Loading...

Tuesday, September 20, 2011

Menjadi Biksu Atau Tidak Menjadi Biksu --- 出家與不出家


Menjadi Biksu Atau Tidak Menjadi Biksu
出家與不出家

Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu


Ada orang yang berniat menjadi biksu, namun juga berpikir tetap ingin menjadi perumahtangga, ia mondar-mandir di antara kedua niat inidalam keraguan, sebenarnya menjadi biksu atau tetap menjadi perumahtangga? Oleh sebab itu, ia datang berkonsultasi.

Ia bertanya:
'Haruskah (saya) menjadi biksu?'

Aku menjawab:
'Sakyamuni Budha memuji mereka yang menjadi biksu, menjadi biksu dapat berbhavana sepenuh hati, menerima persembahan dari Dewa dan manusia, luarbiasa terhormat. Dalam Sutra Pahala Kebiksuan (出家功德經) ada catatan yang detail, sistem yang diciptakan Budha, di antara empat jenis makhluk, menjadi biksu adalah yang terutama.'

Ia bertanya:
'Seandainya tidak menjadi biksu?'

Aku menjawab:
'Manjusri Bodhisatva memuji sedalam-dalamnya Upasaka Vimalakirti, walaupun upasaka itu ada dalam rumahtangga, namun, hatinya menjadi biksu, ia mampu melatih diri dengan kemantapan hati, juga menerima puja dari manusia dan Dewa, upasaka lebih terhormat lagi. Upasaka Vimalakirti, mempunyai jasa pahala besar, upasaka juga dapat memperoleh pembebasan, dan juga dapat menyebarkan Dharma, juga merupakan kehormatan utama.'

Ia bertanya:
'Lebih baik menjadi biksu atau tidak menjadi biksu?'

Aku menjawab:
'Tubuh yang menjadi biksu itu baik, hati yang menjadi biksu itu baik, tubuh dan hati yang menjadi biksu itu lebih baik lagi, asal mampu mencapai pembebasan, mencapai realisasi Budha dan Bodhisatva, semuanya baik!'

Ia bertanya:
'Mengapa saya tetap tidak mengerti maksud perkataan Mahaguru Lu?'
Aku menjawab:
'Anda tanya pada-Ku, Aku tanya pada siapa?'
Ia bertanya:
'Anda Mahaguru Lu bisa tanyakan pada Budha Bodhisatva!'
Aku menjawab:
'Masalah sendiri, mengapa harus merepotkan orang lain?'


Hongzhou, Vihara Kwan Im, Guru Zen Congxian.

Saat naik dharmasala berceramah, ia berkata:
'Manjusri Bodhisatva, memuji sedalam-dalamnya upasaka Vimalakirti, entah apakah pujian itu sampai kepada upasaka atau tidak? Jika telah menerima pujian itu, dimana upasaka Vimalakirti? Jikalau tidak menerima pujian, bukankah Manjusri Bodhisatva mengutarakan kata-kata kosong. Bagaimana saudara sekalian memahami ini, kalau mampu memahami barulah benar-benar merupakan biksu suci.'

(Mahaguru Lu memberi petunjuk: Kata-kata Guru Zen Congxian ini mempunyai latar belakang besar, ini adalah kata-kata 'Kebenaran Tingkat Pertama', siswa luhur harus merenunginya dengan seksama, jika mampu memahami, ia telah mencapai Pencerahan, didalam kata-kata ini, Sifat Budha terkandung, mengertikah para siswa luhur?')

Biksu bertanya:
'Upasaka Vimalakirti diam saja, Manjusri sangat memuji, apa maksudnya ini?'
Guru Zen Congxian menjawab:
'Anda bertanya saya menjawab.'
Biksu bertanya:
'Bagaimanakah yang disebut tradisi vihara Kwan Im?'
Guru Zen Congxian menjawab:
'Diambil dari yang ada didepan mata.'
Biksu bertanya:
'Telah lama tidak memainkan harpa, mohon Guru memainkannya.'
Guru Zen Congxian menjawab:
'Siapa yang mendengarkan?'

Guru Zen Congxian berkata:
'Sesepuh Zen ke-6 sadhaka Lu (Huineng) pada saat itu berada di Dayuling, berkata kepada Huiming yang duduk di tahta dharma, tidak memikirkan kebaikan, tidak memikirkan kejahatan, adalah niat sebenarnya Huiming yang menggantikanku naik ke tahta dharma. Hari ini di Vihara Kwan Im tidak mengatakan demikian, adalah niat sebenarnya Huiming yang menggantikanku naik ke tahta dharma, apakah dengan demikian baru merupakan keturunan Caoxi? Jika keturunan Caoxi, mengapa masih ada empat kata 'mengganti', 'bersaing', 'menghapus' dan 'membuang' (還、爭、除、卻)? Jika bukan begitu, dimana letak kesalahannya, apakah saudara sekalian memahaminya?'

(Mahaguru Lu memberi petunjuk: Huiming naik ke tahta dharma sebenarnya ingin merebut Jubah Sesepuh, sadhaka Lu (Huineng), memberitahunya jangan memikirkan kebaikan dan jangan memikirkan kejahatan. Guru Zen Congxian berkata, murid Caoxi (kuil leluhur Huineng), tidak bisa berkata empat kata ini mengganti, bersaing, menghapus dan membuang, mengapa? Silahkan saudara sekalian renungkan dengan menggunakan Kebenaran Tingkat Pertama, saudara akan dapat memahami. Guru Zen Congxian, adalah sadhaka Zen tingkat tinggi, sampai yang paling halus pun telah mampu ia lihat/fahami.)

0 Comment:

Post a Comment