Loading...

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, August 6, 2011

Mukjizat Hilangnya Tumor


Mukjizat Hilangnya Tumor

Oleh Lianhua Judy
Dikutip oleh Zhiwei Zhu
Dari buku Usnishavijaya Budha Locani


Awal tahun ini (1997) kebetulan masih cuti, saya sekeluarga berencana berlibur ke Eropa. Sungguh tak disangka-sangka, suatu hari bagian bawah perut saya terasa nyeri dan segera pergi ke dokter untuk diperiksa.

Lewat check-up USG saya dinyatakan gejala 'selaput dalam rahim mengalami pergeseran' di kedua sisi indung telur terjadi penggumpalan darah yang disebut sebagai tumor.

Menurut penjelasan dokter spesialis kandungan, cara penyembuhan satu-satunya adalah membuang seluruh rahim tersebut berikut indung telurnya, kecuali itu tidak ada jalan lain lagi.

Ini sebabkan karena:
1. Tumor itu terbungkus oleh selapis selaput yang tipis, beratnya mencapai 5 ons (sebesar telur ayam). Kapan saja tumor itu bisa membesar, yang bisa menyebabkan selaput pecah. Bila pecah akan terjadi radang pada selaput isi perut, dan bila terlambat melakukan operasi, bahaya akan mengancam jiwa.
2. Tumor yang seberat 5 ons itu tidak mudah menyusut.
3. Karena saat bersalin pernah melakukan operasi, sehingga timbul lendir yang lekat. Jadi tidak dapat diatasi dengan operasi kecil melalui sinar laser.

Oleh sebab itu, kondisi demikian harus menjalani operasi pembedahan, tidak bisa tanpa membuang seluruh rahim. Semua dokter spesialis kandungan juga sependapat, sehingga hati saya pedih mendengarnya! Bila memang saya memiliki karma buruk demikian, bagaimana tidak malu dan menyesal! Saya mengerti benar bahwa rahim adalah alat keremajaan dan unsur kesehatan tubuh seseorang, saya tidak mau melakukan operasi pengangkatan rahim itu.
Saya sudah benar-benar pasrah. Harapan saya pertama-tama adalah dalam musim semi ini pergi ke Seattle untuk menghadiri Upacara Dharma serta memohon adhistana Mahaguru.

Semua persiapan sudah saya siapkan dengan baik, agar lebih tenang, saya mengundang pengacara untuk membuat surat warisan. Tidak disangka karena suatu sebab, akhirnya saya batalkan untuk berangkat ke Seattle.

Melewati hari-hari yang sulit itu, saya banyak melihat buku-buku tentang kematian. Seperti Mati Delapan Menit, Melewati Pintu Hidup Mati, Sutra Tibet Menyelamatkan Para Arwah Yang Menderita. Juga merenungi apa yang sering Mahaguru katakan, yaitu 'Bila seseorang yang belum mencapai Pencerahan, saat akan meninggal bagaikan dalam mimpi, tak bisa memegang kendali. Sungguh menakutkan!'

Tiba-tiba saya teringat pada kesaksian dari sdr. Lianhua Ruencheng yang tulisannya ditempel di vihara Lei Chang Si, Hongkong. (cat: pernah dipost di Padmakumara pada bulan Mei 2011) Ia begitu tekun membaca Mantra Usnishavijaya Dharani, akhirnya tulangnya yang telah rapuh dengan ajaib tumbuh kembali. Saya juga harus sembuh seperti dia. Maka saya juga harus giat dan gigih melaksanakannya.

Rutinitas saya sehari-hari meliputi bersadhana, membaca Mantra Hati Mahaguru, Usnishavijaya Dharani, Mantra Acalanatha, dan Mantra Catur Sarana. Setiap kali membaca mantra, saya melakukan visualisasi yang mendetail, memvisualisasikan Budha Bodhisatva memancarkan sinar putih pada tubuh saya, menghapus karma penyakit saya.

Sebulan telah berlalu, dokter spesialis melakukan pemeriksaan dengan USG, ternyata tumor tersebut menyusut 1/3 bagian. Dokter mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi. Seketika itu saya sangat bersyukur dan terharu, saya merasakan ada mukjizat pada diri saya. Budha dan Bodhisatva telah menjauhkan saya dari pintu kematian. Kepercayaan diri saya lebih terdorong lagi! Setiap hari dengan keyakinan, saya makin giat dan terus bersadhana!

Setiap bulan, saya memeriksakan diri ke dokter spesialis, ternyata tumor saya semakin hari semakin mengecil. Dokter dengan keheranan mencatat rutinitas sehari-hari saya sebagai penelitian.

Sembilan bulan telah berlalu, tumor yang bagaikan mimpi buruk itu telah hilang sama sekali! Dalam masa-masa itu, saya tidak menjalankan operasi apapun, juga tidak minum obat apapun, hanya setiap bulan disuntik obat penghenti haid.

Sekarang saya sudah benar-benar sehat kembali. Saya dengan tulus bersujud dan berterima kasih pada Mahaguru Budha Hidup Liansheng, dan para Budha Bodhisatva di sepuluh penjuru!

Saya juga sangat berterima kasih pada Acharya dan teman-teman yang telah memberi semangat pada saya, di saat-saat sedang dilanda penyakit yang akut ini!


Hormat saya,
LIanhua Judy.

Review: 'Rise of Apes' is unhappy, heavier than expected


LOS ANGELES  -- Science and nature collide in "Rise of the earth of the Apes."

James Franco plays a scientist out to seek out a cure for Alzheimer's as a result of his father has the disease. while not giving an excessive amount of away, Franco's character finishes up raising an ape named Caesar, who is also too sensible for this own sensible.

The real bother begins when a member of his human family is threatened, and also the ape gets violent. The altercation ends up in Caesar being forced to measure at an animal sanctuary, where love and kindness don't seem to be a part of his standard of living anymore.

The apes, lead by Caesar, take matters into their own hands, and that they mean business.

The computer-generated apes are the important stars of this movie. Caesar gets help from the movements of actor Andy Serkis - combined with state-of-the-art technology.

Franco's sensible, and thus is John Lithgow as his father. i do not assume Freida Pinto has enough to try and do here, however she adds a way of heat.

The movie is rated PG-13, however it's one in every of those films, based mostly on the topic matter, that i believe might very scare a 10-year-old.

As I took notes throughout the film, I found myself writing the word "sad" thrice, and that i threw in a very "tragic" to travel together with that.

It's abundant heavier than I expected - worry, anger, animal abuse, death. It's all thus unhappy, however collectively, it will assist you higher perceive why of these animal actions speak louder than words.

Lima Macam Mata


Lima Macam Mata

Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu


Pertama-tama, Aku tuliskan lima macam mata:
1. Mata daging - suatu bagian dari tubuh fisik.
2. Mata Dewa - bagian dari para Dewa di alam Rupadhatu yang mampu melihat jauh maupun dekat, dalam maupun luar, siang maupun malam.
3. Mata Prajna - suatu alat para Arhat dan Pratyeka Budha yang mampu melihat Kesunyataan dan Kekosongan Sejati.
4. Mata Dharma - suatu alat para Bodhisatva yang mampu melihat segala jenis Dharma Upaya Kausalya untuk menolong makhluk hidup.
5. Mata Budha - milik para Budha yang mampu melihat Pengetahuan Sempurna atas semua hal dalam semua aspek dan hubungan dengan masa lalu, masa kini dan masa depan, juga termasuk empat macam mata yang disebutkan diatas.

Diantara lima macam mata, mengapa Aku memilih 'Mata Dewa' untuk dibahas? Selama perjumpaan-Ku dengan dunia spiritual pada umur 25 tahun, Bunda Emas Kolam Kumala membantu-Ku membuka 'Mata Dewa' Ku. Pada malam itu, dengan alat baru 'Mata Dewa', Aku dapat melihat banyak alam Sorga dalam penjelajahan spiritual. Kemudian, Aku temukan ada dua cara agar orang dapat memperoleh suatu kemampuan 'Mata Dewa' (seperti yang dibahas dalam Mahaprajna-paramithasastra oleh Nagarjuna):

1. Buah karma yang telah matang yang ditabur dalam kehidupan lampau.
2. Hasil pelatihan spiritual dalam hidup sekarang.

Dalam kasus-Ku, memperoleh 'Mata Dewa' pertama-tama adalah hasil dari buah karma dari kehidupan lampau dan bukan dari usaha bhavana dalam hidup sekarang. Kemudian, setelah sukses dalam latihan yoga 'Cahaya Suci' (Prabhasvara) dan bersama-sama dengan Mata Dewa, Aku dapat mengubah 'Mata Dewa' untuk dapat melihat/memahami pengetahuan alam semesta secara menyeluruh. Pandangan Dewata-Ku dapat melihat apasaja dengan jelas dan tak dapat rusak dan tiada taranya.

