Posted 09-05-2008 at 04:59 PM by azhuramasda
Updated 09-05-2008 at 05:14 PM by azhuramasda
Suatu hari seorang guru meminta kepada para muridnya
untuk membuat daftar semua nama murid di kelas itu
pada dua lembar kertas, dan memberikan tempat kosong
di setiap nama. Kemudian ia meminta mereka untuk
memikirkan hal yang terbaik mengenai teman mereka
dan menuliskannya.
Tugas itu ternyata menyita sisa waktu pelajaran
untuk diselesaikan, dan ketika para murid
meninggalkan kelas, setiap orang menyerahkan
hasilnya.
Sabtu itu, sang guru menuliskan nama dari setiap
murid di kertas yang terpisah, lalu membuat daftar
apa yang telah dikatakan oleh murid yang lain
mengenai murid itu.
Dan pada hari Senin, ia memberikan setiap murid
daftarnya. Tidak lama kemudian, seluruh kelas mulai
tersenyum. "Sungguh?" ia mendengar suara
bisik-bisik. "Aku tidak tahu bahwa aku berarti untuk
orang lain!" dan, "Aku tidak tahu kalau yang lain
sangat menyukaiku." Begitulah komentar yang didengar
oleh sang guru.
Tidak ada orang yang menyinggung daftar itu di kelas
lagi. Ia tidak pernah tahu apakah para murid
membicarakannya di luar kelas atau kepada para orang
tua mereka, tetapi tidak masalah. Latihan itu telah
sampai tujuannya. Para murid sangat bahagia dengan
komentar itu dan menyukai satu sama lainnya.
Beberapa tahun kemudian, salah seorang dari murid
itu tewas terbunuh di VietNam dan gurunya menghadiri
pemakaman murid itu. Ia tidak pernah melihat seorang
tentara di dalam peti jenazah militer sebelumnya.
Muridnya itu sangat tampan, sangat dewasa.
Seluruh gereja dipenuhi oleh teman-temannya. Satu
persatu yang mencintainya menghampiri peti jenazah
itu. Sang guru adalah orang yang terakhir yang
mengucapkan salam perpisahan.
Ketika ia berdiri di sana, salah seorang dari
tentara yang bertugas sebagai pengangkut peti
jenazah itu menghampirinya. "Apakah kamu guru
matematikanya Mark?" tanyanya. Sang guru mengangguk,
"iya." Kemudian tentara itu melanjutkan : "Mark
banyak membicarakan dirimu."
Setelah pemakaman, bekas teman sekelas Mark
bersama-sama pergi ke tempat makan siang. Ayah dan
ibu Mark ada di sana, sangat jelas terlihat bahwa
mereka tidak sabar untuk berbicara dengan guru Mark.
"Kami ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu," kata
ayah Mark, sambil mengambil dompet dari sakunya.
"Mereka menemukan benda ini pada Mark ketika ia
tewas. Kami kira Anda mungkin akan mengenalinya."
Sambil membuka dompet itu, ayah Mark dengan sangat
hati-hati mengeluarkan dua lembar kertas yang sudah
diisolasi, dilipat berkali-kali. Sang guru langsung
mengenalinya, bahwa kertas itu adalah kertas yang
dibuat olehnya berisikan daftar kebaikan Mark yang
ditulis oleh teman-teman sekelasnya.
"Terima kasih karena telah melakukan hal itu," ibu
Mark berkata.
"Seperti yang Anda lihat, Mark menyimpannya sebagai
salah satu hartanya."
Semua mantan teman sekelas Mark mulai berkumpul.
Charlie tersenyum dengan malu-malu sambil berkata,
"Aku juga masih menyimpan daftarku. Daftarku itu
berada di bagian atas laci meja belajarku di rumah."
Istri Chuck berkata, "Chuck memintaku untuk
meletakkannya di album pernikahan kami."
"Aku juga memilikinya," kata Marilyn. "Daftarku ada
dalam buku harianku."
Kemudan Vicki, teman sekelas yang lain, mengambil
buku sakunya, kemudian mengeluarkan dompetnya dan
memperlihatkan daftarnya yang sudah kusam dan lecek
kepada yang lain. "Aku membawanya bersamaku setiap
waktu," ujar Vicki, lalu sambungnya : "Aku rasa kita
semua menyimpan daftar kita masing-masing."
Pada saat itu, sang guru terduduk dan menangis. Ia
menangis karena Mark
dan seluruh temannya tidak akan mungkin melihat Mark
kembali.
Begitu banyak orang yang datang dan pergi di
kehidupan kita. Dan kita
tidakmengetahui kapan hari itu akan tiba.
Jadi katakanlah kepada orang yang Anda kasihi dan
cintai, bahwa mereka
sangat penting dan spesial dalam kehidupan Anda.
Katakanlah kepada
mereka sebelum terlambat.
Copied from Kaskus.us
12 years ago
0 Comment:
Post a Comment