoyed this chocolate so much was because I knew that it was made with loving, caring, compassionate people. From the I.C. website:

Proven through scientific research to heighten well-being, Intentional Chocolate is the first intention-enhanced food on the market. The good intentions are infused into the chocolate from advanced meditators -- some who have trained with the Dalai Lama -- and is delivered with love to those who eat it.

All the products from Intentional Chocolate include this intention: “Whoever consumes this chocolate will manifest optimal health and functioning at physical, emotional and mental levels, and in particular will enjoy an increased sense of energy, vigor and well-being for the benefit of all beings.”

Intentional Chocolate™ donates 50 percent of its net profits to organizations committed to the benefit of humankind, and it assists non-profit organizations in their fundraising efforts by offering them low cost, customized packaging and product development for resale.

While the subtle and powerful relationship between mind and matter has been the subject of scientific inquiry for centuries, only recently have scientists studied the effects of positive thoughts on food. Intentional Chocolate™ and its research partner, the HESA Institute (www.hesainstitute.com) are leaders in the revolutionary new field of intentional nutrition proving that intention embedded into food can positively affect those who consume it.

Research shows that Intentional Chocolate™ significantly decreases stress, increases calmness, and lessens fatigue in those who eat it.

In a double-blind, placebo-controlled study that was published in the scientific peer-reviewed journal, Explore: The Journal of Science and Healing (October 2007) it was found that one ounce of Intentional Chocolate™ per day for three days increased subjects’ well-being, vigor and energy by an average of 67 percent and, in some cases, up to 1,000 percent, when compared to a control group.
Read more about their research. I'm not sure if I believe the idea that meditating over food can make it better for a person but I do know that chocolate (especially chocolate made with pure and concentrated ingredients like Intentional Chocolate) can help relax the body and stimulate the pleasure zones in the brain. It can also energize due to the sugar and small doses of caffeine. I believe though that it does make a difference knowing that someone made the chocolate just for you with joy. Just as like they say on their website that soup made by your mother tastes better than any other!!

In the end, while I remain open to the intentional thoughts making the chocolate more beneficial the main thing is that I highly recommend this chocolate. One taste and you'll understand why I ate all of mine in about two days!! A gift package would be a great gift right before Halloween and the holiday season in general. Now I'm hungry. That chocolate just melts in your mouth and brings a smile to your face. Order some and find out what all the buzz is about!!

~Peace to all beings~

Friday, October 24, 2008

Menambah Gambar Foto Pada Postingan


Postingan kali ini tentang bagaimana menambah gambar atau foto agar postingan kita semakin informatif.

Bagi yang sudah tiap hari meng-obok-obok blog dengan postingan pasti sudah tidak asing lagi dengan mengikut sertakan image atau foto-foto ke dalam halaman postingan, tapi bagi blogger pemula, khususnya teman-teman kuliah yang tiap hari menanyakan bagaimana sih biar foto saya terpasang juga di

Thursday, October 23, 2008

Menambah Menu Tepat Di Atas Kolom Posting


Postingan tentang menambah menu horisontal di blog sudah banyak di posting oleh para blogger, khusunya blognya Kang Rohman, di sana banyak tips yang sangat bermanfaat untuk mempercantik blog. Setiap ada rekan atau teman kuliah yang ingin mempercantik dan memperindah blog saya selalu sarankan untuk mencarinya di blog Kolom Tutorial, tapi emang dasar teman yang kadang emang merepotkan :) tapi

Wednesday, October 22, 2008

Tips Cara Cepat Copy Gambar Dari Monitor


Dalam melakukan posting di blog atau website terasa kurang lengkap apabila tidak dilengkapi dengan gambar-gambar pendukung posting atau bahkan untuk sebuah presentasi yang menggunakan Microsoft Power Point, membuat slide atau membuat CD belajar interaktif semuanya akan menjadi lebih jelas apabilah dilengkapi dengan gambar.