Tentu saja, banyak Guru Dharma ragu-ragu dengan klaim-Ku mempunyai 'Mata Dewa'. Faktanya, tidak hanya orang diluar aliran kita, beberapa murid Satya Budha pun mempunyai keraguan tersebut. Keragu-raguan mereka dapat difahami.

Sebagai contoh, sebagian orang bingung mengapa ada keberagaman, percampuran yang baik dan yang buruk, diantara para murid Madzhab Satya Budha. Tidakkah Mahaguru Lu membuat evaluasi terlebih dahulu sebelum menerima seseorang menjadi murid? Diantara para Acharya Madzhab Satya Budha, ada yang menyimpan niat jahat, jadi mengapa Mahaguru memberi mereka Abhiseka Acharya? Jika Mahaguru Lu mempunyai Mata Dewa, tidakkah Ia telah tahu terlebih dahulu seseorang menyimpan niat jahat pada-Nya? Di antara kelompok Acharya Madzhab Satya Budha, ada yang telah hilang niatnya untuk meraih Pencerahan dan ada yang telah membentuk kelompok mereka sendiri. Tidakkah Mahaguru telah meramalkan ini jika Ia mempunyai Mata Dewa?

Ini pertanyaan yang benar, jawaban-Ku adalah sebagai berikut:
Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan mengabaikan satu makhluk hidup pun. Maka dari itu, bahkan para pembunuh, pemerkosa, perampok, pencuri, pelacur, penipu, gelandangan, pemabok boleh datang menjadi murid-Ku.

Di antara para Acharya Satya Budha, benar bahwa ada yang menyimpan niat jahat. Aku betul-betul sadar akan hal itu, namun Aku berkata pada diri-Ku sendiri bahwa seorang Acharya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelamatkan dirinya. Pada waktu Abhiseka, Aku tekankan pada mereka, 'Hari ini, setelah menerima Abhiseka Acharya, jika anda tidak mencapai keBudhaan dalam hidup kali ini, anda akan jatuh ke dalam Neraka Vajra. Masihkah anda mau menjadi Acharya?'
'Ya,' ia menjawab dengan tegas walaupun dengan rasa enggan. Karena mereka mau mencoba, dengan digerakkan oleh rasa maitri karuna Aku memberi mereka kesempatan!

Orang mencoba menjebak-Ku, jadi mengapa Aku tidak mencegah hal ini terjadi? Terus terang, Aku sadar betul situasi itu dan telah mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi. Dalam setiap usahanya, pihak lain berhenti tanpa dapat melaksanakan rencananya sepenuhnya. (Alasan karma juga terlibat dalam kejadian ini, dan Aku sadar akan hal ini sebelumnya.)

Di antara kelompok Acharya kita, ada yang telah meninggalkan Jalan, dan ada yang telah mendirikan kelompok sendiri. Tidakkah Aku tahu hal ini akan terjadi sebelumnya? Tentu saja, Aku tahu hal ini. Tetapi, itu adalah afinitas karma! Afinitas karma ada dalam berbagai tingkat: ada yang dalam, ada yang dangkal, ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang berawal dengan baik dan berakhir dengan buruk, ada yang berawal dengan buruk dan berakhir dengan baik. Begitulah keadaan terjadi.

Aku adalah orang yang menganut 'biarkan sesuatu hal terjadi secara alamiah.' Aku hanya ingin mengajarkan 'Dharma Tantra Satya Budha' dengan sepenuh hati sebaik yang Aku bisa. Jadi, jika kelompok Acharya dan murid berhenti dalam bhavananya atau mendirikan kelompok mereka sendiri, begitulah keadaan afinitas karma kita harus terjadi.

Ada yang bertanya pada-Ku, 'Mengapa Anda mau menerima mereka awalnya jika Anda tahu akan jadi begini?'
Aku menjawab, 'Hati maitri karuna Ku tiada batasnya. Akan datang harinya ketika mereka sadar dan kembali bersarana dalam Satya Budha lagi!'
'Ada yang telah bersarana, keluar, kembali lagi, kemudian keluar lagi. Apa yang akan Anda lakukan untuk orang seperti ini?'
'Aku akan menunggu mereka,' jawab-Ku.
'Bagaimana jika mereka tidak kembali?'
'Aku akan menunggu sampai kehidupan yang akan datang.'
'Bagaimana jika mereka tidak kembali dalam kehidupan yang akan datang?'
'Aku akan menunggu mereka beratus-juta kehidupan yang akan datang!' kata-Ku.

Dengan pandangan Dewata-Ku, Aku tahu keadaan pikiran para murid-Ku dan afinitas antara mereka dengan Aku, apa yang dapat Aku katakan pada mereka? Aku memilih membiarkan keadaan terjadi apa adanya; Aku tidak suka memaksakan apapun. Aku hanya mencoba sebaik yang Aku bisa untuk menyebarluaskan Budha Dharma. Meskipun Aku memiliki semua tingkat kesadaran, dan setiap hal secara tersirat dapat difahami, Aku hanya bisa mencoba merespon dengan senyuman pada kejadian-kejadian ini.

'Rise of the earth of the Apes' triumphs with the critics

"Rise of the earth of the Apes," nearly lost within the stampede of giant summer blockbusters, in all probability wouldn't have appeared on anyone's list of most-anticipated films 2 weeks ago. however all of a sudden, the little-monkey-movie-that-could is rising from out of nowhere together of the warmth season's biggest surprises.

The Times' Kenneth Turan does not go overboard in his praise. He says, it's "smart, fun and totally enjoyable, it is a model summer diversion that entertains while not insulting your intelligence." Though he has praise for the writing, direction and therefore the film's human stars, Turan singles out performer Andy Serkis and his fellow performance-capture thespians: "All this technology would not be as dazzling because it is while not the work of the actors (some from Cirque du Soleil) who wear the motion capture suits, particularly the redoubtable Andy Serkis."

Slate's Dana Stevens conjointly praises Serkis, writing, "That a movie starring a CGI chimp might attain this (or any) degree of emotional resonance is basically a present of the performance of Andy Serkis." She goes on to take a position that his performance might be the Oscar-worthy breakthrough that produces performance capture acceptable within the acting community. She concludes, "Maybe 'Rise of the earth of the Apes' can function a liberatory manifesto not just for the downtrodden simians of the planet except for the growing army of motion-capture actors in their electrode-dotted suits."

The film is PETA approved, because the the big apple Times' Manohla Dargis points out in her positive review. Like most of the critics who enjoyed the film, she praises it for giving us a diverting 2 hours and not going any further:  "Engineered to entertain, 'Rise of the earth of the Apes' could also be awkwardly named, however nearly everything else concerning it's usually easygoing, as well as the inevitable climactic action and therefore the human and digitally assisted performances."

 Salon's Andrew O'Hehir faintly praises, however has no love for its human star, James Franco: "My purpose is that Franco, though he is the putative star of 'Rise of the earth of the Apes,' would possibly furthermore not be within the movie the least bit. Neither his ample charm nor his acting chops are a lot of in proof."

On the opposite finish of the spectrum, Richard Corliss of your time says, "As each a simian simile and a marvel of technology, 'Rise of the earth of the Apes'  deserves to be within the company of the good original 'Kong.'"

But lest you're thinking that that "Rise" is that the best-reviewed movie of the year, keep in mind there are many dissenting voices, as well as the San Francisco Chronicle's Mick LaSalle, who, maybe huffy at seeing his hometown wrecked by apes at the top of the film, slams it this way: "Nothing in 'Rise of the earth of the Apes' can last forty years. If it lasts forty days in theaters, that might be wonderful. it's not what might be fairly referred to as a foul movie, however neither is it fine enough to be a decent one, with its lineup of lifeless characters and a limp story that functions sort of a conveyor belt. Viewers get on, recognize where it's heading, and that is where it goes. Yes, it goes somewhere, however there are not any surprises."

When the apes return to extract their vengeance upon us, they're going to not be kind to Mr. LaSalle. No, they will not be.

