Loading...

Saturday, April 21, 2012

敬師 重法 實修 / Menghormati Guru, Menitikberatkan Dharma dan Tekun Bersadhana

Vajra Master Shi Lianning (釋蓮寧上師)

敬師 重法 實修
Menghormati Guru, Menitikberatkan Dharma dan Tekun Bersadhana

<釋蓮寧上師2010年1月16日美國西雅圖雷藏寺週六同修法語開示>
Dharmadesana Vajracarya Lian Ning di Seattle 16 Januari 2010

Translated by Jun Shi An

Terlebih dahulu bersembah sujud kepada Mahamulacarya Liansheng ! sembah sujud kepada Padmakumara ! Sembah sujud kepada Mahadewi Resi Yaochi ! Sembah sujud kepada Dewi Sita Tara ! Sembah sujud kepada Para Buddha Bodhisattva, Dharmapala, serta suciwan di altar ! Mahaguru, Gurudhara, para Acarya,Dharmacarya, bhiksu lhama, Pandita Dharmadhuta, Pandita Lokapalasraya, para saudara saudari Sedharma, para umat yang menyaksikan lewat internet, salam sejahtera semuanya ! Amituofo !


Mendengarkan Dharmadesana Bhiksu Lhama Lianwan, membuat saya teringat saat saya masih seorang bhiksu lhama kita tidur sekamar, sungguh sangat menyenangkan, saat tidur dia masih bisa berlatih kungfu, (saya) sempat ditendang sekali olehnya, sungguh, karena kamarnya sangat sempit. (Tapi) dia adalah orang yang sangat baik.

Dalam minggu ini, di Seattle ada hal baik lagi, barusan telah diperkenalkan Acarya Lianhuo dan Lianshi, mereka telah tampil dalam rupa keagungan seorang Sravaka, dan bergabung dalam jajaran bhiksu sangha. Acarya yang duduk di atas, saya amati, hanya Acarya Lianzhi (蓮知) yang masih menyisakan sedikit rambut. Setelah menjadi seorang bhiksu, ada banyak sila yang harus ditaati, tidak mudah, sungguh harus sering membaca buku sila kebhiksuan.

Setelah memperoleh pengukuhan dan adhistana dari Mahaguru minggu lalu, akhir-akhir ini saya banyak menerima email dan telepon, sungguh banyak, namun tidak ada satupun yang saya balas. Namun hari ini ada kesempatan, saya ingin berterima kasih kepada semuanya dan saudara saudari Sedharma yang menyaksikan lewat internet, sebenarnya yang paling penting adalah berterima kasih kepada Mahaguru, Bunda Sita Tara dan para Buddha Bodhisattva yang telah mengadhistana, juga terima kasih atas bimbingan dari Gurudhara, serta para Acarya sekalian. 

Pencapaian saat ini, bukanlah pencapaian saya seorang, bagi saya pencerahan ini sepenuhnya berasal dari Mahamulacarya, saya sendiri sama sekali tidak mempunyai kemampuan apapun. Terima kasih semuanya, yang membuat saya bisa menapaki jalan pembinaan diri bersama Anda sekalian, sehingga bisa menyadari mudra hati dari Buddha. Jika tidak ada Anda sekalian, maka akan sangat sulit . Setelah pencerahan, banyak yang memberikan selamat, terima kasih atas perhatian semuanya.

Hari ini saya akan membicarakan sedikit mengenai diri sendiri, barusan bhiksu lhama mengatakan saya tidak suka emosi, itu tidak benar ! Emosi saya bukan karena menekuni Sadhana Zhenfo, emosi saya ini sudah keturunan, maka tidak ada hubungannya dengan Mahaguru, kebiasaan saya ini harus dirubah. 

Kelahiran saya sangat biasa, tidak ada kejadian menghebohkan, juga tidak ada seorang bhiksu yang bertamu di rumah dan member saya nama sarana, sangat biasa, sama seperti Anda sekalian.

