持誦相應之相
Tanda-Tanda Yukta Dalam Penjapaan
source : Grand Master Book 102
Translated by Lianhua Jun Shi An
「蘇悉地經」云:「若少飢渴,若少疾病,若發勝慧,若增威光廣大
這段經文,我解釋如下:
若少飢渴––不暴飲暴食,營養足,量清淡。
若少疾病––無病痛,精神氣足。
若發勝慧––超勝的智慧出現。
若增威光廣大堅固––身有光明,信心堅固,廣大的攝召力。
若得善夢,常夢實事––夜間的夢都是好的善的,所夢見的,一
若於念誦倍增歡喜––喜歡修法持咒。
若少疲乏––精氣神煥發,精進異常。
身香芳馥––身有香息,芳馥自然。
樂修功德––喜歡行善,樂於助人。
敬重本尊––時時憶念本尊,禮拜本尊。
以上諸相應之相,可以說是一個密教行者的外相。而其內相是,
●
反之,一個密教行者,若持誦一陣子,反而愈修心愈不信,偷懶
在這方面,我解釋如下:
信心不具足的人,當然很難相應。密教是宇宙的真理,汝信心不
偷懶放逸的人,難相應也。
專注賺錢事業,對現代的人來說,無可厚非,但每一天一定要固
掉舉,憂慼,無智慧之相。
對根本上師不恭敬,失去傳承加持力。
喜說綺語閒話,口不清淨。
作不善事,行為偏差,惡行惡狀。
阻人信佛念誦,不是度眾生,而是「堵」眾生。
夢惡夢,所夢均非善夢。
「魔所著附」,這一點就更嚴重了,一個行者若被「魔所著附」
如果魔附在一個行者的身上,不但不是「修行」,反而變成「逆
一、欺師滅祖。
二、譭謗輕視根本上師。(尋找上師的一切缺點)
三、用己見來爭論正法。
四、行為譭佛滅師。
五、自願下金剛地獄。
六、譏諷真理。
七、用最卑鄙的行為傷害正行者,達到毀滅的目地才甘心。
●
我(蓮生活佛盧勝彥)實實在在的告訴大家:
一個真正的密教行者,要時時做到:
一、三時供雙,三時禮拜,三時憶念上師本尊。
二、懺悔。
三、發大願。
四、誦高王經、真佛經。
五、作曼陀羅。
六、觀想、持咒、入三摩地。
(如果實在太忙,無法三時「日出、日中、日落」,也須一日一
假如密教行者得到「相應之相」,那當然最好。如果未有相應之
一個密教行者對自己根本上師的態度是––尋找上師的優點來學
TANDA TANDA YUKTA DALAM PENJAPAAN
Dalam Susiddhikara Sutra ada tertulis : “Jika sedikit lapar dan sedikit haus, jarang sakit, jika bangkit kebijaksanaan unggul, jika bertambah cahaya wibawa dan makin kokoh, jika memperoleh mimpi yang manggala, jika sering memimpikan kenyataan, jika makin bersuka cita dalam penjapaan, jika rasa lelah yang dirasakan hanya sedikit dan tubuh menebarkan keharuman, gemar melakukan perbuatan luhur, semakin menghormati dan mengutamakan yidam, semua itu merupakan tanda-tanda yukta dalam penjapaan .”
Demikian penjelasan saya untuk kutipan sutra tersebut :
Jika sedikit lapar dan sedikit haus :
Tidak rakus dalam makan dan minum, makan dan minum sewajarnya untuk pemeliharaan tubuh, tidak mengejar rasa.
Jarang sakit –– Tidak berpenyakitan, penuh semangat.
Jika bangkit kebijaksanaan unggul –– Timbul kebijaksanaan yang sangat unggul .
Jika bertambah cahaya wibawa dan makin kokoh –– Tubuh bersinar, keyakinan makin kokoh, mempunyai daya tarik secara luas.
Jika memperoleh mimpi yang manggala,jika sering memimpikan kenyataan –– Mimpinya selalu baik, segala yang dimimpikan bisa menjadi kenyataan (Memperoleh kemampuan untuk mengetahui suatu hal lewat mimpi).
jika makin bersuka cita dalam penjapaan –– Gemar bersadhana dan menjapa mantra.
jika rasa lelah yang dirasakan hanya sedikit–– Semangat , prana dan daya hidupnya menyala-nyala , ketekunannya luar biasa.
dan tubuh menebarkan keharuman –– Tubuh memancarkan keharuman alami.
gemar melakukan perbuatan luhur –– Gemar melakukan perbuatan bajik dan suka menolong.
Makin menghormati dan mengutamakan yidam –– Setiap saat selalu ingat dengan yidam dan menghaturkan penghormatan pada yidam.
Semua tanda-tanda diatas merupakan tanda-tanda luar bagi sadhaka tantra. Sedangkan tanda-tanda dalamnya adalah makin terkikisnya lobha-dosa-moha – kesombongan dan segala noda batin, sadhaka tersebut akan mempunyai batin catur-apramana yang luas dan setara, yidam hadir dihadapan , karena dirinya telah tiada beda dengan yidam.
