Loading...

Monday, March 2, 2009

API HOMA 5

Jawaban Maha Acarya Lien-Sheng mengenai homa dalam tanya jawab saat memberikan ceramah "Rangkuman Buddhisme" di kompleks pelangi tanggal 12 Mei 1993.

Tanya: Persembahan api, memberi persembahan kepada Catur Maharajakayika, paling baik menggunakan persembahan apa? Apakah besok boleh memohon Abhiseka Homa? Harus bagaimana bervisualisasi saat abhiseka?

Jawab: Boleh. Harus bagaimana bervisualisasi saat abhiseka? Inilah yang akan dibicarakan besok. Saat menerima abhiseka homa, umumnya Anda harus menyalakan api, api harus dinyalakan, kemudian bayangkan api ini masuk ke dalam dahi Anda, bergerak turun sampai ke cakra hati. Mula-mula membakar tubuh bagian atas, lalu membakar tubuh bagian bawah. Anda larut dalam api, inilah visualisasi saat abhiseka homa. Jadi besok, saat menerima abhiseka, saat kepala Anda disentuh, Anda juga dapat membayangkan ada segumpal api masuk ke dalam tubuh Anda, membakar sekujur tubuh Anda, Anda berubah menjadi api yang menggelora. Inilah abhiseka homa. Bagaimana dengan kuncinya, yaitu "api ,yidam, Anda, semuanya manunggal", inilah kuncinya.

Bahan persembahan apa yang sebaiknya diberikan kepada Maharajakayika? Catur Maharajakayika berada dalam lingkup permohonan harta, termasuk kategori Paustika. Oleh karena itu Anda boleh memberi persembahan buah-buahan berwarna kuning, memberi minuman anggur, ada anggur yang berwarna kuning. Semua bahan persembahan diutamakan yang berwarna kuning. Apa saja boleh dijadikan bahan persembahan , asal dapat terbakar boleh dijadikan bahan persembahan.

Tanya: Umumnya bila siswa telah memperoleh abhiseka homa, setelah kembali ke tempat asalnya, apakah boleh membantu orang lain melakukan homa? Setelah kembali, apakah boleh menyelenggarakan homa?

Jawab: Wah, mau memimpin upacara homa ya (hadirin terbahak-bahak), mau merebut langganan nih yee! (Hadirin terbahak) Begini, dalam Tantrayana ada satu aturan, homa termasuk tiga tataran bawah, dalam Tantrayana menempati posisi yang sangat penting. Setiap siswa, siswa Tantrayana pada umumnya harus melaksanakan 200 kali. Jadi, setelah melakukan 200 kali, setelah mempraktekanya, sudah mahir, api-Yidam-Tantrika dapat bersatu padu, saat melaksanakan Homa sama sekali tidak terjadi kekhilafan, barulah boleh membantu orang lain. Kalau Anda mau memimpin upacara homa, sebaiknya dilakukan oleh Acarya, paling baik dilaksanakan oleh para Acarya. Kalau pemimpin cetiya (Thang Cu), seharusnya boleh, tetapi dengan syarat pelaksanaan homa Anda sudah tidak cacat lagi, baru boleh. Jadi, bantulah diri sendiri dulu. Membantu anggota keluarga mengurangi karma-warana, untuk sementara waktu jangan dulu menyelenggarakan homa. Kalau mau membantu orang lain, harus menunggu sampai pelaksanaan homa Anda sudah sama sekali bebas dari cacat baru diperbolehkan.

Tanya: Setelah pemimpin cetiya menerima abhiseka homa, apakah boleh menyelenggarakan upacara homa? Secara terbuka menerima pendaftaran penyertaan khalayak ramai?

Jawab: Pertanyaan ini sudah saya jawab tadi.

Tanya: Siswa yang belulm menerima abhiseka homa dari Mula Acarya, apakah boleh melaksanakan homa sendiri?

Jawab: Tidak boleh. Ini tidak boleh. Karena dalam Tantrayana, yang ditekankan adalah penurunan ajaran dari guru silsilah. Dalam ceramah selama 7 sampai 8 hari ini, saya sudah pernah menyinggungnya. Anda telah menerima abhiseka apa, baru boleh mempraktekan sadhana yang bersangkutan. Belum menerima abhiseka homa, tidak diperbolehkan melaksanakan homa.

Tanya: Apakah homa dapat dipakai untuk melakukan pendoaan arwah (Chau Tu)?

Jawab: Homa boleh dilakukan untuk pendoaan arwah.

Tanya: Abhiseka homa apakah boleh diberikan secara jarak jauh?

Jawab: Lebih baik abhiseka nyata. Lebih baik benar-benar hadir untuk menerima abhiseka dari Mula Acarya.



0 Comment:

Post a Comment