Semasa kecil, saya sama dengan anak-anak tetangga Anda, muka yang kotor dan ingusan, memakai celana butut dan kaus usang, juga pernah mencuri, berkelahi dan bertengkar. Di masa remaja juga pernah sembunyi-sembunyi menghisap rokok, merasa keren ! Tapi, begitu menghisapnya langsung tersedak asap, sejak saat itu langsung merasa tidak ada jodoh dengan rokok. Saya juga pernah sembunyi-sembunyi minum minuman keras, ternyata alregi, gatalnya minta ampun, lagi-lagi tidak berjodoh untuk minum. Saat itu saya juga tidak mempunyai kebijaksanaan yang sangat tinggi, juga pernah tinggal kelas, tidak lulus ujian. Sejak saat itu, saya merasa harus rajin, jadi sama sekali tidak ada abhijna yang khusus, juga tidak ada asal-usul yang istimewa, demikian biasa, sama dengan yang lainnya. Kondisi keluarga juga biasa-biasa saja, meskipun tidak kaya raya, tapi masih lumayan untuk kelangsungan hidup.

Di masa pelatihan diri saya juga pernah melanggar sila, juga ada berbuat kesalahan, juga ada kalanya pikiran kotor, bukannya tidak pernah sama sekali, pernah, maka disini saya juga harus menyatakan pertobatan kepada Mahaguru dan sepuluh penjuru Buddha Bodhisattva. Saya juga tahu bahwa dalam jalan pembinaan diri ini, Mahaguru mempunyai kekuatan yang sangat misterius yang senantiasa menolong saya. Jangan mengira bahwa saya duduk disini langsung mencapai keberhasilan, tidak sesederhana itu. Jangan dikira setelah membina diri langsung suci dan leluasa, bila Anda merasa diri sendiri sudah suci dan leluasa, maka Anda tidak paham apa itu namanya kekuatan karma, kekuatan karma adalah salah satu dari yang dikatakan Buddha sebagai hal yang tak terperikan , selain Dharmabhala tak terperikan dan para insan tak terperikan.

Yang paling penting adalah setelah bersarana kepada Mahaguru, mendengar Dharmadesana Mahaguru, maka mengetahui bahwa ada suatu hal yang sangat penting dalam penekunan Tantrayana, yaitu menghormati Guru, menitik beratkan Dharma dan tekun bersadhana, Wah ! Apakah menekuni Tantra demikian mudahnya ? hanya enam kata, sungguh mudah ! Kemudian saya mendalaminya, begitu mengamatinya, dalam hati saya berpikir, bahwa enam kata ini telah mencakup semua Dharma. Anda sekalian lihat apa yang Mahaguru tulis di koran, mengenai apakah iu sadhaka Zhenfo yang sejati dan lain sebagainya, banyak sekali, meskipun hanya enam kata, namun telah mengandung semua.

Setelah bersarana, saya belajar dari ketekunan dan karya Boddhicitta Mahaguru, belajar dari sifat Mahaguru yang tidak membeda bedakan, belajar dari upaya kausalya Mahaguru, belajar dari Kebijaksanaan Mahaguru, meskipun tidak dapat melaksanakan dengan sempurna, namun mengushakan dengan sekuat tenaga. Setelah bersarana, saya sangat tekun, saya juga sama dengan Anda sekalian, setelah bersarana tidak mengejar kontak apapun, hanya terus tekun bersadhana. Bertekad mengubah diri sendiri, hanya saja emosi masih belum bisa diubah menjadi lebih baik, tapi masih ada harapan, sebab Bhiksu Lhama Lianwan mengatakan akan menggunakan kaca pembesar untuk mengamati saya. Saya akan tekun bersadhana.

Saudari Xiaoxiao dari True Buddha News ingin mewawancarai saya, saya menjawab bahwa saya sangat sibuk, kemudian saya sarankan dia untuk mendengarkan Dharmadesana saya saat ini.

Dalam hal bersadhana, sejak bersarana sampai sekarang, saya menekuni sadhana Vajrasattva Bodhisattva. Kenapa menekuni sadhana Vajrasattva Bodhisattva ? karena saya tahu bahwa batin itu sukar ditenangkan, pikiran timbul tenggelam, maka menggunakan Vajrasattva Bodhisattva untuk memperkokoh Bodhicitta, mengikis karmawarana, supaya dalam kehidupan kali ini tidak lagi membuat karma buruk baru dan jangan sampai kekuatan karma masa lampau datang. Saya masih menjapa Sataksara, juga menekuni Sadhana Guruyoga, memohon adhistana Mulacarya supaya segalanya dapat berhasil. Saya juga menekuni sadhana api homa untuk menambah bekal diri sendiri, menumbuhkan karya diri sendiri, menambah tenaga diri sendiri, memohon dukungan Dharmapala, memohon adhistana dari Trimula supaya jalan pembinaan diri bisa berjalan dengan tenteram, memohon semuanya sesuai dengan kehendak. Saya juga menekuni sadhana dalam untuk mengokohkan batin dan jasmani, segera nampak Buddhatta. Maka dalam hal bersadhana, saya berusaha tekun , juga sama dengan Anda sekalian , tidak ada hal yang istimewa, pada pagi hari bersadhana di dalam kamar sendiri, sedangkan siang hari semua waktunya digunakan untuk mendukung pekerjaan di Taman Arama Satyabuddha, mendukung pekerjaan True Buddha Foundation, banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja, itu semua untuk mengikat jodoh baik, sekaligus belajar bagaimana Mahaguru menyelamatkan insan. 