Don't lose your heart


Changing and Unchanging
Once, one disciple asked me "Grand Master, is the Buddha Nature ever changing or unchanging?"
That was a tough question and so I maintained my silence and did not answer him.
He then asked "Does Grand Master know or not know the answer?"
I replied, " I would like you to read a Zen riddle between Zen Master San Zang and Zen Master Hui Hai. Your answer lies within their dialogue."
The dialogue is as follows?
Zen Master San Zang asked Zen Master Hui Hai, "Please tell me if the Buddha Nature changes."
Zen Master Hui Hai replied, "It changes."
Zen Master San Zang said, "You are wrong, the Buddha Nature never changes."
"I am not wrong, it is just that you do not have the Buddha Nature in you."  Zen Master Hui Hai retorted.
"Who said that I do not have the Buddha Nature in me?  Every sentient being has the Buddha Nature in him."  Zen Master San Zang said, perplexed.
Zen Master Hui Hai replied, "If the Buddha Nature never changed , how could  we transform  greed,  hatred and ignorance into abstinence,  meditation  and wisdom, from the Six Consciousnesses to the Six Transcental Powers, from the anxiety to the Budhi, and from ignorance to prajna  wisdom? ,  If the Buddha Nature never changed, all these would not be possible, wouldn't it"
Zen Master San Zang was speechless and replied, "It seems that the Buddha Nature is forever changing then."
At this point, Zen Master Hui Hai turned around and said "The Buddha Nature does not change. If it does change, that would not be the Nature of the Buddha."
Zen Master San Zang was frustrated with this and blurted out, "You have just said it is ever changing and now you say that it is not.  How can you explain this?"
Zen Master Hui Hai replied, "When a person is enlightened and attains the Buddha Nature , he will realize the relationship between  Buddha Nature and all phenomenas. Whether it changes or not, it is all the Buddha Nature. Vice versa, if one does not attain the Buddha Nature , it is incorrect to say that it changes or it never changes."
After much thought, Zen Master San Zang was surprised with his revelation.
When we broach the subject "changing" and "unchanging", three questions come to my mind.
A monk once asked me, "As monks living in the Rey Tseng temple, everyday we tend the yards, attend to visitors and prepare meals. We work hard everyday and have little or no time to meditate, is that proper conduct for a monk?"
Another monk said, "Look at this Master at the Rey Tseng temple, he spends the entire day sitting in his room meditating, he does not tend the yards, does not chant or pray. He does nothing, not even when others ask him to do something. He says that he is meditating and does not want to be disturbed by others. Such a master does nothing but eat and meditate, is that proper conduct for a monk?"
Other monks deliberate over whether a recluse should live in the mountains or in the city. They pondered over whether to live among people and help save those in this world or to live outside of this world, away from all earthly things.
I truthfully tell everybody that these questions are a problem of the "heart". A person whose heart is liberated and carefree will approach all affairs with much objectivity and insight,  and his conduct would be always proper no matter what he does and what situation he is in.
Conversely, a person whose heart is incarcerated and constrained will always find obstacles along his path and constantly be troubled. Such a person will not be able to change and adapt as he has not attained the Buddha Nature ."
I would like to tell everyone that the nagging doubt, the problems about changing or unchanging, motion and stillness?all these answers rest within you. Is your heart liberated? Is your heart detached from the chains of this world? The heart rules over everything, all the ways in which we conduct our lives are all conjured from our hearts.

Pantang Membunuh, Melepas Nyawa, Menghormati Makhluk Hidup, Semuanya adalah Perbekalan untuk Mencapai KeBudhaan!


Pantang Membunuh, Melepas Nyawa, Menghormati Makhluk Hidup, Semuanya adalah Perbekalan untuk Mencapai KeBudhaan!

Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu


Pertama-tama kita sembahsujud pada Guru Silsilah Biksu Liaoming, Acharya Sakya Zhengkong, Dharmaraja Karmapa ke-16, Acharya Thubten Dargye, semoga para Guru memberkati, sembahsujud kepada Tri Ratna di Mandala, para Budha, Bodhisatva, Vajra Dharmapala, Daka Dakini dan para Dewa, sembahsujud kepada Yidam Homa Satwamocana (Pelepasan Satwa) Padmakumara Bodhisatva.

Shimu, para Acharya, Dharmacarya, para Biksu, para Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para murid, selamat malam!
Tamu kehormatan kita hari ini adalah Mr. Shiyi Zhu beserta istri Mrs. Wenwen Chen dari Academia Sinica, Mr. Guangrong Liu dari Hertai Business, saudara sedharma Mrs. Xuanli Zhuang dari Indonesia, penasehat hukum True Budha Foundation Riliang Luo SH, Yeqing Wang SH, Mr. Guohua Zhi manager Dahuli, Mr. Mingyuan Shie dari The Legislative Yuan of Republic of China, ketua pengurus Perkumpulan Kopok Flower Miss. Huimei Chen, anggota DPRD Taichung Mr. Youjiang Chen, kepala kantor Bureau of Social Affairs Taichung City Government Miss. Xiuyan Wang.

Hari ini adalah Upacara Dharma Satwamocana (Pelepasan Satwa), Lei Tzang Temple Xiang Hua telah didirikan di Taichung dengan susah payah, juga untuk pertama kalinya menyelenggarakan Ritual Satwamocana di kota Taichung. Ajaran Budha berbicara tentang maitri karuna, dan juga maitri karuna ini berarti maitri karuna besar, bermaitri karuna kepada semua makhluk hidup. Maitri karuna besar ada beberapa macam, 'maitri' berarti memberikan sukacita kepada orang lain; 'karuna' berarti melepaskan kesusahan orang lain, melenyapkan penderitaan orang lain, ini disebut 'maitri karuna'.

Sila pertama Ajaran Budha adalah 'tidak membunuh', maju selangkah lagi, adalah 'melepaskan nyawa makhluk hidup'. Kita semua tahu, semua makhluk hidup pada saat akan mati, adalah sangat menderita, demi kebahagiaan mereka, maka kita tidak mau membunuh, mencegah mereka dari mengalami penderitaan yang hebat. 'Satwamocana/pelepasan satwa' adalah membiarkan mereka dapat kembali kepada habitat asal mereka, memperoleh semacam sukacita, inilah maitri, karuna, melepaskan penderitaan mereka, memberikan mereka kebahagiaan, inilah makna dari tidak membunuh dan melepaskan nyawa.

Budha itu sangat maitri karuna! Dahulu kala, Ia pernah begitu maitri karunanya kepada makhluk hidup, diantaranya ada sebuah contoh, ada seorang biksu bernama Angulimala (指鬘). Karena biksu Angulimala percaya dengan ajaran sesat, ajaran sesat mensyaratkan ia membunuh seribu orang, maka ia akan dapat bertumimbal lahir ke alam suci; demi menyelamatkannya, maka Budha muncul didepannya pada saat telah membunuh 999 orang, menyelamatkannya dengan cara yang sangat cerdik, setelah menolongnya, ia sejak saat itu percaya pada Budha, tidak hanya berpantang membunuh, malah melepaskan nyawa, akhirnya ia juga mencapai tingkat Arhat. Jadi, asalkan kita mampu bermaitri karuna, tidak membunuh dan malah melepaskan nyawa, maka kita akan mendapatkan anugerah berkah dari Budha, memberi kita berkah, juga memberi kita prajna.

Kematian itu sangat menderita, telah kita bahas sebelumnya bahwa pada saat kematian akan timbul semacam penderitaan, disebut 'Terurainya Catur Mahabhuta'. 'Tanah' akan terlebih dahulu terurai, 'tanah' adalah tubuh jasad kita, yaitu tulang, daging akan terpisah, akan menderita; kemudian 'air' akan terurai, yaitu cairan darah akan berhenti mengalir, membeku, itu suatu penderitaan; kemudian 'api', adalah suhu tubuh kita, semula suhu tubuh kita paling selaras, namun suhu tubuh dapat naik, maka tubuh anda akan sangat menderita, kemudian suhu akan menghilang, menjadi dingin, itu berarti 'api' akan terurai; kemudian 'angin', akan merasa seperti angin meniupi kita, ada angin ribut sedang meniup kita, membuat tubuh kita timbul penderitaan yang amat sangat.

Tanah, air, api dan angin (terurainya Catur Mahabhuta), terakhir, Catur Mahabhuta kembali kepada 'akasa', kita menyebutnya 'tanah besar' masuk ke dalam 'air besar', 'air besar' masuk ke dalam 'api besar', 'api besar' masuk ke dalam 'angin besar', 'angin besar' masuk ke dalam 'akasa besar'. Sebenarnya semua makhluk hidup akan mengalami hal yang sama, jangan mengira makanan vegetarian bukan makhluk hidup, tidak akan menderita; jika anda mengira makanan vegetarian bukan makhluk hidup, mengira sayur mayur bukan makhluk hidup, tidak akan menderita, maka itu salah!

Para ahli ilmu pengetahuan jaman sekarang, mereka menyelidiki apakah tumbuh-tumbuhan mempunyai nyawa, dengan suatu alat, alat itu didekatkan ke daun, kemudian daun dipetik, maka alat itu akan bereaksi! Alat itu akan bergetar! Yang berarti pohon pun punya perasaan: 'Aduh!' Terasa sakit saat dipetik!, daun itu mengaduh: 'Aduh!', yang berarti ia dapat merasa sakit! Jarum dari alat itu bergetar, ini berarti pohon pun mempunyai perasaan, sayur hijau juga mempunyai perasaan.