Nah untuk mengambil gambar yang ada di tampilan monitor dapat dilakukan

Tuesday, October 21, 2008

Monastery Haiku.

monk robes wet with dew
bell rings and birds fly away
budding lotus bows

by James R. Ure


~Peace to all beings~

Istilah Singkatan dalam Komputer part Y-Z

Z-axis, sumbu dari depan ke belakang untuk membentuk tiga dimensi
zero fill, mengisi bagian-bagian daru suatu neumeric field deng zero
ZULU time, GMT (Greenwich Meridian Time), digunakan sebagai referensi penentu waktu di seluruh dunia
AB--CD--EF--GH--IJ--KL--MN--OP--QR--ST--UV--WX--YZ

Monday, October 20, 2008

Istilah Singkatan dalam Komputer part W-X


warm boot, me load kembali sistem operasi atau mem boot/menghidupkan komputer ulang dari awal sedangkan komputer sudah dalam keadaan hidup
wild card, suatu karakter atau huruf yang mewakili karakter atau huruf lain (biasanya digunakan dalam perintah dos yaitu wilcard * dan ?.
windows, jenis sistem operasi yang dibuat oleh perusahaan sofware microsoft.
window editor, suatu program editing yang

Gold Scratched Off Historic Golden Buddhas in Burma.

by Aye Nai, Democratic Voice of Burma, Oct. 14, 2008

Magwe, Myanmar -- A pagoda treasurer and local village authorities have scratched off gold coating worth five billion kyat from historical Buddha statues in a village in Magwe division's Yaynanchaung township, according to villagers. "NLD member U Nan Win from Pin Phayagon village saw the pagoda's treasurer Mya Moe, the village Peace and Development Council chairman Kyi Nyunt and six other people in the village scratching off the gold from the Buddha statues," Tint Lwin said.


James: It's a horrible shame whenever a sacred site/object is desecrated, however, in the end even the most sacred Buddha is just an object. A sacred site is impermanent like anything else and placing too much importance to it only wraps the ropes of attachment that much tighter around us. The gold coating attracts this kind of greed and waters the already hearty seeds of desire and is one of the reasons that I think golden Buddha statues are excessive.


PHOTO: Not the pagoda mentioned in the story.


~Peace to all beings~

Saturday, October 18, 2008

Belajar Otodidak Merekam Suara Pada Adobe Audition 1.5


Generasi komputer saat ini sudah melengkapi fitur-fitur serta fasilitas yang sering dibutuhkan oleh pengguna komputer seperti misalnya radio, televisi, modem, microphone dan masih banyak lagi. Namun masih banyak juga yang tidak mencoba memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia tersebut.

Pada kesempatan ini saya ingin menulis tentang bagaimana cara merekam suara kita ke dalam pc/komputer, atau

Sparrows Haiku.

sparrows burrow in
they carry home on their wings
winter spares nothing

By James R. Ure

~Peace to all beings~

Thursday, October 16, 2008

Manfaat Blog


Apa sih blog itu ? begitulah kira-kira orang bertanya-tanya dan itu juga pertanyaan saya di waktu saya belum mengenal blog dan apa sih manfaat blog bagi seorang blogger ? (sebutan untuk orang yang melakukan blogging).

Menurut saya yang masih baru sebagai seorang blogger untuk blog Belajar Ilmu Komputer dan blog Tobi Puken, blog adalah sebuah situs web yang memuat semua jenis informasi yang

Autumn Change Haiku.

brittle autumn leaves
rustling wind whispers to me
change dances with us

by James R. Ure


James: I wrote this haiku after my meditation today and I took this picture of the Aspen leaf at my parents house.