Kehidupan saya sehari-hari juga sangat sederhana, dengan sekuat tenaga berusaha mempraktekkan maître-karuna-mudita dan upeksa yang diajarkan oleh Mahaguru, berusaha menggunakan batin yang tiada melekati pada saat menyelesaikan tiap hal. Dalam jalan bhavana, saya menghadapi banyak permasalahan, dan saya berusaha menghadapinya dengan beberapa pandangan. Kita menjadi seorang pimpinan duduk diatas, tentu akan ada yang menjelek jelekkan, namun saya tidak akan memperdulikannya, hanya melakukan instropeksi apakah diri ini telah melakukan hal yang bertentangan dengan hati nurani. Dharmadesana Mahaguru minggu lalu sangat penting, kita tidak boleh menyimpan kerisauan dalam batin, namun tentu saja kita harus mengubah sesuatu yang tidak baik, tidak boleh berpikir meskipun telah melakukan kejahatan juga tidak boleh ada kerisauan. Saat orang lain memaki Anda, menjelek jelekkan Anda, memfitnah Anda atau menghina Anda, katakanlah pada diri Anda sendiri “Siapakah Diri ini?” , saat Anda merenungkan ini, Anda akan tenang. Terlebih dahulu tidak usah dipedulikan apa yang digunjingkan orang lain, tanyalah dulu pada hati Anda, apakah telah di bawa pergi oleh orang lain, ini sangat penting.

Cara lain yang juga sangat penting, “Siapakah yang mengikat Anda.” , di dunia ini, siapakah yang mengikat Anda.

Mengenai bhavana, sepenuhnya saya menekuni sadhana yang diajarkan oleh Mahaguru, mendengar Dharmadesana Mahaguru, namun Anda harus tahu untuk mengambil inti sari dari Dharmadesana Mahaguru, Anda tidak perlu mempunyai kemampuan sastra yang terlampau hebat, Anda hanya perlu menangkap intinya. Misalnya minggu lalu Mahaguru Berdharmadesana, “Jangan letakkan apapun di dalam hati.” , setelah memahaminya, maka Anda harus berusaha untuk melaksanakannya, saya amati hari ini banyak sekali saudara Sedharma yang memiliki banyak kerisauan batin, seperti yang Mahaguru katakan, bahwa Anda telah menaruh terlalu banyak benda dalam hati Anda. Ajaran ini sangatlah berharga, masalahnya adalah apakah Anda mampu mempraktekkannya, jika pelaksanaannya tidak kokoh, maka Anda akan terikat olehnya.

Sekarang saya telah memperoleh Dharmadesana, adhistana dan pewarisan mudra hati dari Mahaguru, dalam hati saya sangat bersyukur, sungguh telah naik satu tingkat, dalam hal praktek harus disesuaikan dan ini tidak mudah, dalam teori sudah memahami, namun perbuatannya belum mencapainya, harus lebih giat lagi bersadhana. Pencerahan hanyalah melihat kebenaran, masih perlu pembinaan diri lagi, maka saya sama dengan Anda sekalian, masih perlu tekun bersadhana.

Setelah mengetahui mudra hati Buddha dari Mahaguru, sangat bersyukur, maka malam hari ini saya berdana makanan kepada semua. Jika tidak, bisa-bisa Biksu Xunren (宣仁法師) akan mengejar saya dan mengatakan : “Harus syukuran!” jadi hari ini saya berdana makanan pada semua, tidak hanya mengungkapkan syukur, tapi juga harus berdana makanan, dengan demikian juga mengikat jodoh baik dengan Anda sekalian.

Pencerahan ! ternyata demikian dan demikianlah ! Pantas saja dulu saat membaca Sutra Sadharmapundarika , saat Sakyamuni Buddha membabarkannya , Beliau memancarkan berbagai macam sinar , pantas saja saat membicarkaan satu Dharma dan sepuluh rupa, banyak Arahat yang meninggalkan tempat duduk. Ini karena mereka tidak paham ! Jika tidak paham sungguh akan pergi meninggalkan. Jika Anda masih belum sampai akarnya, maka sungguh Anda akan bisa pergi meninggalkan, ini bukan gurauan belaka.