Pada waktu kita menanam sayuran, di sekitarnya ada banyak ulat, ulat sayuran! Kita menanam padi, didalam padi masih ada sedikit makhluk hidup kecil, di dalam air juga banyak makhluk hidup. Sebenarnya, banyak benda ada makhluk hidupnya, maka Sakyamuni Budha pernah mengucapkan satu syair, yang sering kita ucapkan juga: 'Dalam satu tegukan air bersih, ada 84.000 macam ulat, jika tidak menjapa mantra, sama dengan membunuh makhluk hidup.' Maka dari itu, hal paling penting yang diajarkan dalam Tantrayana adalah 'harus menjapa mantra', menjapa 'Mantra Penyeberangan', tidak peduli anda berusaha dalam bidang apa, semua harus menjapa 'Mantra Penyeberangan'. (往生咒)

Namun, bagaimana seandainya membunuh makhluk hidup dengan tanpa sengaja/terpaksa? Ada orang bertanya pada Dalai Lama: 'Nyamuk menggigit anda, bagaimana ini?' Dalai Lama menjawab: 'Jika menggigit tangan, gunakan angin (meniupnya dengan mulut)!' 'Kalau nyamuk itu masih tidak mau pergi bagaimana?' 'Anda goncangkan! Gempa bumi lah!' Ia masih tidak bergeming, tetap menghisap darah anda. Tidak ada cara lagi, Dalai Lama berkata: 'Om Mani Padme Hum.' Phok! Dalai Lama juga membaca mantra terlebih dahulu, menyeberangkan nyamuk itu. Ini adalah salahsatu metode khusus dalam Tantrayana.

Di dalam Tantrayana, sebelum makan kita harus membuat persembahan terlebih dahulu, makanan yang akan kita persembahkan memenuhi angkasa, kita persembahkan kepada para Budha Bodhisatva, kemudian menjapa mantra: 'Om. Saerwa. Dataciada. Yidamu. Kululana. Mienchala. Kan. Niliye. Dayemi.' Harus menjapa mantra, kemudian melafalkan: 'Wangsheng Jingtu, Chaosheng Chuku. Namo Amithuofo'.' (往生淨土,超生出苦。南摩阿彌陀佛 / Terlahir di Tanah Suci, lepas dari penderitaan hidup dan mati, Namo Amitabha Budha). Membantunya bersarana pada Budha, kemudian menyeberangkannya, menghembuskan nafas sekali, agar ia bersih, maka ia akan dapat bertumimbal lahir dan terseberangkan ke Tanah Suci. Di dalam Tantrayana, kalau ingin makan harus berdoa, membuat persembahan, menyeberangkan; tidak peduli makanan apapun, semua harus diseberangkan terlebih dahulu, nasi juga harus diseberangkan, jadi, penyeberangan, pantang membunuh, melepaskan nyawa adalah sangat-sangat penting, ini akan menambah perbekalan kita untuk mencapai Bodhicitta di kemudian hari, bekal pencapaian Bodhicitta, yang juga berarti bekal bagi mencapaian keBodhisatvaan anda, pencapaian keBudhaan anda.

Kita tidak hanya mengasihi makhluk hidup, namun juga mengasihi segala jenis tumbuhan, mengasihi semua lingkungan hidup, saat ini kita harus memperhatikan 'pelestarian lingkungan', bergiat dalam 'pelestarian lingkungan' adalah berarti anda mengasihi semua makhluk hidup yang ada di sekitar lingkungan anda, itu sudah berarti melestarikan lingkungan, bukan kasih dalam arti sempit, kasih dalam arti sempit mengasihi satu orang, kita dulu berteman dengan teman wanita, pria akan berkata: 'Dibawah langit ini, aku hanya mencintaimu seorang.' Pria akan mengatakan ini, wanita jangan terlalu yakin. Karena sebelum menikah, apapun berani ia katakan, setelah menikah akan sama seperti yang dikatakan dalam televisi, sebelum menikah 'pian, pian, pian' (berbohong), setelah menikah 'bian, bian, bian' (berubah), begitulah keadaannya, wanita jangan terlalu percaya kata-kata pria, jika anda percaya apa yang dikatakan pria, lebih baik anda percaya ada hantu di dunia ini, (Shizun tertawa, hadirin tertawa, tepuk tangan riuh rendah) juga jangan percaya pada mulut bocor pria.

Ada satu lelucon. Ada seorang pria berkata pada pacarnya: 'Aku hanya mencintaimu seorang!' Suatu hari, istrinya pergi ke pangadilan menuntut cerai, ia berkata: 'Sebelum ia menikah dulu juga mengatakan hanya mencintaiku seorang.' Hakim bertanya padanya: 'Lalu sekarang ia kenapa?' 'Sekarang ia tidak hanya mencintai aku seorang, juga mencintai papaku, mamaku, jadi aku mau menuntut cerai.' Tadi Aku lupa memperkenalkan papa-Ku, papa-Ku juga tamu kehormatan lho! Setiap kali merupakan tamu kehormatan No.1; Anda lihat! Xiang Hua Lei Tsang Temple tidak menuliskan papa-Ku sebagai tamu kehormatan, (Shizun tertawa, hadirin tertawa) namun, saat menceritakan lelucon ini, Aku jadi ingat tadi lupa memperkenalkan, papa-Ku juga tamu kehormatan, papa-Ku adalah Mr. Ershun Lu! Ia tamu kehormatan, ia juga 'suku pencari Budha.' Anda jangan mengira pada saat membuat tatacara Shizun tidak memperhatian rincian; Aku perhatian, tadi pada waktu mengundang para Budha Bodhisatva, kalian mengundang 'Jiang Tai Gong' 「姜太公」, mengapa harus mengundang 'Jing Tai Gong'? Mohon pengurus 'Xiang Hua Lei Tsang Temple' menjelaskannya sebentar, mengapa kalian harus mengundang kehadiran 'Jiang Tai Gong'? (Acharya Lianjie menjawab: untuk kebaikan enam jenis ternak) kebaikan enam jenis ternak harus mengundang 'Jiang Tai Gong', masuk akal juga!

Tahukah anda siapa itu 'Jiang Tai Gong'? 'Jiang Zhiya adalah leluhur generasi pertama keluarga kami marga Lu! Keluarga marga Lu berasal dari marga Jiang nya Jiang Zhiya, leluhur kami adalah Jiang Zhiya, Ia juga orang pertama yang bercerai dalam sejarah Tiongkok. Jiang Zhiya menikah, istrinya bermarga Ma. Kalau yang bermarga Lu (盧)menikah dengan yang bermarga Ma (Kuda, 馬), maka akan menjadi 'Lu' (Keledai, 驢). Untunglah, Jiang Zhiya mengambil orang bermarga Ma ini menjadi istrinya.

Usaha apapun yang dilakukan Jiang Zhiya seumur hidupnya selalu gagal, pada saat musim paceklik, tidak ada nasi untuk dimakan, Ia menjual 'sendok makan'. Pada saat itu, beras pun tidak ada untuk dimakan, bagaimana mau membeli 'sendok nasi' dengan anda? Pada saat paceklik menjual sendok nasi, jadi Ia pulang dengan tangan kosong, lalu babak belur dipukuli istrinya.

Ia juga menjual payung. Pada saat itu musim kering, ia menjual payung, langit tidak turun hujan, sengsaralah ia, jadi pulang ke rumah dan dipukuli lagi oleh istrinya. Jiang Zhiya ini, Ia hanya bisa meramal nasib, Ia meramal nasib dirinya sendiri, mengetahui umur 80 tahun baru berjaya, baru akan menjadi perdana menteri, ia berkata pada istrinya: 'Aku akan menjadi perdana menteri pada umur 80 tahun.' Istrinya berkata: 'Kamu sudah gila!' (Shizun tertawa, hadirin tertawa) Kamu sudah sinting! Menjadi perdana menteri di umur 80 tahun? Bagaimana bisa tidak bercerai dengan dia? Dia sudah gila! Jiang Zhiya itu orang besar! Walaupun Ia adalah orang pertama yang bercerai dalam sejarah Tiongkok, orang yang paling awal bercerai, Ia pernah berkata: 'Mulut ular bambu hijau, sengat tawon kuning, keduanya tidak berbisa, yang paling berbisa adalah hati wanita.' Jadi hari ini Aku tidak hanya berkata mulut bocor lelaki tidak dapat dipercaya, hati wanita juga tidak dapat dipercaya. (Shizun tertawa, hadirin tertawa)

Kita berbicara tentang pantang membunuh, melepas nyawa, Sila pertama Ajaran Budha adalah 'pantang membunuh'. Membunuh, mencuri, berzinah, berbohong dan minum minuman keras, 'membunuh' berada pada urutan pertama. Begitu banyaknya sakit penyakit pada manusia, semua berasal dari karma membunuh, berdasarkan apa yang dikatakan dalam Sutra Budha, sakit penyakit disebabkan karena anda mempunyai hati yang ingin mencelakai dan membunuh makhluk hidup; jadi kita yang belajar Budha Dharma, ada satu Sila Vinaya yang disebut 'Sila memberi manfaat bagi makhluk hidup', yaitu Sila tentang harus berbuat baik, tidak membunuh, melepas nyawa bagi semua makhluk hidup, itulah 'Sila memberi manfaat bagi makhluk hidup' (饒益有情戒).