~Peace to all beings~

Wednesday, October 15, 2008

Istilah Singkatan dalam Komputer part U-V

UART, singkatan dari Universal Asynchronous Receiver Transmitter, merupakan sirkuit elektronis yang memformat kembali bytes data antara bentuk pernyataan paralel pada suatu device menjadi susunan serial.
ULSI, singkatan dari Ultra Large Scale Integration
unbundled, software yang mempunyai kaitan yang satu dengan yang lain, tetapi terpisah dalam penjualannya
uncatalog, mengeluarkan suatu entry

Chimpanzee Helps Raise Baby Tiger Cubs.

Animals are often seen as dumb and beneath human beings in many societies and religions. The Judeo-Christian-Islamic religions believe that animals are here for man's benefit--man's greed in my opinion. There are many cases of animals saving human beings from a burning house, get help when lost and even cases of them being able to dial the phone for help such as if the owner has a seizure of heart attack!! There are many who think they are incapable of emotions such as love, compassion and concern but there have been numerous cases of the opposite. These animals may not know that they are experiencing emotions but their actions show that they clearly are motivated by some level of emotional motivation. Well animals are also capable and willing to help other animals too. Take the case of the chimpanzee Anjana who has adopted two white tiger cubs as her own when their mother rejected them. She is an expert it seems at these things as she has previously helped raise leopards and lions.“She gives them a bottle and lies with them — she is a great assistant.” The cubs have become almost inseparable from their new motherly figures. She has a close contact and bond and gives them a nurturing.'

James
: I wouldn't be surprised if Anjana is reborn as a human being in her next life with her kind, caring, compassionate, loving and nurturing essence. She is already practicing the Dharma. I'm sure that she will be a wonderful human being if she gets that chance. May she be a good example for us humans to keep practicing the Dharma to make the most of this human life.

~Peace to all beings~

Tuesday, October 14, 2008

Menambah Kotak Chating di Blog


Setiap kali kita browsing di internet dan menemukan blog orang tentu kita sudah kenal yang namanya shoutbox, chatbox atau apalah istilahnya yang terpenting adalah tempat dimana sebagai tempat untuk menyampaikan sesuatu pesan kepada orang lain melalui type text (penulisan teks).

Untuk anda yang ingin menempatkan ChatBox/ShoutBox ini ke blog anda, maka anda harus berkunjung ke http://

Monday, October 13, 2008

Bagaimana cara meningkatkan trafik blog


Bagi anda yang seorang pemula seperti saya ini dalam mempromosikan blog tentu bertanya-tanya bagaimana sih caranya agar banyak pengunjung yang mampir di blog saya ? berarti anda sudah tepat berada disini di Belajar Ilmu Komputer, mari kita belajar bersama tentang cara meningkatkan trafic pengunjung ke blog kita. Tps ini saay posting berdasarkan pengalaman saya saat mempromosikan blog Belajar

Saturday, October 11, 2008

Istilah Singkatan dalam Komputer part S-T

screen, layar tampil dari video display
screen size, menyatakan ukuran diagonal sebuah layar video display
sector, bagian dari track dalam suatu disk
slave, suatu alat yang bekerja dibawah kontrol mesin/alat lainnya (master)
slot, jalur pada main board tempat pemasangan card-card
software, segala jenis program komputer
sort, mengatur urutan record data berdasarkan field tertentu
source, tempat