Beberapa hari ini, saya melihat kembali sutra yang pernah saya simak, sungguh ternyata tidak sama lagi, terlebih adalah Vajrachedikkaprajnaparamitasutra, pantas saja Mahaguru mengatakan bahwa sutra itu dibabarkan oleh Yang Tercerahkan. Saya merasa bahwa kita para siswa Zhenfo zong sungguh beruntung. Beruntung bagaimana ? Kita beruntung mempunyai satu Mulacarya. Saya juga memahami kenapa Mulacarya merupakan dasar dari segala sesuatu. Karena semua adhistana berasal dari Nya. Maka , kita yang telah memperoleh Mulacarya, kita melihat Beliau adalah sesosok tubuh jasmani yang duduk disana, namun Dharmakaya Beliau memenuhi Dharmadhatu, Beliau adalah perwujudan Tripitaka Dua Belas Bagian, Beliau adalah lambang dari Kebenaran Alam Semesta, maka disebut sebagai Pimpinan Guhya.

Hari ini yang belum bersarana cepatlah bersarana supaya memperoleh adhisatana dari Mulacarya, supaya jalan pelatihan diri Anda yang sangat panjang menjadi lebih singkat, Anda memperoleh adhistana dari Mulacarya dan melaksanakan sesuai ajaran Beliau, menjadi seorang sadhaka yang sejati, menjaga sepuluh sila, jagalah sila semampu mungkin, maka Dharmapala, Yidam dan Guru akan mengadhistana kita, sungguh !

Pantas saja Guru Milarepa yang telah membunuh demikian banyak orang dengan mantra mantra, masih bisa mencapai realisasi. Kenapa ? Karena kekuatan adhistana dari Mulacarya, karena Beliau menghormati Guru, menitik beratkan Dharma dan tekun bersadhana, ini tidak mudah. ,

Ada sebuah teks yang dinamakan Visuddhimagga, ini adalah teks Theravada, tiap umat Buddha di Srilanka tahu ini, di dalamnya menguraikan mengenai Pancaprayoga, yaitu prayoga bekal – jalan bekal – jalan prayoga – melihat jalan – Menekuni Jalan dan realisasi.

Setelah pencerahan merupakan sebuah awal permulaan, akan lebih mudah meapaki jalan Boddhi, Pencerahan adalah memahami hati, setelah memahami hati maka harus melakukan bhavana, jika tidak melakukan bhavana, maka tetap saja akan terjerumus dalam sadgati, maka Anda dan saya tidak ada perbedaan, hanya saja saya telah tercerahkan dalam teori, namun dalam pembinaan diri saya masih harus menyingkirkan berbagai sifat kebiasaan, harus menjadi selaras luar dalam, yang paling utama adalah mengenali Buddhatta. Maka saya harap semuanya jangan mencampakkan jalan Zhenfo zong ini, tekunlah bersadhana. Anda lihat saya adalah seorang sadhaka biasa, namun saya berdoa dengan tekun, Mahaguru juga telah berwelas asih mengadhistana saya. . Tentu saja melatih diri tidaklah semudah itu, namun kita semua pasti bisa merealisasikan apa yang saya capai hari ini.

Maka saya harap Anda sekalian jangan mencampakkan, juga jangan merasa sangat sukar. Mahaguru telah banyak mengungkapkan kunci pelatihan diri, kalian tekunilah baik-baik, bersadhana dengan tekun, yang belum bersarana cepatlah hari ini juga bersarana, demi memperoleh Dharma dan bersama-sama merealisasikan Boddhi. Saya adalah seorang sadhaka biasa, tidak ada istimewanya, juga tidak ada petunjuk gaib dari Buddha Bodhisattva yang menunjukkan bahwa saya berasal dari mana, demikian sederhana saja, yaitu tidak melekati apapun, tekun bersadhana sesuai dengan petunjuk ajaran Mahaguru dan menjaga sila. Dan lagi-lagi masih kalimat ini, hormati Guru, menitik beratkan Dharma dan tekun bersadhana. Demikian saya berbagi dengan Anda sekalian, saya harap Anda semua dapat segera mencapai Pencerahan, Amituofo !

0 Comment:

Post a Comment