Sila yang lain adalah 'Sila memiliki kebajikan' (具善戒), harus banyak melakukan perbuatan bajik, demi pengembangan Bodhicitta mu di kemudian hari, suatu perbekalan untuk mencapai buah Bodhicitta di kemudian hari; pantang membunuh dan melepaskan nyawa adalah perbekalan untuk mencapai buah keBudhaan. Karena Budha berkaitan dengan maitri, karuna, mudita dan upeksa (Catur Apramana Citta), 'maitri' adalah memberi kebahagiaan pada orang lain, 'karuna' melepaskan penderitaan makhluk hidup, 'mudita' adalah dengan sukacita melakukan kedua hal sebelumnya; 'upeksa' adalah melepaskan, merelakan dan tiada memperbedakan, saya dengan semua makhluk hidup setara tiada beda, tidak boleh saling mencelakai, ini adalah salahsatu Sila pada seorang Budha. Kita mengumpulkan semua perbekalan kebajikan, perbekalan berkah dan prajna, barulah terlahir di Tanah Suci Budha Ksetra, bahkan sampai dapat mencapai tingkat Tathagata, jadi kita harus melaksanakannya seperti ini.

Memancing ikan tentu saja tidak baik, ada orang yang gemar memancing ikan! Memancing dan memancing! Banyak sekali ikan yang berhasil ia pancing, akhirnya anak dan cucunya semuanya bibir sumbing. 'Aneh sekali, mengapa anak dan cucuku semuanya bibir sumbing?' Setelah ia berpantang membunuh dan melepaskan satwa, akhirnya generasi anak dan cucu berikutnya tidak ada lagi yang bibir sumbing.

Ibu-Ku adalah orang yang berasal dari Xiaochijiao, Xi Yu, Pheng Hu, kakek Ku juga orang Xiaochijiao, Xi Yu, orang Pheng Hu, belakangan pindah ke Ciayi, kakek Ku pindah ke Ciayi, ibu Ku juga pindah ke Cia yi. Pada waktu itu ibu Ku sering menceritakan satu kisah kepada kami, daerah Pheng Hu, Xi Yu, berangin besar, pohon sulit tumbuh, pohon yang tumbuh pendek-pendek, ada satu pohon yang terdapat sarang burung diatasnya, ada lima telur, menetaskan lima anak burung; ada seorang wanita, setiap kali ia lewat di pohon ini, ia melihat mulut anak-anak burung yang menganga minta makan, ia merasa penasaran dan berniat jahat, wanita ini membawa lima buah paku, setiap kali lewat, begitu mulut anak burung itu menganga, ia berikan paku itu untuk dimakan si anak burung, setiap ekor makan sebiji paku, belakangan hari, setelah ia menikah, lahirlah lima orang anak, semua anaknya bisu dan semuanya dengan mulut menganga, mirip dengan mulut anak burung tadi. Pada waktu itu ibu Ku sering menceritakan kisah ini pada kami, Ia mengatakan harus menyebut Nama Budha, menjapa Mantra, makan apapun harus menyebut Nama Budha, menjapa Mantra, Ia sering mengajari Ku satu kalimat: 'Wangsheng Jingtu, Chaosheng Chuku. Namo Amithuofo' (Terlahir di Tanah Suci, terlepas dari penderitaan lahir dan mati, Namo Amitabha Budha!)' Sebelum membunuh nyamuk harus menjapa ini: 'Wangsheng Jingtu, Chaosheng Chuku. Guiyi Namo Amithuofo' (Terlahir di Tanah Suci, terlepas dari derita lahir dan mati, bersarana kepada Namo Amitabha Budha, 往生淨土,超生出苦,皈依南摩阿彌陀佛) Phok! (hadirin tertawa) Karena nyamuk benar-benar sangat ..., kita tidak dapat berbuat lain, harus menjapa kalimat ini, maka Aku belajar dari dia (ibu), setiap kali memukul nyamuk selalu menjapa kalimat ini.

Sekarang lebih baik lagi, pada saat Aku tidur juga menjapa sekali, karena begitu tidur tidak pasti akan bangun kembali, maka terlebih dahulu menjapa: 'Terlahir di Tanah Suci, terlepas dari penderitaan hidup dan mati, bersarana kepada Namo Amitabha Budha! Terlahir di Tanah Suci, terlepas dari penderitaan hidup dan mati, bersarana kepada Namo Amitabha Budha!' Ini adalah doa yang tiap malam sebelum tidur Kuucapkan, adalah tiap hari harus mempersiapkan diri bertumimbal lahir, setiap hari harus seperti ini, ini diajarkan oleh ibu Ku.

Ada seekor kelinci putih, pertama kali pergi memancing ikan, seekor ikanpun tidak terpancing, kedua kali pergi memancing, masih tidak mendapat ikan, ikan apapun tidak ada, pulang dengan tangan hampa, ketiga kali, keempat kali, kelima kali juga tetap sama, samasekali tidak mendapatkan ikan; akhirnya, ada seekor ikan meloncat ke permukaan air, ikan itu berkata kepada si kelinci putih: 'Mohon jangan melemparkan lobak merah, kami tidak makan lobak merah.' (Shizun tertawa, hadirin tertawa) Ia memancing ikan dengan umpan lobak merah. Ini adalah lelucon tentang memancing ikan, karena tadi baru saja bercerita tentang memancing ikan.

Kita tidak boleh memancing ikan, tidak peduli apakah anda memakai umpan lobak merah atau bukan. Di Amerika, dengan apa mereka memancing ikan? Memakai umpan yang terbuat dari karet, tidak seperti kita di Taiwan memancing dengan umpan cacing tanah, sewaktu kecil dulu kami menggali tanah mencari cacing tanah untuk memancing. Waktu itu tinggal di Kaohsiung, mencari cacing tanah, mesti cacing tanah merah yang lebih enak (bagi ikan), cacing tanah hitam kurang begitu enak; Aku waktu kecil juga memancing ikan, dengan umpan cacing tanah merah, lalu ditaburi sedikit dedak, dedak harus digoreng dulu sampai wangi sekali; didalam dedak ditaruh jentik-jentik nyamuk, jentik-jentik nyamuk digoreng bersama dengan dedak, ditaburkan ke cacing tanah merah, ikan akan datang; lalu cacing tanah merah dilepas, tersentak sekali! Dapatlah seekor, setiap kali mengangkat pancing, wah! Dapat seekor lagi.

Pada waktu itu Aku berhasil memancing tidak sedikit ikan, tapi setiap kali pulang dari memancing akan kena pukul! (Shizun tertawa, hadirin tertawa) Kalau bukan dipukul oleh papa, ya dipukul oleh mama. Mama Ku lebih galak dibandingkan dengan papa Ku, papa Ku lebih terus terang, ia mau memukulmu tidak pakai bicara lagi, tidak omong apa-apa lagi, langsung pukul; mama Ku lebih dahsyat, Ia duduk di depan pintu: 'Kamu sudah pulang ya!' Aku jawab: 'Iya! Aku pulang bawa banyak barang, ada ikan, ada udang, ada tiram, Aku bawa satu tong pulang.' Ia berkata: 'Kamu masuk! Aku tidak akan memukul kamu.' Aku percaya apa kata ibu-Ku, lalu Aku masuk...wah! dipukulinya sangat parah, jadi; kata siapapun Aku tidak terlalu yakin. (Shizun tertawa, hadirin tertawa)

Kita harus belajar Budha Dharma, percaya dengan kata-kata Budha, apa kata Budha itu yang sebenarnya! (hadirin tepuk tangan) Orangtua memukulmu itu demi kebaikanmu, anda dipukul tidak boleh ada rasa dendam, karena orangtua takut kamu dekat dengan air, terjadi kecelakaan nanti bagaimana? Jatuh ke dalam sungai bagaimana? Semua demi kebaikanmu. Tidak mau sekolah, dipukul, sudah sepantasnya! Tidak mendengar kata-kata guru, dipukul, sudah sepantasnya! Membolos, dipukul, sudah sepantasnya! Aku dipukul oleh sebab banyak kejadian seperti ini. Saku baju papa Ku sering ada uang, Ku ambil ditaruh di atas lantai, lalu Ku ambil! Aku tidak mencuri ya! Aku mengambilnya dari lantai! (Shizun tertawa, hadirin tertawa) dipukul, pantas didapatkan! Semua ini masalah yang pantas didapatkan. Haiya! Telah melewati masa kehidupan yang begitu panjang, sudah berlalu sangat lama, merasa dipukul pada waktu masih anak-anak itu pantas didapat, jadi, tidak boleh ada dendam, harus menghormati orangtua kita, kepada semua orang, makhluk hidup, bahkan harus memandang makhluk hidup seperti orangtua sendiri. Budha tidak hanya menghormati orangtua-Nya sendiri, tetapi juga menghormati orangtua orang lain, tidak hanya orangtua, bahkan semua makhluk hidup harus dihormati, ini juga termasuk berpantang membunuh, melepaskan nyawa untuk mengumpulkan perbekalan untuk mencapai buah keBudhaan di masa yang akan datang. Kita akan mencapai keBudhaan di masa yang akan datang, akan sampai di Tanah Suci Budha Ksetra, semua ini adalah perbekalan kita, mengumpulkan perbekalan ini, maka anda akan mempunyai cukup berkah dan prajna untuk sampai di Budha Ksetra.
Om Mani Padme Hum.