Christopher Galvin dan Perusahaan Motorola

Motorola berawal pada tahun 1928, ketika Paul Galvin memulai usaha kecil yang membuat produk-produk elektronik dan komponennya. Perusahaan tersebut tumbuh dengan pesat pada tahun 1940-an ketika untuk pertama kalinya ulai membuat radio mobil dan kemudian televisi. Pda tahun 1947, Galvin menamai ulang perusahaannya Motorola sesuai dengan nama mereka yang digunakan oleh radio mobilnya. Dengan berlalunya waktu, dan di bawah kepemimpinan Robert Galvin, anak dari pendiri perusahaan, Motorola memperluas usahanya pada berbagai ragam bidang produk dan pada tahun 1980 telah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar dan paling berhasil di dunia.
Pada awal tahun 1990, dengan sebuah tim kepemimpinan yan gbaru di puncaknya Motorola merupakan pemimpin dalam pasar semikonduktor, komunikasi data, dan teknologi telepon seluler. Perusahan tersebut juga dikenal karena kualitasnya, dengan memenangkan Malcolm Baldrige U.S. National Quality Award yang pertama pada tahun 1988. namun pada pertengahan tahun 1990, Motorola mengalami penurunan yang tampaknya sulit untuk diubah. Serangkaian kesalahan manajerial, rencana yang kurang matang, dan nasib buruk telah membuat perusahan mengalami kerugian besar – perusahaan kehilangan keunggulannya di pasar, kehilangan kontak dengan konsumennya, dan mendapat masalah sebagai akibat produk dan kualitas pelayanannya yang buruk.
Untuk satu hal, Motorola jauh ketinggalan dalam teknologi telepon digital dan terpaksa melepaskan kedudukannya sebagai pemimpin pasar kepada Grup Nokia dari Finlandia. Pasar semikonduktor juga bergeser, menyebabkan bisnis semikonduktor Motorola berada di posisi yang lemah dalam teknologi baru dan area-area pertumbuhan baru yang potensial. Lebih lanjut, karena sekitar 24 persen bisnis perusahaan tersbeut berada di Asia, krisis moneter yang melanda benua tersebut juga menghantam Motorola dengan keras. Ditambah lagi, sistem satelit komunikasi iridium senilai $6 miliar yang diciptakan, didanai, dan dibantu pembangunannya oleh perusahaan, tidak berhasil menepati tanggal peluncurannya, gagal menarik pelanggan, dan pada akhirnya harus dinyatakan bangkrut.
Pada tahun 1977, akhirnya dwan Motorola merasa mereka telah mengalami cukup banyak masaah. Mereka memecat CEO perusahaan dan menempatkan Christopher Galvin, cucu dari pendiri perusahaan, pada posisi puncak. Sementara itu, Galvin tahu bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang sangat bruruk, tetapi ia sendiri tidak merasa yakin dari mana ia harus memulai untuk mebangun kembali perusahaan. Pada ahir tahun 1997 dan awal tahun 1998, perusahaan benar-benar telah mencapai titik dasar dan para analis menghapus nama perusahaan dari pasar bursa dan orang mulai bertanya-tanya apakah Galvin memiliki keterampilan manajerial yang sama dengan ayah dan kakeknya. Namun, pada saat itu Galvin telah mengetahui apa yang harus dilakukan dan menyiapkan dirinya sendiri dan manajer-manajer puncak lainnya utnuk menerima kenyataan pahit yang mereka hadapi.
Dalam periode beberapa bulan, Galvin memfokuskan ulang bisnis perusahaan pada kekuatan intinya, menjual sejumlah operasi yang tidak berkinerja baik dan operasi sampingan. Dia juga memperbarui komitmen Motorola pada inovasi dan pengembangan produk baru dan membuat pemasaran menjadi prioritas utama melebihi sebelumnya sepanjang sejarah perusahaan. Sebgai bagian dari perubahan ini, Galvin juga mengubah pengorganisasian perusahaan, menghilangkan perseteruan di dalam manajemen dan dominasi kelompok yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Galvin juga berperan sebagai sumber inspirasi, memotori karyawan di balik usaha revitalisasi perusahaan, dan memberi semangat kepada mereka untuk mengembangkan ide-ide baru yang berani serta untuk berpikir dengan cara-cara yang tidak konvensional. Akan tetapi, ia juga terpaksa membuat suatu keputusan berat ketika pada suatu saat ia harus memberhentikan 15.000 orang karyawan.
Dan hasilnya? Motorola telah bangkit dan sekali lagi menjadi yang terdepan dalam industrinya. Sebagai contoh, kualitas sekali lagi menjadi kata kunci di Motorola, para analis mempromosikan saham-saham Motorola dan produk-produk perusahaan menjadi pemimpin pasar lagi. Akan tetapi Galvin belum selesai. Ia sendiri berkata, "Ini semua merupakan suatu perjalanan, bukan tujuan". Dia merencanakan terus memperbarui dan mengembangkan perusahan untuk membuatnya semakin efektif. Dia memiliki visi besar mengenai masa depan, visi yang diisi dengan produk-produk, teknologi dan pelayanan baru yang menakjubkan. Dan Galvin melihat nama "Motorola' menghasi lanskap teknologi masa depan.

