Loading...

Tuesday, September 9, 2008

Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Agama Buddha

KETUHANAN YANG MAHA ESA


Berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, agama Buddha di Indonesia menyebutnya dengan sebutan Sanghyang Adi Buddha.


Di dalam Kitab Suci Udana VIII – 3, hakekat Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai berikut :

“Ketahuilah O para bhikkhu, bahwa ada sesuatu yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, Duhai para bhikkhu, a


Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Agama Buddha

KETUHANAN YANG MAHA ESA


Berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, agama Buddha di Indonesia menyebutnya dengan sebutan Sanghyang Adi Buddha.


Di dalam Kitab Suci Udana VIII – 3, hakekat Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai berikut :

“Ketahuilah O para bhikkhu, bahwa ada sesuatu yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, Duhai para bhikkhu, apabila tidak ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan, yang mutlak, maka tidak akan mungkin kita akan dapat bebas dari kelahiran, dari penjelmaan, pemunculan dari sebab yang lalu”


Di dalam Hukum Kesunyataan tentang Tri-Laksana (skt) / Tilakkhana (Pali) dijelaskan antara lain bahwa semua yang dilahirkan, yang tercipta, dan yang menjelma adalah tidak kekal dan dicengkeram oleh Dukkha. Jika sesuatu “Yang Tidak Tercipta, Yang Tidak Menjelma, dan Yang Mutlak” itulah yang disebut Tuhan Yang Maha Esa, yang kekal dan abadi.


Di dalam kitab suci Saddharma-Pundarika terdapat sutra perihal Makna-makna yang tidak terhingga, dimana Hyang Buddha antara lain membabarkan bahwa “Makna-makna yang tidak terhingga bersumber dari Hukum Tunggal”.


Dengan sabdaNya didalam sutra tersebut, Hyang Buddha ingin mengungkapkan bahwa segala kejadian dan segala-galanya di dalam alam semesta bersumber kepada Yang Maha Esa dan Hyang Buddha menyebutnya sebagai “Hukum Tunggal”.

0 Comment:

Post a Comment