Lien Sheng : Rahasia Terdalam Satyabuddha? /Maret 1986 (63:11)
Prinsip utama Tantrayana adalah "Anda adalah Buddha".
Dengan kata lain "Anda adalah Adhidewa (Yidam)".
Saya memberitahu kalian kunci yang maha penting:
"Bila Anda memilih Buddha Amitabha sebagai Yidam, maka Anda adalah Buddha Amitabha. Bila Anda memilih Bodhisatwa Awalokiteswara sebagai Yidam, maka Anda adalah Bodhisatwa Awalokiteswara. Bila Anda memilih Bodhisatwa Ksitigarbha sebagai Yidam, maka Anda adalah Bodhisatwa Ksitigarbha. Bila Anda memilih Bhagawati Cundi sebagai Yidam, maka Anda adalah Bhagawati Cundi. Bila Anda memilih Jambhala sebagai Yidam, maka Anda adalah Dewa Waisrawana (Kuwera). Bila Anda memilih Guru Padmasambhawa sebagai Yidam, maka Anda adalah Guru Padmasambhawa. Bila Anda memilih Tathagata Bhaisajyaguru sebagai Yidam, maka Anda adalah Tathagata Bhaisajyaguru. Bila Anda memilih Padmakumara sebagai Yidam, maka Anda adalah Padmakumara."
Inilah Delapan Yidam Utama kita.
Sadhana Wajrayoga Padmakumara juga merupakan salah satu dari Dewatayoga.
Dengan terus terang saya memberitahu kalian, mempelajari Buddhadharma adalah untuk mencapai kebuddhaan. Berlatih Dewatayoga bertujuan untuk menjadi Yidam.
Oleh karena itu prinsip utama Tantrayana adalah : "Anda adalah Buddha".
Harus diketahui bahwa dalam Tantrayana, Dewatayoga adalah inti dari semua sadhana. Yidam setiap orang hanya satu, tidak boleh dua atau tiga.
Seumur hidup, seorang Tantrika hanya boleh mengkhususkan diri dalam sadhana Dewatayoga satu Yidam, berusaha keras manunggal dengan Yidam, barulah dapat menjelma menjadi Yidam.
Dewatayoga tidak boleh diganti sepanjang usia. Saya beranggapan, "Dewatayoga adalah sadhana yang harus dipraktekkan terus seumur hidup, dilatih setiap hari. Sadhana yang lain hanya dilakukan pada saat perlu saja, hanya berupa sadhana penyokong. Misalnya Sadhana Karman, Sadhana Widyaraja dan sebagainya, semuanya hanya bersifat penyokong atau pendamping saja."
Ada orang bertanya kepada saya, bila hanya berlatih satu Yidam saja apakah dapat mengadakan kontak dengan Buddha dan Bodhisatwa yang lain?
Saya menjawab, "Asal antara Anda dan Yidam sudah terjadi kontak (yoga) maka Buddha dan Bodhisatwa yang lain pun akan bereaksi serupa. Ini adalah prinsip : satu dharma ditembusi, seribu dharma akan lancar sendiri."
Dewasa ini, ada orang setelah mengikuti sadhana bersama, membawa pulang "Buku Sadhana Bersama", lalu di rumah ikut-ikutan bergonta-ganti Yidam setiap hari. Hari ini berlatih Sadhana Amitabha, besok berlatih Sadhana Awalokiteswara, lusa berlatih Sadhana Cundi. Cara berlatih demikian tidak benar. Kita di rumah hanya boleh berkonsentrasi terhadap satu Dewatayoga.
Dewatayoga diri sendiri harus dilatih setiap hari di rumah. Sadhana bersama yang dilakukan di wihara yang setiap minggu mengganti Yidam, hanyalah suatu latihan penekanan, hanya suatu latihan penopang, suatu latihan yang mengandalkan kekuatan bersama. Karena Yidam masing-masing orang berlainan sehingga dalam sadhana bersama barulah Yidam digonta-ganti setiap minggu.
Saya mengetahui dalam suatu sekte di Nyingmapa, setiap siswa puteranya mengambil Guru Padmasambhawa sebagai Yidam. Sedangkan setiap siswa puterinya menjadikan Dewi Tara sebagai Yidam. Tiada Yidam lain di luar kedua Yidam ini. Ketentuan demikian sekilas amat kaku namun dapat mempersatukan pikiran masing-masing pribadi.
Dalam aliran kita ada delapan jenis Dewatayoga, ini sudah termasuk cukup longgar, semata-mata demi kemaslahatan aneka macam manusia.