Sumber:
"Luck, Pain, and Perseverance", USA Today, 27 January 2000, hlm. 1B, 2B (kutipan pada hlm 1B); "A New Company Called Moorola," Business Week, 17 April 200, hlm. 86-92; Hoover's Handbook of American Business 2000 (Austin: Hoover's Business Press, 2000), hlm. 996-997

Friday, October 10, 2008

Manfaatkan Wireless untuk koneksi laptop ke laptop


Bagaimana caranya menghubungkan laptop dengan laptop lain, milik teman misalnya, jika kita berada jauh dari tempat kerja atau rumah yang tidak mungkin ada kabel jaringan yang tersedia dan terhubung ke laptop.

Jangan panik dulu apabila anda sangat membutuhkan pertukaran data/informasi antar laptop. Manfaatkan jaringan wireless yang sudah tersedia pada laptop anda dengan melakukan sedikit

The Science of Meditation.

Emory, Georgia (USA) -- For thousands of years, Buddhist meditators have claimed that the simple act of sitting down and following their breath while letting go of intrusive thoughts can free one from the entanglements of neurotic suffering. Now, scientists are using cutting-edge scanning technology to watch the meditating mind at work. They are finding that regular meditation has a measurable effect on a variety of brain structures related to attention — an example of what is known as neuroplasticity, where the brain physically changes in response to an intentional exercise. The same researchers reported last year that longtime meditators don't lose gray matter in their brains with age the way most people do, suggesting that meditation may have a neuro-protective effect.

A rash of other studies in recent years meanwhile have found, for example, that practitioners of insight meditation have noticeably thicker tissue in the prefrontal cortex (the region responsible for attention and control), and that experienced Tibetan monks practicing compassion meditation generate unusually strong and coherent gamma waves in their brains.


James: I think this is partly why so many Buddhist monks live so long. Thich Nhat Hanh for example is in his 80's but could easily pass for 60. He'll be 82 on the 11th of this month. I wrote a few posts back on how meditation and mantra meditation have helped me cope with my schizoaffective disorder. I spoke in that post solely on depersonalization but I wanted to do this post because of the results of the study that show improved attention and control.

Well It got my attention because I am very interested in the relation between science and Buddhism as many of you know and because I have as apart of my mental condition attention deficit disorder (A.D.D.) When a person has A.D.D. it means that they can't "screen out" or filter background "noise" and commotion like most people are able to do. So while it appears as though we are just not "listening" sometimes to someone talking to us or that we can't concentrate upon something it's because we are having to deal with many things at once, which makes it very difficult to focus on one thing. I kind of liken it to having to read a science or math text book to prepare for an exam while the t.v. is loudly playing, while someone is trying to talk to you and while your alarm clock is beeping. Is it any wonder then that we don't retain conversation details as well as folks who don't have A.D.D.?

However, when I meditate I find it much easier to deal with external stimuli. I think part of it is being able to close my eyes to eliminate all the visual distractions that often distract me as I'm very sensitive to colors and images. So with my eyes shut it's somewhat similar to putting a towel over a bird that escaped its cage. It panics and acts frantic flying around bumping into things and not knowing where it is but once you can throw a towel around them and cut off their vision they relax and calm down to where you can help them.

So with my eyes shut I am better able to concentrate upon my breathing and deal with the sounds from the daily routine and traffic of a busy neighborhood. Instead of trying to shut them out I let them pass through my ears and register in my mind. I focus on each sound and hold it in my mind as I breath in and then I let it fade away as I breath out. In this way I am able to deal with each sound mostly one at a time. Not unlike serving people one at a time in a line rather than all at once.

