Loading...

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, September 3, 2011

Delapan Kalimat Sutra Raja Agung Penghancur Teror Malapetaka dan Penyakit

Delapan Kalimat Sutra Raja Agung Penghancur Teror Malapetaka dan Penyakit

Oleh : Lianhua Jun Shi An

Kalimat dalam Sutra Raja Agung (高王經 – Gao Wang Jing) :
中央一切眾生。在佛世界中者。
Zhongyang yiqie zhongsheng ; zai foshijie zhongzhe
Para insan di tengah , para insan yang berada di Negeri Buddha

行住於地上。及在虛空中。
Xingzhu yu dishang ; Jizai xukong zhong
Yang berdiam dan beraktivitas diatas bumi dan di angkasa

慈憂於一切眾生。各令安穩休息。
Ciyou yu yiqie zhongsheng ; geling anwen xiuxi
Berbelas kasihanlah pada para insan
Buatlah tiap-tiap dari mereka memperoleh ketenteraman

晝夜修持。心常求誦此經。
Zhouye xiuchi ; xinchangqiu song cijing
Siang dan malam senantiasa melakukan bhavana
Dalam hati senantiasa melafal sutra ini.

8 Kalimat diatas sungguh beryukta dengan 8 Kalimat Gatha dari Sutra Menyingkirkan Teror Malapetaka dan Penyakit Yang Dibabarkan Oleh Buddha. Demikian kutipan sutra tersebut:

Buddha dengan disertai para Suciwan dan para dewa-naga serta para makhluk halus, berjalan menuju pintu kota tersebut, kemudian dengan tangan Nya yang bersinar keemasan dan penuh tanda tanda kemanggalaan menyentuh pintu tersebut, dengan delapan macam suara Brahma nan suci melantunkan gatha :
諸有眾生類  在土界中者
Zhu you shenglei ; zaitujie zhongzhe
Para insan, di semua dunia (ket : Antara dunia dan Negeri Buddha adalah sama, sutra-sutra menyebut berbagai dunia sebagai Negeri Buddha)

行住於地上  及虛空中者
Xingzhu yu dishang ; ji xukong zhongzhe
Yang beraktivitas dan menetap di atas bumi dan diangkasa.

慈愛於眾生  令各安休息
Ciai yu zhongsheng ; geling an xiuxi
Berbelas kasihanlah pada para insan, buatlah tiap-tiap dari mereka memperoleh ketenteraman.

晝夜勤專精  奉行眾善法
Zhouye qin zhuanjing ; fengxing zhong shanfa
Siang dan malam tekun berkonsetrasi, menjalankan berbagai Dharma kebajikan.

Setelah Sang Buddha melafalkan gatha tersebut, terjadilah enam macam goncangan besar di bumi, kemudian Buddha memasuki kota tersebut, para setan di angkasa tunggang langgang, para setan yang di bumi berebutan keluar dari kota. Pintu kota tidak dapat menampung banyaknya jumlah mereka, sehingga mereka saling berbenturan satu sama lain berebut untuk keluar. Pada saat itu semua yang tidak bersih dalam kota tersebut, semua yang kotor dan bau dengan sendirinya masuk ke tertelan bumi ; Antara tinggi dan rendah semua menjadi harmoni ; Semua lubang yang mengganggu, menjadi rata ; Yang buta dapat melihat ; Yang tuli dapat mendengar ; Yang bisu dapat berucap ;Yang lumpuh dapat berjalan ; Yang gila menjadi waras ; Yang sakit tersembuhkan ; Semua suara memilukan dari gajah-kuda-sapi dan berbagai hewan menjadi terdamaikan ; Berbagai alat muski tertabuh dengan merdu tanpa dimainkan ; Aktivitas menjadi seimbang ; Gelang gelang wanita saling bergemerincing, berbagai perkakas berbunyi harmoni dan lembut, menghasilkan suara Dharma nan luhur ; Berbagai harta dari dalam tanah dengan alamiah keluar ; Para insan yang kepanasan dan kehausan memperoleh air sejuk untuk minum dan mandi ; Semua penyakit di kota menjadi tersembuhkan, demikianlah.