Mayang Schreiber, VP of Indopacific Edelman and Closet Jakarta Lover

It’s Mayang Schreiber’s job to not mention her job. Her profession revolves around talking regarding different people’s jobs, their business and what image they require to project to the general public. raise her intimate details regarding what she will throughout workplace hours and like anyone well trained within the art of public relations and communications —or karate sensei—she swiftly turns the conversation on its head, leads it slowly faraway from her, throws during a smile and a heat dash of charm, and also the person on the opposite aspect of the conversation is left blissfully wondering what question he even asked within the initial place.

But nowadays we tend to raise the queries and fortuitously, Mayang is glad to answer — simply farewell as they need to try and do along with her and her relationship with Jakarta.

You’ve lived everywhere the planet, places like London and Brisbane, however within the u.  s., you ended up in Kansas. What was it prefer to live in small-town America?

I lived there back in ’92. does one keep in mind ‘Beverly Hills 90210’? I got there and thought, ‘This is therefore not like Brandon and Brenda.’ i used to be sitting there during a city of three,000 folks and lots of funny things happened, like i might tell them that I lived in trees and that they would believe me. they'd inquire from me, ‘How does one rise up and down?’ and I’d say, ‘Escalators.’ however it had been fun. I still keep in-tuned with a number of them, particularly my host family.

You could live anywhere within the world, therefore what keeps you in Jakarta?

I’ve lived in four countries over the past ten years and that i can’t ever very place my finger on it, however one thing is missing when I’m not here. I will speak English and create friends abroad. I mean, after I was in Brisbane I created some nice friends and that i still return once each quarter, however I don’t grasp. There’s one thing regarding Jakarta.

You said there’s simply ‘something regarding Jakarta.’ How does one describe the massive Durian to your friends overseas?

I sometimes tell them that Jakarta is somewhere in between the big apple town and Sydney. Fab nightlife and native delicacies to die for.

Do you do abundant traveling within Indonesia?

Back in 2006, i used to be in Paris, in front of the Eiffel Tower, and that i was wanting up at it and that i was like, ‘So, this is often it?’ I mean, I saw it which was nice, however there's most to check in Indonesia. therefore from then on I even have created it a priority to try and do a lot of domestic travel. The last place i used to be in was Ubud, where I did some dune-buggy riding and white-water rafting on the Ayung River. So yeah, i select to be here.

What’s a typical weekend in Jakarta like for you?

A typical weekend: i might begin my Saturday by going at 5:30 or vi a.m. to urge flowers in Kemang, near the Hero on Kemang Selatan. Then i might have breakfast at Antipodean or at home or at the yankee Club. And then then, my son and that i would go horseback riding in Cinere, at Arthayasa Stables. then we’d sometimes attend my mom’s and keep the night. Then we'd awaken on Sunday morning and attend Pasar BSD. It’s a market, however it’s lots cleaner than different ancient markets. There I will eat cakwe, siomay, mie or pempek and, if I still had space, pangsit. Around lunchtime we'd return to where we tend to live and choose a swim. i might sometimes have friends over and cook dinner for everybody. i favor to look at movies too, however there’s nothing taking part in here.

Are you one in all the growing range of Indonesians traveling to Singapore to catch an honest movie?

I visited Singapore to check the new ‘X-Men’ with my son. however i might prefer to categorical how unhappy it's to travel to Singapore to check a movie.

But you probably did it.

I know. however we've terribly restricted entertainment here. And to require that faraway from Indonesian folks for a few tax reasons that are happening for years … there’s need to be one thing, I don’t grasp.

So why not simply go support Indonesian culture and go see wayang?

One, I don’t grasp where to seek out it. And two, I’m not very interested, to be honest. Personally, what i really like most is eating and sleeping and traveling.

You said you like eating, sleeping and traveling. Are there any Indonesian favorites you regress from — durian, pete, jengkol?

I like all 3 in terribly little dosages.

 

Mayang Schreiber was talking to Zack Petersen.

Tiger Woods' future starts currently

No lie: Tiger Woods has not won a golf tournament in 628 days.
We're not talking regarding major golf tournaments, either, the events just like the Masters and therefore the U.S. Open that outline a player's career. We're talking regarding any golf tournament, be it a run-of-the-mill PGA Tour event or, as way as we all know, even a country-club scramble.
It is a shocking stretch for a person who once dominated the game not like any player before him, one that has a self-imposed exile amid a tabloid sex scandal and 2 injury-related absences.
But it is not the past that ought to concern Woods. it's the unsure future. Woods, who has fourteen majors on his resume, was once seen as a lock to surpass Jack Nicklaus' long-coveted record of eighteen.
Woods, who has came back from an almost three-month absence at the Bridgestone Invitational in Akron, Ohio, has never faced additional questions on his career. He fired longtime caddie, Steve Williams, this summer. He has plummeted to twenty eighth within the world rankings, a drop of twenty six slots since January.
SI appearance at Tiger's initial day back
His body has gone below the knife thus typically, together with four knee surgeries, that his medical history additional closely resembles an NFL linebacker than an expert golfer. He was once among the longest hitters within the game, but lately, he is seen ensuing generation of players buzz past him.
"There's undoubtedly lots of interest," fellow professional Matt Kuchar said recently. "There's such a big amount of queries that are being talked about: 'Has he absolutely healed?' 'How dangerous was the knee?' I played with him at the Players Championship when he withdrew once 9 holes and he actually looked in pain."
Woods, of course, is as defiant as ever. He said in the week that he feels no pain during this leg, feels assured regarding the approach he is hitting the ball which the expectations haven't modified. He still expects to be holding up a trophy when the weekend ends, though he hasn't done it on U.S. soil in twenty two months.
"I'm here to do and win the golf tournament," he said. "That's what i am centered on." (He shot a sixty eight in yesterday's gap spherical, half dozen shots off the lead).
Bridgestone Invitational Leaderboard
But what's affordable to expect? Woods' much-publicized adultery and divorce created the headlines and made him faraway from the golf course, and his link to Anthony Galea, a doctor who pleaded guilty to bringing unapproved medication into the country to assist high-profile athletes, conjointly shed him during a negative light-weight.
No one will say as expected what those distractions and disruptions in his life have alienated from his specialise in the game. however this can be clear: His own body is that the major explanation for his struggles currently.
Woods' list of medical issues is long. An ACL tear in July 2007. Arthroscopic knee surgery to repair cartilage injury in April 2008. A ruptured Achilles' tendon in December 2008. Back issues in might 2010, then ankle issues in December, and most recently, a knee sprain and Achilles' tendon strain.
He may well be thirty five, still during a golfer's prime, however his body hasn't been right during a long term. His longtime friend Mark O'Meara, a Masters and British Open champion, said a number of weeks ago that he had expected Woods would have gotten back to create abundant faster once coming back from his scandal-induced exile.
"Every year that goes by, it solely gets more durable, and he is aware of that," O'Meara said. "The intimidation issue isn't as nice because it once was. It happens in each generation. ... he is either reaching to bring it or even he'll find yourself walking, i do not apprehend."
Woods is showing no sign of let alone however. He once taped a listing of Nicklaus' eighteen majors on his bedroom was as kid and has never backed down from his goal of eclipsing the Golden Bear because the most dominant golfer within the tournaments that matter the foremost.
But he still wants 5 majors to pass Nicklaus for the record he has coveted since his childhood, and that is a Hall of Fame career in itself. Not one player in his generation has won quite four.
Also, solely 3 players in golf history have won quite 5 once turning thirty five -- Ben Hogan (eight), Nicklaus (six) and Sam Snead (five). On the flip aspect, several of the greats within the game -- together with Arnold Palmer and Tom Watson -- did not win one major past that age.
"I've said repeatedly that he is got a good work ethic and he is a really proficient young man," Nicklaus said at the Masters. "And equipment can facilitate extend his career beyond what it extended mine. I assume that he'll get his focus back on what he is doing and he can most likely pass my record.
"But he is still ought to do it."
Now that he is back on the course, he will begin the pursuit once more. however before Woods will chase down Nicklaus, he must place his name on a leaderboard once more. He must chase down the young golfers who have taken the sport in his absence, players like U.S. Open winner Rory McIlroy of Northern eire.
Most of all, the person who is already third all-time with seventy one PGA Tour victories must finish a streak of 628 days while not winning a golf tournament. that is when fans will believe Tiger Woods is back.