I contemplate the sound and recognize it so that my subconscious knows that I’m paying attention to it and I contemplate on what each sound means and then symbolically I kindly escorting the noise out of my mind with the exhale and I repeat the process as needed. I also find it helpful to thank my sub consciousness for keeping me informed but remind it that it doesn’t have to work so hard and that it can take a break. It seems to work. It seems like it backs off on pushing the noise over and over and louder and louder, which is exactly what I find happens when I try to ignore it.

Then I’ve noticed that once I emerge from meditation that my mind is sharper, better able to concentrate without interference and better able to hold my attention a good period of time later. After meditation it also helps me feel more patient and less overwhelmed with stimuli because I am continuing that thought processing used while meditating. Of course it never lasts all day but the more I practice the longer I can go without too much interference and stress from all the stimuli. It is much like learning a language in a way, the more you practice the more your mind rewires itself. And so no wonder the great teachers all refer to meditation as practice. Of course I'd have a hard time even getting on the meditation seat without medication but it works well with meditation. So I can attest to you that indeed this scientific study is spot on.

~Peace to all beings~


Thursday, October 9, 2008

Shut Down Komputer Pada Jaringan Lokal dengan RAdmin 2.1


Anda seorang administrator jaringan, atau pengelola warnet mungkin software yang satu ini bisa membantu anda dalam mengelolah bisnis warnet anda agar semakin lancar khususnya dalam hal perawatan setiap pc yang ada dalam satu jaringan. RAdmin 2.1 sangat membantu apabila digunakan dalam merawat komputer, baik itu untuk mengontrol para pemakai (user) untuk menghindari user untuk mendownload atau

Wednesday, October 8, 2008

Cari Uang Di Internet Tanpa Modal Sepeserpun


Banyak cara untuk mendapatkan uang di internet baik itu sebagai pemilik web atau blog yang biasa di sebut Publisher maupun Clicker (orang yang klik iklan).



Perbedaan Publisher dengan Clicker adalah apabila pada Publisher atau pemilik web atau blog untuk mendapatkan pengehasilan bisa diperoleh dengan memasangkan iklan-iklan yang disediakan website tertentu untuk di klik oleh para pengunjung

The Extraterrestrial Sangha.

The question if often asked, "If rebirth is true then why does the population of the Earth increase?"

In the Pali canon it is said that there has been 28 Buddhas other than Siddhartha Gautama who is the Buddha for this age on Earth. This means that there must be other worlds out there and other beings that benefit from a Buddha (I can't and won't speak for others but this is my belief). These worlds help explain where all the beings that continue to increase the population on Earth come from. Another answer to the population increase is that some animals and insects are being reborn here as human beings. It has been estimated by science that insects outnumber humans by 200 billion!!

The Buddha Gautama once held up a glass of water and said that there were thousands upon thousands of life forms within, which was proven with the invention of the microscope. So if microscopic organisms can exist in a small drop of water then is it so difficult to imagine other worlds populated with other sentient beings? In other words, our world is but one of those tiny organisms in that glass of water (universe). So I was meditating and thinking about this all today and I am reconsidering my belief that the six realms are purely states of being in this world and that bodhisattvas are not real.

I still don't know but I'm not absolutely denying the possibility as I had before. I guess right now I'm agnostic about it all. As of right now though I still find it more beneficial to see the effects of the six realms in the present moment and to live in a way that best avoids those effects. Now, like I said I've come to a place where I'm not denying that they are also places but seeing it that way right now isn't as helpful for me as seeing it the other way. Perhaps that will change though as my practice deepens over the years but it may not either. I guess I'm just saying here that I'm not ruling anything out.