Kalimat nomor 7 dan 8 dari sutra tersebut :
晝夜勤專精  奉行眾善法
Zhouye qin zhuanjing ; fengxing zhong shan fa
Siang dan malam tekun berkonsentrasi ; Menjalankan berbagai Dharma Kebajikan.

Sebenarnya memiliki makna yang sama dengan kalimat dalam Sutra Raja Agung :
晝夜修持。心常求誦此經
Zhouye xiuchi ; xin changqiu song ci jing
Siang dan malam tekun berbhavana ; Hati senantiasa melafalkan sutra ini.

Siang dan malam tekun berkonsentrasi berarti adalah Siang dan malam tekun berbhavana (Melatih pengendalian pikiran) ; Sedangkan “Hati senantiasa melafalkan sutra ini” berarti hati telah beryukta dengan Sutra Raja Agung. Jadi hati yang beryukta otomatis walau tidak kelihatan seperti sedang melakukan pelafalan , berarti ia telah melafal, Namun hati yang tidak beryukta walau bibir melafal itu sama saja dengan tidak melafal. Maka dengan demikian hati yang senantiasa melafal sutra adalah sesuai dengan kalimat “Menjalankan berbagai Dharma Kebajikan”.

Oleh karena itu jangan memandang remeh tiap kalimat dalam Sutra Raja Agung.
Barangsiapa yang tanpa harus membaca berbagai bukti yang ditulis ini, namun hanya cukup mendengarkan anjuran Mahaguru Liansheng langsung mempunyai keyakinan 100% pada Sutra Raja Agung, berarti dia mempunyai keyakinan murni.
Namun jika harus menunggu saya menyajikan bukti semacam ini barulah bisa menambah keyakinan pada Sutra Raja Agung, justru harus bertanya pada sanubari sendiri.
Karena sesungguhnya ajaran Mahamulacarya adalah sudah mewakili ucapan Buddha !

Traditional woven

Traditional woven
   
By : Living Buddha Lian ShengTranslation of all of the risk
  
   
In India, I observed the "Four Indian caste system" problem, based on information from local people, then I understand, it seems that the caste divide in India is very serious, there is no equality between people, but In the Indian tradition, the original is not uncommon.
   
Four Indian caste division, originally based in the Vedic scriptures:
   
God the Creator Mahabrahma created four castes: 1. --- Sadhaka Brahmin holy, both of which still left the family and married people, the sanctity of their culture and seek Nirvana. 2. --- Knights of the aristocracy, these norms other three castes. 3. --- Vaishya merchant class. 4. Sudras --- peasants and slaves.
   
It said in the sacred Vedas, Brahmin born from Brahma's mouth, Knight was born from the hands of Brahma, Brahma Vaishya from the hip, the foot of the last sudra born from Brahma was born. In these four castes are Brahmin caste and the most respectable of the lowest caste.
   
In India, I heard, the four castes into very clear, very clear not only to each other, the gap is huge. Four is the traditional caste order, but also customs, such as:
   
--- This should not eat is not the same caste should not eat them. It should not be wearing the same --- to the four castes is not the same clothes. Should not reside in the same location is divided into four castes --- separation. Should not be in some way --- the vehicle will be divided into four castes are not equal.
   
In the case of marriage, of course, there "should not marry each other, if they should not marry each other then the marriage will not happen. More seriously, a respectable Brahmin, caste must not come into contact with other contacts until kakipun not, when contacts with other castes, they should immediately wash the feet, because it is contaminated, it is dirt. More serious, respected non-Brahmin Brahmin should not eat cooked food. Lowly caste to meet a higher social status, the body should only be razed to the ground, should not be looked up. Lowly caste is not enough space to speak. Many people.
   
Whether in India, men and women equal it? Certainly not. It can be from the "Eight Dafa respect" to see (Eight Chief Law) was established by the Buddha. 14 years to reach enlightenment Tathagata, the Buddha's aunt admitted upasampada, Buddha is not allowed, because if she entered the Sangha, the real Dharma will continue for thousands of years was reduced by 500. Finally, Ananda asked the Buddha three women were allowed to enter the Sangha era, Buddhism was finally allowed, preaching "Eight Dafa respect", the only way to receive the law.
   