Mahapratisara 大隨求菩薩


Translated by Cheng Yew Chung
Edited by Alice Yang and Jason Yu
Proofread by Jackie Ho and Dance Smith

Chapter 15: Clear Light Yoga of Mahamudra

015.第十五章光明大手印
(盧勝彥文集051無上密與大手印)

我秘密修持一咒,是「普遍光明清淨熾盛無能勝大明王陀羅尼」,一般稱為「大隨求陀羅尼」。這尊大菩薩就是「大隨求菩薩」,梵名是「摩訶羅底薩落」,此菩薩在密宗胎藏界中是蓮華部的尊菩薩。

I have been secretly reciting a mantra called “Dharani of the Great Protectress who is Universally Radiant, Pure, and Incandescent, and the Invincible King of Mantras.” Most people simply call it “Dharani of Mahapratisara.” Mahapratisara is the bodhisattva’s Sanskrit name and she is also known as the Great Wish-Granting Bodhisattva, who is stationed in the Lotus Division of the Womb Mandala.

其身,有八臂,金身是深黃色,其左手最上持蓮華,蓮華之上方有金輪火焰,次是梵篋,次是寶幢,再次是手索。右手最上是五股跋折羅,次手是鎊鉾,再次手是寶劍,最後是鋮斧鉤。

Mahapratisara Bodhisattva is rich yellow in color. She has eight arms. Her uppermost left hand holds a lotus with a flaming golden wheel on top. The subsequent left hands [from top to bottom] hold a stack of palm-leaf scriptures, a dharma banner, and a noose. Her uppermost right hand holds a five-pronged vajra, followed by hands holding a trident, a sword, and finally a battle axe.


為什麼叫「大隨求菩薩」,因為這尊菩薩,一向隨眾生所求而給如願,祇要供奉祂,唸祂的名,唸祂的秘密真言,就能如意。此菩薩另一名是「大明王」,因為是有「大光明隨身」的緣故。


How did she earn the name of Great Wish-Granting Bodhisattva? This bodhisattva is known to grant the wishes of sentient beings as long as they enshrine her statue, chant her epithet, and recite her mantra. By practicing in this way, all wishes will be fulfilled. Another name for this bodhisattva is Maha-Vidyaraja [Great Lord of Lights], which describes the great luminosity that emanates from her body.


這位大菩薩曾秘密指導我,凡是一切光明,均有等差之別,也就是我以前曾經說過的:
不空成就如來的光明是根本清淨風的大綠光,而阿修羅道的鬼光是暗綠之光二者有極大的分別。
阿彌陀如來的光明是根本清淨的紅火光,而餓鬼道的鬼類是薄弱的紅光,二者有極大的分別。
寶生如來的光明是根本妙淨智的大黃色光,而人道的鬼類則放射黃而帶藍的小光,二者有極大的分別。
阿如來光明是根本大圓鏡智的大白光,而地獄道鬼類則放射白色煙霧之光,二者有極大的分別。


This bodhisattva once taught me a secret that all lights are differentiated by varying degrees. This corresponds with what I have said in the past:

The Tathagata Amoghasiddhi radiates  magnificent green light born from absolute purity, while the realm of asuras emits a dark, greenish, and ghostly light. There is a world of difference between the two.

The Tathagata Amitabha radiates magnificent red lights born from absolute purity, while the  ghosts in the hungry ghosts realm emit weak rays of red light. There is a world of difference between the two.

The Tathagata Ratnasambhava radiates magnificent yellow lights born from the wonderful and pure wisdom, while the ghosts in the human realm emit weak yellow and bluish lights. There is a world of difference between the two.

The Tathagata Aksobhya radiates magnificent white lights born from the great mirror-like wisdom, while the ghost in the hell realm emit hazy and foggy white lights. There is a world of difference between the two.
「依心仔細分辨,光照之時,心中微妙暢適,有輕安之感,是佛光。若光照之時,雜而亂,身心不適,有大障礙,自是鬼類之光也。又,凡是佛光均是寶燄光明燦爛眩耀,如真鑽石一般。而鬼類之光明,薄弱誘惑牽纏,如假鑽石一般。這些都要仔細,一一分辨個清楚明白,才不會入錯了光,走錯了境界。」


"Differentiate the lights with your heart. When this kind of light shines on you and gives you a wonderful sense of comfort and lightness, then this is the buddhas’ light. However, when the light is unclear and messy, causing discomfort and disturbance, then you should know that this light comes from the ghostly beings. Moreover, the buddhas’ light always shines like a jewel with a luminous flame, that also has the brilliance of a real diamond. The light of the ghostly beings tends to be weak, tempting, and entangling, just like a fake diamond. One must discern these lights carefully to avoid entering into the wrong light and stepping into the wrong spiritual realm."

按,大隨求菩薩的開示,定到極致之時,則光明會產生了出來,這時是定慧雙運之時,交相產生了光明,這光明的大慧,愈來愈亮,便照破了無明,一照破無明,就沒有滯礙了。


According to Mahapratisara Bodhisattva’s guidance, when one enters the deepest level of meditative absorption, beams of lights will emerge. These lights are the result of the union of absorption and wisdom. The brilliance of the wisdom lights will grow progressively brighter and eventually the lights will illuminate away all ignorance. Once ignorance is gone, there will be no more hindrances.
到了光明洞然明徹,又能保持而不失去,就能同十方法身如來的慈光與佛光互相交融,如同兩面鏡子,光明互相對照了。此時行者的心光同佛光,互相融入相應,微微密密,不是外人能見能知,這雙光互攝,原是無上淨妙,此等安住,就是「光明大手印」。
我曾經為了這「光明大手印」,寫了一本書,就是「坐禪通明法」。講的正是:
一、凝神。入天心。
二、心空。見真性。
三、常寂。光明出。

When the lights become absolutely clear and transparent, and the adept is able to maintain a stable condition, the adept’s lights will merge with the compassionate buddhas’ light that encompasses the Dharmakaya Tathagatas of the ten directions. It is like the lights of two mirrors that reflect off one another. The lights from the adept’s heart interact and interconnect with the buddhas’ light in such a subtle and intimate way that no outsider can possibly perceive or understand it. The union of these two forms of light is supremely pure and sublime, and when one abides in this state of union, this constitutes the Clear Light Yoga.

I once wrote a book recounting this Clear Light Yoga, which became The Illuminated Way of Meditation. It described the following points:

  1. Focusing the spirit, wherein one is absorbed with the spiritual eye.
  2. Emptying the mind, wherein one sees the true nature of things.
  3. Constant quiescence, wherein light appears.
「大手印法」的「光明手大印」完全是講求「融入」的大道理。以我來說,我白日陽光普照的時侯,我同太陽的淨光能夠「融入」。在夜間,我的身光可以融入月亮的光華之中。我的光明可以依附著我的心靈而出入關竅。

The Clear Light Yoga mainly deals with the doctrine of "merging." In my case, for example, I can merge with pure sunlight when the sun is shining bright, and merge with moonlight during the night. I am able to move in and out of the crown chakra as the light within me projects according to the will of my mind and spirit.

西藏教授「大手印者」,更要求弟子,先要認識「光明的實相」,再來是「分別淨光的等差」,最後才是認識「光明的果境」。第一,是理論性的。第二,是已得證到光明,但要分別光之等差。第三,是要求修持到己光與佛光相應,修證其和合為一之正智淨光明之境。


The Tibetan gurus who transmit Mahamudra require that disciples must first recognize the "true nature of lights," and then learn to "differentiate between the grades and degrees of differences between the types of pure lights," before finally recognizing the attainment of the clear light. The first part is theoretical. The second part is concerned with differentiating the differences between the lights attained by the adept. The third part maintains that, through cultivation, the adept's light will obtain responses with the buddhas’ light, thereby attaining the realm of wisdom and clear light through the merging of the two lights.

現在,我告訴大家一個大秘密:
Now I shall reveal a secret to you:

光明是從何處產生而來?光明是從「前念已滅」,而「後念未至」的中間產生出來的。在「念與念」的中間,產生一點光明。這是「禪定大手印」,帝洛巴尊者教授的大秘密法:「什麼也不思,什麼也不想,什麼也不念,什麼也不去追究。到了不觀也不想,不去思索宇宙本識,不去參元神之光,如在此間,淨光自己才會顯現了出來,這光不是從宇宙本識來,也非自己體中來,而是本來就有的清淨之光明。完全就在前念與後念之空間,這是靈靈而明明的啊!」

Where does light come from? Light arises from the interval of space between the end of one thought and the arrival of the next thought. Light is produced in this space between thoughts. This is the Mahamudra of Meditative Absorption, the very secret that Noble Tilopa taught: "Think of nothing, and pursue nothing. When you practice no contemplation, no thought, and do think not of the primal consciousness of the universe or the light of the primal self, the clear light shall reveal itself under these conditions. This light does not arise from the primal consciousness of the universe, nor does it come from oneself. It is an inherent pure light that already exists, which reveals itself completely in the space between two connecting thoughts. The light is of itself spiritually clear and vibrant!"
我寫一偈:
圓明淨光本虛空。
念與念間現真宗。
金剛上師來教授。
融合最勝光在中。

Here's a verse:

The clear and perfect illuminating light is inherent in space.
Between two thoughts the true teaching is found.
With the transmission from the vajra guru,
One merges with the most supreme light.