However, I still feel that it is more important to take care of the present moment right here and now than spend hours upon hours trying to understand the metaphysical. Though meditating upon the metaphysical can have its benefits. My concern is upon the present moment and making sure that my actions/thoughts, etc comport with the Eight-Fold Path. I find it more helpful to be skillful and to do my best to follow the Eight-Fold Path out of understanding of how my actions/thoughts, etc. effect others (and myself) than out of fear.

I have found personally that doing something out of fear doesn't stand the test of time. I begin to resent things when I do them out of fear but not so if I understand why an action/thought, etc. is less skillful and harmful to others. Avoiding certain actions out of compassion creates better results for me than from doing it out of fear or doing it because everyone says so. I have discovered that doing something to "fit in" or because everyone says so doesn't work either because I feel like I'm just faking it and going through the motions. When this is my motivation I eventually get tired of playing the game and give up.

~Peace to all beings~

Tuesday, October 7, 2008

Istilah Singkatan dalam Komputer part Q-R

Query : istilah yang digunakan untuk mengambil data dari database dengan kriteria tertentu
QuickTime : software/program untuk memutar file video/klip
Quad Core : jenis prosesor yang memiliki inti banyak (quad=4 inti)
Querty : jenis keyboard dengan tata letak key/tuts/tombol berurutan QWERTY (lihat pada keyboard)
Quit : perintah untuk menghentikan pemrosesan
RAM : singkatan dari Random Access

Monday, October 6, 2008

Tips Memilih Komputer Sebelum Membeli


Komputer memang sudah sangat dibutuhkan semua orang saat ini, mulai dari anak-anak hingga kakek nenek semuanya membutuhkan komputer namun masih banyak orang tidak memikirkan baik buruknya, kelebihan dan kekurangan apabila membeli komputer tanpa memikirkan manfaat dari komputer itu sendiri. Apalah artinya jika komputer yang kita beli begitu mahal harganya namun tidak bisa kita manfaatkan

Sunday, October 5, 2008

The Health Benefits of Incense.

Religious leaders have contended for millennia that burning incense is good for the soul. Now, biologists have learned that it is good for our brains too. An international team of scientists, including researchers from Johns Hopkins University and the Hebrew University in Jerusalem, describe how burning frankincense (resin from the Boswellia plant) activates poorly understood ion channels in the brain to alleviate anxiety or depression.

They found that the compound significantly affected areas in brain areas known to be involved in emotions as well as in nerve circuits that are affected by current anxiety and depression drugs.


James
: I use incense to show my gratitude to Buddha for bringing us the Dharma but I also use it because I too have found it to be very relaxing, tranquil and thus conducive to meditation as now proven by science. I find it very rejuvenating to catch a scent of sweet smelling incense while concentrating upon my breath much like lying in a mountain meadow and taking in the smell of fresh flowers with eyes closed. And speaking of eyes closed, I have noticed that when I close my eyes in meditation that the scent of the incense stands out more in my mind. This is probably similar to how when some go blind that their other senses are heightened.

James: I have found too that incense helps me concentrate and focus my attention back to the present moment when I meditate as the incense burns throughout my sessions. This is because when I feel like my mind is doing intellectual somersaults I breath in and out for a bit and the scent brings me back to the present moment.

Also, the burning of incense helps to create a positive state of mind and helps condition the mind to associate the typical fragrance with a positive and calm mind.

James: For myself, Aloes wood reminds me of smells that I enjoyed in Africa, which was a very happy time in my life so when I burn it while meditating it helps me recognize happiness that is always present in each moment if I'm mindful enough. And Nag Champa reminds me of the Nepal-Tibet Imports store where I buy all of my incense and altar items. I always feel relaxed in that shop with all the nice smells, beautiful Buddha statues and the nice family that runs it.

Sandalwood is another favorite of mine and has been used by Buddhists, Hindus and others for 4,000 years. Its special calming effect has been used to treat anxiety and depression, and it acts as a mild sedative. It's one of my favorite incenses for those reasons but also for it's woody smell that reminds me of the woody smells of my favorite camping spot way up in the Rocky Mountains here in Colorado.

