Loading...

Saturday, September 17, 2011

Sila Abhiseka


Majalah dharma talk edisi Juni 2011 telah terbit dalam versi electronic dan dapat di baca dan download selengkapnya di : http://www.shenlun.org/dharma-talk/2011/juni/

Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Sila Abhiseka dari Majalah Dharma Talk edisi Juni 2011

Majalah Dharma Talk edisi Juni 2011 法音集 Juni 2011 Download / baca online di:http://www.shenlun.org/dharma-talk/2011/juni/

Sembah sujud pada Bhikku Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada Triratna Mandala! Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Bhikku Lhama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, Acarya Lianhai dari Fayin Leizang Si, dan juga ketua vihara Bhikku Lhama Liansheng, selamat siang semuanya!

Ini kedua kalinya saya datang ke Fayin Leizang Si, saya justru bahagia masuk ke sini, karena Fayin Leizang Si seperti sebuah museum Tantra Tibet, di mana-mana adalah pratima Buddha, malah di mana-mana adalah thangka, setiap yidam sangat agung, cemerlang.

Dalam kesempatan yang lalu, saya mengatakan bahwa lokasi Fayin Leizang Si adalah Malibu, ke sana lagi ada sebuah Villa Zhongxing bernama Puncak Zhongxing. Dulu, saya datang ke sini untuk survei tanah, tinggal satu kurun waktu di Puncak Zhongxing, saya pribadi bawa 2 orang prajurit survei tanah, saat itu masih belum ada Villa Zhongxing. Bicara tentang pelatihan kemiliteran, benar-benar sangat keras, saya menjalani pelatihan selama 4 bulan di Pusat 5 di lokasi Cetiya Taiping di Chelunbu, disebut 8 minggu awal dan 8 minggu akhir, Sersan Pengajar waktu itu sangat keras.

Saya akan ceritakan dulu satu cerita lucu tentang wajib militer. Ada seorang Sersan Pengajar yang sangat keras, suatu kali tentara libur, semuanya keluar, saat liburan selesai, Si A, Si B, dan Si C pulang malam, Sersan Pengajar pun bertanya pada Si A, “Mengapa Anda pulang malam?” Ia mengatakan ia tidak menemukan taksi, sehingga kembali dengan jalan kaki. Sersan pun berkata padanya, “Baiklah, kalau begitu kamu dihukum besok jalan lapangan seharian, jemur matahari.” Bertanya lagi pada Si B, “Mengapa Anda pulang malam?” Ia mengatakan ia menonton televisi bersama pacarnya sehingga lupa waktu, makanya pulang malam. Sersan Pengajar pun berkata, “Baiklah, besok Anda dihukum menonton acara pelajaran politik dan perang seharian.” Si C senang sekali mendengarnya, ia berkata, “Sersan, saya jelaskan dulu mengapa saya pulang malam, saya sedang “goreng nasi” dengan pacar saya!” Istilah “goreng nasi” ini baru saya pelajari sejak saya kembali. Begitu sersan mendengarnya, juga tidak mungkin menghukumnya “goreng nasi” sehari. “Baiklah! Baiklah! Anda lewat, Anda tidak perlu dihukum.” Sersan tidak terpikir bagaimana cara menghukumnya, ini adalah cerita lucu!

Hari ini kita mau abhiseka Tara Putih, yidam yang satu ini adalah salah satu dari 3 yidam panjang umur, 3 yidam panjang umur dalam Tantra adalah Buddha Panjang Umur, Bhagawati Usnisa Vijaya, dan Tara Putih. Abhiseka ini merupakan abhiseka pemberkatan panjang umur. Menekuni Sadhana Tara Putih bisa tolak bala, panjang umur, dan menyingkirkan segala bencana, serta banyak kontak batin di dalamnya.

Tara Putih adalah acarya kebijaksanaan saya, satu buku berjudul Pedang Pusaka Yogi yang saya tulis, semuanya tentang dialog antara saya dan Tara Putih atau Dakini Putih, sebuah buku yang sangat luar biasa. Di dalam buku tersebut ada kata-kata yang diucapkan Dakini Putih atau Tara Putih, semuanya adalah petuah emas yang mengandung kebijaksanaan tertinggi, membimbing kita bagaimana menaati sila. Cerita lucu tadi bukan asal diceritakan, Tara Putih membimbing kita, yaitu harus menaati Sila Sang Buddha, menaati Sila Tantra, jika sadhaka tidak menaati sila, maka tidak terlihat wibawa seorang sadhaka. Tentara punya wibawa, sadhaka harus agung, prinsip yang sama, tentara harus menaati disiplin militer, sadhaka harus menaati sila, ini sangat penting.