Eight to respect Buddhism as follows: 1. Old nun, monk receiving vihaya meet with the new, must rise to the welcome, bersembahsujud, to seat one's seat. 2. Nuns, monks should not be scolded. 3. If no error monk, about his past, monks, nuns can talk about the past. 4. Nuns who study Buddhism, after learning of the discipline, discipline should be applied to the court Sangha. 5. Nuns break precepts, Buddhist monks have to beg repentance nuns in a half months. 6. Nun is one of the monks, begging tutors. 7. Where the clergy should not be decided by varsa. 8. After varsa residence time, also admitted to a local Buddhist monk converted. From the Buddha law established, terlihatlah men and Indian women are equal or not!
   
I thought about the traditions, customs considerations, considerations of gender equality ... ... I think the traditions and customs are very strong in India, tradition and ancient customs of the case, today has been replaced by democracy and freedom, many people demand democracy and freedom, but the tradition of marriage are still in the Indian families most parcels between rich and poor, have separated, each work is a new personal status, but tradition and caste still not disappeared.
   
In addition to India, other countries may have a very long time to achieve freedom and democracy, but I still feel that each country has different traditions and customs, only they did not open, not very visible on the surface, does not appear surface, rather than easy for someone else to know, only inside.
   
I think the Buddhist school, I started Satya ---- Because of the school's "new", turbulence intensity, ancient traditions, almost no living space. This is a good old tradition? Or is the new good?
   
I reformed the ritual, visualization, and by reciting in Tibetan Buddhism is very long, until the one after, a slogan, a deity, to shorten the time to get points, simple and powerful. I am a new "Satya Buddhist schools of thought," I always throw the burden of a long tradition. There is no contradiction in this? Of course, this tradition will reject it, but that I'm going to the Buddha, the Buddha also came to the tradition in those days.

传统交织

传统交织
  
通过活佛连胜

 
  
在印度的时候,我观察了“四印度种姓制度”问题的基础上,从当地人的信息,然后我明白了,似乎在印度种姓划分是非常严重的,没有人与人之间的平等,但在印度的传统,原来是屡见不鲜。
  
印度的四个种姓的划分,原本在韦达经典为基础:
  
造物主上帝Mahabrahma创建了四个种姓: 1。 --- Sadhaka婆罗门圣洁,这两者仍然离开了家庭和已婚的人,他们培养的神圣和寻求涅槃。 2。 ---骑士的贵族阶层,这些规范其他三个种姓。 3。 ---吠舍商人阶层。 4。首陀罗---农民和奴隶。
  
它说,在神圣的吠陀,婆罗门出生从梵天的口中,骑士诞生从梵天的手中,从臀部吠舍梵天,最后sudra从梵天的脚下诞生诞生了。在这四个种姓是婆罗门种姓和最可敬的是最低种姓。
  
在印度,我听说,在四个种姓划分非常明确,不仅非常清楚彼此之间,差距是巨大的。四个种姓是传统的排序,也是海关,例如:
  
不宜一起吃---这是不一样的种姓不应该吃起来。 它不应该穿着同样的---到四个种姓是不一样的衣服。 不应该驻留在同一位置分为四个种姓---分居。 不应该以某种方式---将分为四个种姓车辆不相等。
  
在婚姻的情况下,当然,也有“不应该娶对方,如果他们不应当结婚对方那么婚姻就不会发生。 更为严重的是,一个可敬的婆罗门,绝对不能接触到其他种姓接触,直到kakipun不得,当与其他种姓接触,应立即洗了脚,因为它是污染,它是污垢。 更严重的,受人尊敬的婆罗门也不宜多吃非婆罗门熟食。 卑贱种姓,以满足更高的社会地位,身体只应夷为平地,不应该抬起头来。 卑贱种姓没有足够的空间来说话。 许多人。
  
无论是在印度,男性和女性平等的吗?答案当然不是。它可以从“八大法尊重”看到(八敬法)由佛成立。 14年后达到启蒙如来,佛的姨妈承认upasampada,佛不允许,因为如果她进入了僧伽,那么真正的佛法将持续数千年将由500年减少。最后阿难问佛三,妇女被允许进入僧伽时代,佛教终于允许的话,宣讲“八大法​​尊重”,只有这样,才能收到律。
  