And smelling that woody smell reminds me that I am one with all things, which makes me feel small in a good way, in the sense of reducing my ego and just enjoying being no different than a sweet, woody scented pine tree. Trees are rooted deeply in the Earth and smelling that woody scent helps me feel rooted in the present moment and that there is much beauty and peace to be had in this world of suffering. It relaxes me because I have spent so many peaceful, happy days up in those mountains. It is one of my favorite places to meditate because of the fresh air, scents of sweet and woody pine trees and the crisp breeze that often blows through the area.

However, because of it being smoke I try and keep a bit of distance between myself and the burning incense. Also when the weather is nice I will crack open a window a bit to circulate fresh air.

~Peace to all beings~

Thursday, October 2, 2008

Buddhism and Depersonalization.

One of the symptoms of my mental disorder, Schizoaffective disorder is depersonalization. It is something that I have experienced since I was a child when I would experience out-of-body phenomena in response to stress or anxiety. And the out-of-body phenomena is the best way to describe the main essence of my depersonalization. I slip in and "out of my body" often and before I know it I'm outside looking in and when this happens it feels as though I'm watching my body talk, move and act from a remote location. It reminds me of the movie, "Being John Malcovich" where people can live inside Malcovich's brain for about 15 minutes at a time and witness what he witnesses.

In these moments I feel as though I'm viewing a movie that has me playing a role. I talk but I don't feel like the words are my own but just a computer program that is simulating a conservation. It happens often when I'm in a new environment or with people that I feel uncomfortable around. I have also found that I don't feel physical pain as much when I'm depersonalizing.

I liken it to an escape hatch when the symptoms of my disorder get to be too much to handle, when the hallucinations, delusions or paranoia get too strong. As well as when my anxiety and stress reach a certain level. Part of my condition is that I am almost always in a state of anxiety and stress so that from the outside it looks like it doesn't take much to set me off but in reality its just one final trigger for my brain to handle so I slip out of my body and go on autopilot. The depersonalization also expresses itself when I look at myself in the mirror. I often gaze into my eyes and see someone else behind that image running things. It's stressful because it feels like I am watching a copy of myself but not a happy copy but one who seems to want to cause me trauma. This all said, I have found Buddhism to be like another psychiatrist who has a tried and true prescription for emotional stress--meditation.

When I find myself outside looking in and feel it really interfering with my day or lasting longer than usual I have watered the seeds of good habit energy enough to feel some doer inside that body move for me to get on the meditation cushion. So when I start breathing and concentrate upon that I feel my body and mind return together in union. The breathing is like a gentle guide helping me return to the reality of oneness much like someone helping a person with dementia return to a place of security and peace.

Another good habit that I've developed to help connect me back to my body and present moment is to touch the ground from time to time while meditating as the Buddha did. It helps me feel something tangible that anchors me back into the experience of being. I have also found it helpful to wear a strand of prayer beads or mala around my wrist at all times because it is another physical touch object that brings me back to the present moment. It is comforting to feel a fabricated object touch my skin because it helps me remember that my body is in fact real. It also reminds me at the same time of the teachings of Buddha to remind me that I what I'm experiencing is a delusion which sometimes helps me return to myself.

Buddhism has so much to offer those of us with mental disorders because it is a religion that focuses upon the mind and emotions more than many of the religions that I have studied. It is the religion of psychology and I am hearted that the once distant field of psychology toward religion and spirituality is now opening up to the techniques of Buddhism to help reduce pyschological trauma and stress. So while I also embraced Buddhism for the spiritual teachings it has also been another tool in my toolbox to aid me in dealing with my mental disorder. It is like having an extra medication but without any side effects except peace and stability. I highly recommend that those whoe suffer from a mental disorder and feel like they are being tossed around in a sea of unstability look into Buddhism as a potential foundation to anchor your body and mind into.

~Peace to all beings~