●
Sementara itu, bila seorang sadhaka tantra, setelah melakukan penjapaan beberapa lama, makin bersadhana makin banyak keraguan, makin malas bersadhana bahkan malah mencampakkan sadhana, bahkan berhenti menjapa, makin menderita karena kelaparan dan kehausan, kondisi mental makin jatuh, makin risau, sangat melekat pada uang dan pekerjaan, tidak menghormati Mulacarya, tidak gemar bersadhana, makin gemar omong kosong dan segala pembicaraan yang tidak bermanfaat, gemar berbuat ketidakbajikan, merintangi orang lain yang meyakini Buddha Dharma dan merintangi orang yang hendak melakukan pembinaan diri, mimpi buruk, dikendalikan oleh mara, tubuh berpenyakitan dan lain sebagainya, ini semua merupakan berbagai tanda-tanda belum mencapai yukta.
Demikian penjelasan dari saya :
Orang yang tidak memiliki keyakinan penuh, tentu saja sangat sukar beryukta. Tantrayana merupakan kebenaran alam semesta, jika Anda tidak memiliki keyakinan penuh, bagaimana mungkin bisa memasuki kebenaran alam semesta.
Pemalas tentu saja sukar beryuta.
Berkonsentrasi pada uang dan pekerjaan, tak terhindarkan bagi orang jaman sekarang, namun setidaknya setiap hari menyediakan waktu yang tetap untuk melakukan penjapaan, jika hanya berkonsetrasi pada mencari uang, tidak melakukan penjapaan, maka lama kelamaan akan menjadi manusia awam, makin jauh dari yukta.
Banyak kerisauan, merupakan tanda-tanda tidak memiliki kebijaksanaan.
Tidak menghormati Mulacarya, kehilangan adhistana silsilah.
Gemar omong kosong, gemar membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, merupakan ketidakmurnian ucapan.
Melakukan ketidakbajikan, merupakan perilaku yang menyimpang, melakukan kejahatan.
Menghalangi orang meyakini Buddha dan merintangi orang yang hendak membina diri, berarti tidak menyelamatkan insan, malahan merintangi insan.
Mimpi buruk, semua mimpinya tidak manggala.
Dikendalikan oleh mara, yang ini lebih parah lagi, jika seorang sadhaka sudah ditempeli oleh mara, segala perbuatannya menjadi aktivitas mara.
Jika mara telah mengendalikan sadhaka, bukan hanya tidak lagi membina diri, malahan akan menjadi kesesatan, perilakunya tidak lain merupakan :
1. Memanfaatkan Guru , menipu Guru, tidak menghormati Guru leluhur.
2. Memfitnah maupun memandang rendah Mulacarya (Gemar mencari-cari kekurangan Guru)
3. Menggunakan pandangan sempit sendiri untuk mendebat ajaran sejati.
4. Perilakunya menghina Buddha dan memutuskan silsilah.
5. Diri sendiri yang menyebabkan terjerumus ke Neraka Vajra.
6. Mengejek kebenaran.
7. Berperilaku rendah mencelakai sadhaka, sampai tujuannya untuk merusak tercapai baru merasa puas.
Dengan sepenuh hati saya beritahukan kepada Anda sekalian :
Seorang sadhaka Tantrayana sejati harus senantiasa mampu :
1. Dalam tiga waktu menghaturkan pujana, sembah sujud dan mengingat Mulacarya dan yidam.
2. Bertobat.
3. Membangkitkan ikrar agung.
4. Melafalkan Sutra Raja Agung dan Sutra Satyabuddha.
5. Mendirikan mandala.
6. Bervisualisasi, menjapa mantra dan memasuki samadhi.
Jika sungguh terlampau sibuk, tidak bisa dalam tiga waktu (matahari terbit, tengah hari dan senja), melakukan satu hari satu kali sadhana, sedangkan kedua waktu yang lain menjapa mantra yidam sebanyak 21 kali. )
Jika seorang sadhaka Tantrayana memperoleh tanda-tanda yukta, tentu saja itu adalah hal yang baik. Namun jika belum ada tanda-tanda yukta, harus tambah semangat berusaha, bertambah tekun, harus menyadari pasti ini semua karena karmawarana diri sendiri yang terlampau berat, harus setiap saat bertobat, menekuni sadhana pertobatan, asalkan karmawarana telah terkikis, maka tidak akan tidak memperoleh yukta.
Seorang sadhaka tantra seharusnya meneladani kelebihan dari Mulacarya-nya, ini merupakan afinitas yang menghasilkan kemajuan dan akan memperoleh keberhasilan. Jika hanya mencari-cari kekurangan Guru, berarti ini merupakan afinitas untuk terjerumus, dan dikendalikan oleh mara. (Baca 50 syair pengabdian kepada Guru)
0 Comment:
Post a Comment