八尊重佛法如下: 1。老尼姑,和尚与新接收vihaya满足,必须上升到欢迎,bersembahsujud,给位子,让坐。 2。尼姑,僧人不应该被骂。 3。如果没有显示错误和尚,讲他的过去,僧侣​​可以谈论过去修女。 4。尼姑谁学习佛法,学习后的戒律,戒律应适用于法院的僧伽。 5。尼姑打破戒律,必须求求忏悔佛法僧在一个半月修女。 6。尼姑应该是其中的僧侣,乞讨导师。 7。在僧侣的地方,不应该决定通过varsa。 8。经过varsa停留时间,也承认佛法僧转换到本地。 从佛律成立,terlihatlah男子是否和印度妇女平等与否!
  
我思索有关的传统,习俗方面考虑,对男女平等的考虑... ... 我觉得传统和习俗都非常强,在印度,传统和古老习俗的情况下,在今天已被民主和自由所取代,很多人都对民主和自由的要求,但对婚姻的传统仍然在对印第安人的家庭最包裹之间,富人与穷人,有分离,每一项工作是一个新的个人地位,但传统和种姓仍然没有消失。
  
除了印度,其他国家可能有一段很长的时间来实现自由和民主,但是,我还是觉得,每个国家都有传统和各海关,只有他们没有公开,也不是很表面上可见的,不会出现表面上,而不是容易被别人知道,只有在里面。
  
我想到了佛教学校,我创立萨蒂亚---- 正因为学校的“新”,湍流强度下,古老的传统,几乎没有生存空间。 这是个好老传统?或者是新的好?
  
我改革了仪轨,可视化和经背诵是在密宗很长,直到达到one经,一个口号,一个本尊,缩短时间,得到的要点,简单,功能强大。 我是新的“萨蒂亚佛教思想流派”,我一直扔了一个悠久的传统负担。 有没有在这个矛盾? 当然,这一传统将拒绝它,但是,认为我要去佛,佛也来到了传统在那些日子。

Jalinan Tradisi


Jalinan Tradisi

Oleh Maha Acharya LianshengDiterjemahkan oleh Zhiwei Zhu 

Pada saat ke India, Aku pernah mengamati masalah 'Empat Kasta India', berdasarkan keterangan dari penduduk setempat, barulah Aku paham, rupanya pembagian kasta di India sangat serius, tidak ada kesetaraan antar manusia, namun dalam tradisi India ternyata itu adalah hal yang lumrah.

Pembagian 4 kasta India, asalnya berdasarkan Kitab Suci Veda:

Dewa Pencipta Mahabrahma menciptakan empat kasta:
1. Brahmana --- sadhaka kesucian, baik yang meninggalkan keluarga maupun yang masih berkeluarga, mereka melatih kesucian dan mencari Nirvana.
2. Ksatria --- kelas bangsawan, mereka yang mengatur tiga kasta lainnya.
3. Vaishya --- kelas pedagang.
4. Sudra --- petani dan budak.

Dikatakan dalam Kitab Suci Veda, brahmana dilahirkan dari mulut Brahma, ksatria dilahirkan dari tangan Brahma, vaishya dilahirkan dari pinggul Brahma, terakhir sudra dilahirkan dari bawah kaki Brahma. Diantara empat kasta ini yang paling terhormat adalah kasta brahmana dan yang paling rendah adalah kasta sudra.

Di India Aku mendengar, pembagian di antara empat kasta itu sangat jelas, tidak hanya sangat jelas, antara satu dengan yang lain, kesenjangannya sangat besar. Empat kasta adalah semacam tradisi, juga merupakan adat kebiasaan, misalnya:

Tidak boleh makan bersama --- kasta yang tidak sama tidak boleh makan bersama.
Tidak boleh berpakaian yang sama --- ke empat kasta itu tidak sama pakaiannya.
Tidak boleh bertempat tinggal di lokasi yang sama --- ke empat kasta tinggal terpisah.
Tidak boleh dalam satu perjalanan --- kendaraan ke empat kasta tidak sama.