在「禪定大手印」中,證得「光明大手印」者。如「紅冠聖冕金剛上師盧勝彥蓮生尊者」,早已清楚,一切幻境或幻色皆可以一眼視破,一切真正的佛光早就現於我的覺地之中。那些幻光已經無法迷惑我與糾纏我了。得證者早證解脫般的快樂,這是真正的大快樂啊!

In the Mahamudra of Meditative Absorption, one who attains the Clear Light Yoga such as the Holy Red Crown Vajra Guru, Sheng-yen Lu, Venerable Lian-sheng, will know that the guru can pierce through all illusory realms and illusory forms with one glance. The authentic buddhas’ lights have manifested from my realization. Illusory lights can no longer delude and ensnarl me. The realized one has long attained the joy of liberation, which is true happiness.


此時自身擁有的是「清淨光」,一切顯現皆「真心示現」,沒有「猶疑與不決」的事,每一條路均是通行無礙的。我自知已到如此之境界者,當然就是「禪定大手印」最高的境界,可以說是佛地了,身子已清淨,語已清淨,意念已清淨,所有佛果的悉地清淨現前,實在太偉大了。

The realized individual is thus endowed with pure light; his every act is an expression of a genuine heart that leaves no room for hesitation. He finds all roads to be unhindered and clear. I know that anyone who reaches this spiritual state has arrived at the highest realm of the Mahamudra of Meditative Absorption, which is the ground of Buddhahood. One's body, speech and mind are purified, and all siddhis arising from the fruition of Buddhahood manifest in pure form. This achievement is indeed remarkable.

原則上,動亦無礙,靜亦無礙,要出現於世或隱住涅槃也是無礙,一切行止都是莊嚴無能勝,擁有天上天下最大的福,最大的德,這就是「光明大手印」無比的大成就。

In principle, either  one is active or still, there will be no hindrances. One is free to live among men or live in seclusion until reaching nirvana. Every gesture and action of the realized individual is most dignified, and he is endowed with the greatest of blessings and merits in heaven and on earth. This is the unmatched accomplishment brought about through the Mahamudra of Clear Light.

在得證的境界中,有很特別的哲理,我在此特別寫了出來:「所謂如如之境,不是能夠觀照出來的了,文也沒有辦法解釋了,像生滅心都不存在了,任何文字名言均無法完整的描寫出來,沒有什麼是『正』,沒有什麼是『邪』,凡是生滅心所認定為『正』的,皆未到如如境界,這個境界是『超世』的境界,根本是無法解釋,也無法令凡夫去明白的。」
我修證了「光明大手印」之後,才認知「密勒日巴祖師」的真言


In the realm of attainment, there exists a very unique truth that I would like to reveal here: "The realm of suchness cannot be experienced through contemplation or observation. It also cannot be described in words. Because the arising and ceasing mind does not exist, no words could possibly provide a complete description of suchness. Righteousness and evil also do not exist. To regard something as being "right" is only the product of the arising and ceasing mind. It cannot be placed in the realm of suchness. This realm of suchness is transcendental. It is beyond explanation and no mortal being can understand it."


我修證了「光明大手印」之後,才認知「密勒日巴祖師」的真言。
密勒日巴祖師曾如此告訴我,凡是「內證禪定」的密宗行者,完完全全向自身下手去修持的行者,才是得「佛法」的,才有得證。
凡在修持上,不向「內證禪定」,而向外在世界去印證者,這就是「外道」禪定。

It was only after I attained accomplishment with the practice of the Clear Light Yoga that I was able to appreciate what Milarepa had said. Guru Milarepa once told me that any Vajrayana practitioner who gains inner attainment by meditative absorption and whose effort focuses on self-cultivation, will be considered as one who has attained the Buddha-dharma and gained realization.

Anyone whose cultivation does not turn inwardly towards the attainment of meditative absorption, and seeks outer verification instead, is seen as practicing a heretical form of meditative absorption.

因此我認知:
「正道」--純向內心尋求證悟。
「外道」--外在世界尋求證悟。


Thus, I recognized the following truths:

The "true path" is to seek enlightenment by turning inwardly.
The "heretic path" is to look for enlightenment in the outside world.

很多的佛教大師,出家和尚及比丘尼,他們喜歡說別的宗教是「外道」,其實「正道」與「外道」的區別,不在於宗教,而在於「向內」與「向外」而已,這是我得證後的一大發現,確確實實的大發現。

Many Buddhist masters, monks, and nuns love to accuse other religions as being heretical. Yet, the difference between the "true path" and "heretic path" is not determined by the religious teachings, but by the separation of "inward focus" and "outward focus.” This was my discovery upon gaining realization, and it was indeed the most compelling discovery.

Blazing Light Wish Fulfilling Practice


This was an old translation I did before... GM will give the teaching and empowerment tomorrow.
Hope that you will find the practice helpful.

*********************************************
Blazing Light Wish Fulfilling Practice
(威光如意法
)
A True Buddha School Practice Text 



Translated by Mimosa
Edited by Luljeta

Padmakumara Translation Team
 www.padmakumara.org

Purpose:  A practice blessing that will quickly fulfill wishes regarding employment, wealth, marriage and litigation.


**Before commencing the practice, first invoke the Root Guru to appear above your crown. Visualize the Root Guru radiating light on you and chant the Guru Heart Mantra 7 times. Pray to the Root Guru to empower you so that your practice will be auspicious.**

Wake Up Call: Clap twice, then cross hands and snap thumbs and middle fingers.

  1. Recite the Purification Mantras

  1. Recite the Invocation Mantra

  1. Great Homage using visualization

  1. Mandala Offering

  1. Fourfold Refuge

  1. Armor Protection

  1. Recite the High King Avalokitesvara Sutra

  1. Recite the Rebirth Mantra (7 times)

  1. Recite the Root Guru Heart Mantra (108 times)

  2. Visualization:

Place the object that is specified for your wish in the palm of your left hand. For employment, use your resume. For marriage, use a picture of the person whom you love.  For wealth, use money.  Visualize the object glowing with light and recite the Blazing Light Wish Fulfilling Mantra to bless it.  Your wish will then be fulfilled. 


Mudra: 
 
With your object in your left hand, form a fist with your left hand, release your middle finger, and press your thumb against your index finger.  Wrap the index, middle and ring fingers of your right hand around the middle finger of your left hand. 

  1. Mantra
    Recite the Blazing Light Wish Fulfilling Mantra
    Om zuo la zuo la ya, ben da ri, hum pum (108 times)



  1.  Entering Samadhi  

(Nine Cycle Breathing, Entering of the Deity into Oneself, Release of Oneself into the Cosmic Consciousness, Breath Counting)


  1.  Emerging from Samadhi


  1. Chant the principal heart mantras

  1. Recite the Buddha’s Name (3 times)


  1. Dedication:
      
May the pure light purify my karmic hindrances,
Enabling me to become a Self-mastery Avalokitesvara Bodhisattva,
Radiating great compassionate light to aid all beings,
So that everyone will take refuge in the Great Compassionate One.

May all who uphold the name of Amitabha Buddha
Be born together in the Pure Land of His Western Paradise
Repaying the Fourfold Generosity from above,
And aiding those who suffer in the Three Paths below.
Upon seeing the Buddha
May I be liberated from the cycle of birth and death,
And may I develop the qualities of Buddhahood
And thus free all who suffer.

I, ________ (your name), dedicate the merits of this practice to the Root Guru. May the Root Guru always be healthy, remain in Samsara, never enter Nirvana, and forever turn the Dharma Wheel. May everyone be healthy, free of hindrances, strong in cultivation, and may all circumstances become auspicious.

May all supplications be completely fulfilled.
May all hindrances be removed. Wun!

  1. Recite the Hundred Syllable Mantra (3 times)

  1. Great Homage using visualization

  1. Recite the Completion Mantra:

Om, bu lin. (3 times)

Om Mani Padme Hum.

Dismissal:  Clap twice, then cross hands and snap thumbs and middle fingers.

End of Practice; may all endeavors be auspicious.
Xiu-fa yuan-man, ru-yi ji-xiang


Caveat: It is recommended to use a gold or jade Ru Yi (Scepter) to conduct the empowerment for this practice. The Ru Yi must be purified by fire and blessed by the Buddhas, Bodhisattvas and Dharma Protectors.