Ada sadhaka bertanya, bila sudah mencapai yoga dalam Dewatayoga, kemudian dilanjuti dengan Sadhana Widyaraja, apakah latihan Dewatayoga tersebut sudah boleh dihentikan? Saya menjawab, "Meskipun sudah mencapai yoga dalam Dewatayoga, meskipun sudah berlatih Sadhana Widyaraja, tetap harus setiap hari berlatih Dewatayoga. Sadhana Widyaraja hanyalah sadhana penyokong saja. Sepanjang usia, Dewatayoga tak boleh dibuang. Camkanlah baik-baik!"
Harus diketahui bahwa bila Anda sudah kontak (yoga) dengan Yidam, berarti Anda adalah Yidam, Yidam adalah Anda; dengan kata lain kaya-wak-citta (badan-ucapan-pikiran) Anda adalah kaya-wak-citta dari Yidam. Ini harus disadari setiap saat.
Penalarannya pun dapat dirunut demikian :
Rumah adalah wihara Yidam.
Orang tua dan sanak saudara adalah kerabat Yidam.
Ucapan adalah mantra dan dharmawacana yang diucapkan Yidam.
Pikiran adalah pikiran Yidam.
Tanah air api angin dan angkasa adalah unsur kualitas Yidam.
Semua sikap adalah mudra Yidam, sesuai dengan tingkah laku Yidam.
Akibatnya adalah setiap hari berperilaku seperti Yidam. Bila terus menerus dilatih demikian, terus menerus dibayangkan demikian, lama kelamaan antara Anda dan Yidam sudah tak terpisahkan lagi, sudah membaur, sudah manunggal dalam pikiran yang terpusat. Keadaan demikian adalah setiap perilaku sama persis dengan perilaku Yidam. "Meniru Yidam" berakhir dengan "menjadi Yidam". Ini merupakan cara teraman dan tercepat, cara paling efektif untuk mencapai kebuddhaan.
Pikiran utama dari sadhaka selalu "Yidam adalah saya".
Banyak sekali siswa bertanya siapakah Yidam mereka? Harus dipahami bahwa siswa yang berguru makin hari makin banyak, sudah mendekati seratus ribu. Bila setiap orang bertanya siapa Yidam mereka, coba bayangkan, serepot apa saya jadinya.
Pemilihan Yidam, sepenuhnya menuruti karakter masing-masing sadhaka. Dengan kata lain disesuaikan dengan sifat masing-masing pribadi. Atau ditentukan melalui "janji" atau nazar diri sendiri. Yang terpenting adalah memilih Yidam yang paling disukai, yang paling cocok.
Saya beranggapan, setiap Tantrika sebenarnya dapat memilih sendiri Yidamnya, disesuaikan dengan karakter, sifat, nazar, kecocokan. Kita tidak usah lagi menggunakan cara "pelontaran bunga" atau "pengundian" untuk memutuskannya. Karena bila Yidam dipilih sendiri, bila Yidam ditentukan sendiri barulah memiliki makna yang amat dalam.
Delapan Yidam dalam aliran kita bersama nazarnya adalah sebagai berikut :
Amitabha - menolong dewa dan manusia, yang cerdas maupun yang dungu; memiliki 48 nazar, semuanya demi penolongan makhluk hidup.
Awalokiteswara - memiliki sifat yang penuh welas asih, bebas leluasa namun memperhatikan (iswara dan awalokita).
Ksitigarbha - bersemayam di neraka, khusus menolong makhluk sengsara, memiliki tekad yang kuat.
Cundi - batin bersifat suci murni, mampu membereskan segala urusan.
Jambhala - memiliki sifat melindungi Dharma, Widyaraja pelindung, penuh dengan rezeki.
Padmasambhawa - memiliki sifat seorang Bodhisatwa, juga memiliki sifat seorang Wajrakrodha, wali pengajar.
Bhaisajyaguru - memiliki 12 nazar, menolong yang sakit dan semua yang menderita dalam alam samsara.
Padmakumara - negeri suci di Mahapadminiyugma (Pasangan Kolam-Teratai Besar), memiliki rejeki besar dan kebijaksanaan tinggi.
Kedelapan Yidam ini dapat dipilih sesuai dengan sifat dan nazar Tantrika sendiri, dapat dipilih yang paling cocok dengan diri sendiri.
Bila masih tetap bingung, belum tahu bagaimana menentukan Yidam barulah menyurati saya. Ingat, bila ingin menanyai saya, paling baik langsung bertatap muka atau mengirim foto termutakhir agar dapat diamati saya kemudian dipilihkan Yidam yang lebih sesuai agar mencapai yoga dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sebuah syair untuk memuji Yidam :
Rasa samadhi dapat diselami dalam sepak terjang,
Yidam bukanlah makhluk di luar jasmani.
Wangi batin pun merupakan wangi Yidam,
Mengangkasa menjelma kota suci.
12 years ago
0 Comment:
Post a Comment