Dalam hal perkawinan, tentu saja ada 'tidak boleh saling mengawini', kalau keduanya tidak boleh saling kawin maka tidak akan terjadi perkawinan itu.
Yang lebih serius lagi adalah, seorang brahmana yang terhormat, samasekali tidak boleh bersentuhan dengan kasta lainnya, sampai kakipun tidak boleh, kalau bersentuhan dengan kasta lain, harus cepat-cepat cuci kaki, karena itu adalah pencemaran, itu adalah kotoran.
Yang lebih serius lagi, kaum brahmana yang terhormat, juga tidak boleh makan makanan yang dimasak oleh orang yang bukan brahmana.
Kasta rendahan bertemu dengan kasta tinggi, hanya boleh meratakan tubuh dengan tanah, tidak boleh mendongak.
Kasta rendahan tidak ada ruang untuk berbicara.
Masih banyak yang lainnya.

Apakah di India, laki-laki dan perempuan setara? Jawabannya tentu saja tidak. Ini dapat dilihat dari 'Delapan Dharma Penghormatan' (八敬法) yang ditetapkan oleh sang Budha. Empat belas tahun setelah Tathagata mencapai Pencerahan, bibi Budha memohon upasampada, sang Budha tidak mengijinkan, karena seandainya wanita memasuki sangha, maka Dharma Sejati yang akan bertahan ribuan tahun akan berkurang lima ratus tahun. Terakhir Ananda memohon kepada Budha sampai tiga kali agar wanita diijinkan memasuki sangha, akhirnya Budha mengijinkan, kemudian mengkhotbahkan 'Delapan Dharma Penghormatan', barulah dapat menerima vinaya.

Delapan Dharma Penghormatan adalah sebagai berikut:
1. Biksuni tua, bertemu dengan biksu yang baru menerima vihaya, harus bangkit menyambut, bersembahsujud, memberikan tempat duduk dan mempersilahkan duduk.
2. Biksuni tidak boleh memarahi biksu.
3. Tidak boleh menunjukkan kesalahan biksu, membicarakan masa lalunya, biksu boleh berbicara tentang masa lalu biksuni.
4. Biksuni yang belajar Dharma, setelah belajar sila, harus memohon sila besar kepada sidang sangha.
5. Biksuni melanggar sila, harus memohon Dharma Pertobatan dari sangha biksuni dalam setengah bulan.
6. Biksuni harus di antara para biksu, memohon pembimbing.
7. Di tempat biksu, tidak boleh memutuskan melewati masa varsa.
8. Setelah tinggal masa varsa, harus memohon Dharma Pertobatan kepada sangha setempat.
Dari vinaya yang telah ditetapkan sang Budha, terlihatlah apakah pria dan wanita India itu setara atau tidak!

Aku pernah merenungi perihal tradisi, merenungi perihal adat istiadat, merenungi perihal kesetaraan pria dan wanita...
Aku menemukan tradisi dan adat istiadat adalah sangat kuat, dalam hal India, tradisi dan adat kuno, di jaman sekarang ini telah diganti dengan demokrasi dan kebebasan, banyak sekali orang yang menyerukan demokrasi dan kebebasan, akan tetapi tradisi perkawinan tetap melilit sebagian besar keluarga orang India, antara orang kaya dan orang miskin, tetap ada pemisahan, setiap pekerjaan mewakili status pribadi yang baru, namun tradisi dan kasta diri tetap belum hilang.

Selain India, negara lain mungkin telah lama menerapkan kebebasan dan demokrasi, namun, Aku tetap merasa, setiap negara mempunyai tradisi dan adat istiadat masing-masing, hanya saja mereka tidak terang-terangan, tidak terlalu nampak di permukaan, tidak timbul di permukaan, tidak mudah diketahui orang lain, hanya ada di dalam.

Aku terpikir Madzhab Satya Budha yang Aku dirikan----
Hanya karena madzhab 'baru', berada dibawah gejolak kekuatan tradisi lama, hampir tidak mendapatkan ruang bertahan hidup.
Apakah tradisi lama itu baik? Ataukah yang baru yang baik?

Aku telah mereformasi sadhana, visualisasi dan pelafalan Sutra yang sangat panjang dalam Tantrayana, sampai mencapai satu Sutra, satu Mantra ,satu Yidam, untuk memperpendek waktu, mendapatkan intisarinya, sederhana dan berkekuatan.
'Madzhab Satya Budha' Ku itu baru, Aku telah membuang beban tradisi yang lama.
Apakah ada kontradiksi dalam hal ini?
Tentu saja tradisi itu akan menolaknya, namun, terpikir Aku akan sang Budha, sang Budha juga keluar dari tradisi di jaman itu.

Metode Melihat Makhluk Halus


Metode Melihat Makhluk Halus

Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu


Seseorang bertanya pada-Ku, 'Anda, Budha Hidup Liansheng, dapat melihat semua Dewa dan makhluk halus. Mengapa Anda dapat melihat mereka, kami tidak dapat?'

Aku tersenyum dan berkata, 'Alasan Aku dapat melihat mereka karena saat Aku berumur 26 tahun, Bunda Emas Kolam Kumala membuka mata dewa Ku. Anda harus mempunyai kualitas bawaan lahir tertentu sebelum anda dapat melihat semua makhlus halus. Kalau tidak, anda perlu bersadhana dengan rajin, sehingga ketika saatnya tiba, anda akan melihat mereka.'
'Bagaimana orang melatih mata dewa?'

Aku menjawab, 'Saat anda membuka cakra jantungmu, memancarkan cahaya putih lembut, mata dewa mu akan terbuka. Anda akan melihat banyak sekali Budha dan Bodhisatva yang merupakan teman dekatmu. Anda dapat menjelajahi semua Tanah Suci para Budha dan mendengarkan Ajaran Mereka secara pribadi.'

Aku menambahkan, 'Dalam melatih prana, nadi dan bindu daripada sadhana Vajrayana, membuka nadi tengah dilanjutkan dengan membuka lima cakra. Ini adalah tahap-tahapan yang paling baik untuk melatih membuka mata dewa.'

'Adakah sadhana lain dalam Vajrayana untuk bisa melihat semua makhluk halus?'
'Benar sekali ada sadhana Vajrayana lain untuk melihat semua makhluk halus dan Dewa.

Anda ambil Niuhuang (cat. penerjemah: sejenis obat tradisional China, bezoar, batu empedu lembu jantan, yang dikeringkan dalam bentuk serbuk atau pil). Japa mantra Cundi. Anda japa mantra Cundi sampai anda melihat Niuhuang berubah menjadi 'asap' atau 'api'. Lalu gosokkan Niuhuang itu ke mata dan dimakan, dan anda akan langsung melihat semua makhluk halus dan Dewa.'

Aku tambahkan, 'Sejauh pengetahuan-Ku, jika sadhaka melakukan pradaksina pohon bodhi searah jarum jam, menjapa Mantra Hati Sakyamuni Budha 1.000.000 kali, dan memohon para Budha mengadhistana mata dewanya, ia akan segera melihat para Budha, Bodhisatva dan Arhat muncul dihadapannya dimana Mereka akan mengkhotbahkan Dharma padanya.'

Di masa lalu, Aku mengajarkan metode melihat leluhur orang yang telah meninggal. Metode itu adalah sebagai berikut:
Ambil beberapa tetes airmata dari orang yang telah meninggal dan campur dengan parfum. Persembahkan campuran airmata dengan parfum ini di altar mandala, dan japa mantra sampai anda melihat kilauan cahaya pada campuran itu. Ambil campuran itu dan oleskan pada kelopak mata anda, dan anda akan segera melihat leluhur anda dan semua makhluk halus lainnya.'

Jangan terkejut atau takut saat anda mulai melihat makhluk halus. Anggap saja itu kejadian alamiah, dan jaga sikap tidak melekat dan tidak mengkhayal. Dari pengalaman melihat dunia roh, sadhaka akan dapat memahami bagaimana keadaan terjadi; bagaimana setiap keberuntungan dan kesialan adalah berdasarkan keterlibatan perbuatan baik dan buruk. Ia akan diperingatkan di depan semua kesulitan atau masalah yang akan datang. Jika anda tekun dalam melatih melihat semua makhluk halus, itu bukan hal sulit untuk dicapai!