Sebentar lagi mau abhiseka Dakini Putih, saya juga menjelaskan sebentar Sila Abhiseka. Suatu kali, Mahaguru pergi ke Indonesia, semua umat mengundang makan. Kebiasaan saya, sebelum atau sesudah makan, saya akan pergi ke toilet untuk cuci tangan sebentar. Begitu pergi, saya pun lebih dulu buang air kecil, di samping juga ada seorang umat sedang buang air kecil di sana, ia menunggu saya habis buang air kecil, segera berlutut di samping saya dan berkata, “Mahaguru, sekarang di toilet tidak ada orang, mohon Mahaguru memberikan saya Abhiseka Acalanatha.” Saya berkata, “Ini tidak benar!” Ia berkata, “Saya sudah lama menunggu di toilet, saya tahu Mahaguru akan datang, tidak ada orang yang melihat, Anda pun diam-diam berikan saya Abhiseka Acalanatha.” Saya berkata padanya, “Lain kali saya akan menjelaskan pada Anda, apa itu Sila Abhiseka. Abhiseka itu ada silanya, tidak boleh sembarangan abhiseka. Jika sekarang saya berikan Anda abhiseka, itu adalah abhiseka air seni, mutlak bukan Abhiseka Acalanatha.” Ia berkata, “Abhiseka masih ada silanya?” Saya berkata, “Benar! Abhiseka memang ada silanya.”

Anda lihat, saat Mahaguru mengabhiseka, Mahaguru harus mengenakan mahkota, inilah sila guru abhiseka. Kadang-kadang, Mahaguru tidak mengenakan mahkota memberikan abhiseka pada semua orang, mengapa? Sebenarnya, saya telah visualisasi Pancabuddha menetap di atas kepala, jadi, boleh memberikan abhiseka kepada semua orang. Menjamah kepala itu boleh, abhiseka harus mengenakan mahkota, peraturan memang demikian.

Di toilet, saya tentu tidak bisa visualisasi Pancabuddha menetap di atas kepala, menyebut nama Buddha di toilet pun tidak boleh bersuara, menyebut nama Buddha boleh di dalam hati, juga jangan menjapa mantra, Anda cukup japa dalam hati, ini adalah sebuah keagungan.

Upacara abhiseka adalah sebuah upacara yang sangat agung, pertama-tama jika bicara dari tata cara Tibet, saya pernah pergi ke Gyuto Tantric Monastic di Dharmasala, India. Gaden Tripa bersama saya. Banyak Bhikku baca Sutra di Gyuto Tantric Monastic. Saya bertanya, “Kalian sekali baca berapa jam?” Mereka berkata, “Sehari harus baca 7 jam, masuk, baca Sutra selama 7 jam, dan tidak boleh meninggalkan tempat duduk, yakni terus baca Sutra.” Saya bertanya, “Kalian minta abhiseka apa?” Mereka berkata, “Minta abhiseka Tathagata Bhaisajyaguru, sehingga harus baca Sutra Bhaisajyaguru selama 7 hari, Sutra Buddha Bhaisajyaguru harus dibaca 7 hari, sehari baca 7 jam, setiap Bhikku aplusan, ada 7 tim, setiap tim baca sehari, mengundang kehadiran Bhaisjayaguru.” Peraturan mereka, untuk Abhiseka Buddha Bhaisajyaguru, maka harus baca Sutra Bhaisajyaguru selama 7 hari.

Selanjutnya, mereka harus membangun altar mandala Bhaisajyaguru, di tengah adalah Bhaisajyaguru, di keempat pintu-Nya ada Bhaisajyaraja dan Bhaisajya samudgata, Surya-prabha, Candra Prabha Bodhisattva, ada lagi 12 jenderal dewa yaksa, memenuhi seluruh altar mandala, mereka membuat mandala pasir-Nya, bundar di dalam, persegi di luar, juga harus dibuat seminggu baru selesai. Menurut standarisasi, mandala selesai dibuat, baca Sutra Bhaisajyaguru selama 7 hari, Mantra Bhaisajyaguru, setelah selesai menekuni Sadhana Bhaisajyaguru, memohon Tathagata Bhaisajyaguru di tengah angkasa turun ke mandala pasir, kemudian dari mandala pasir turun ke tubuh acarya, acarya bersadhana selama 7 hari. Setelah bersadhana selama 7 hari, Tathagata Bhaisajyaguru memasuki tubuhnya, ia kontak yoga dengan Tathagata Bhaisajyaguru, saat ini memohon Tathagata Bhaisajyaguru memasuki botol abhiseka, alat Dharma untuk abhiseka. Mohon Tathagata Bhaisajyaguru memasuki pratima, atau memasuki botol abhiseka. Terakhir, baru menggunakan botol abhiseka atau pratima Tathagata Bhaisajyaguru untuk mengabhiseka orang-orang yang membutuhkan abhiseka, satu per satu masuk ke dalam mandala, menerima abhiseka dari acarya. Acarya sendiri harus mengenakan mahkota, Tathagata Bhaisajyaguru mengenakan apa, ia pun mengenakan apa; Tathagata Bhaisajyaguru melakukan apa, ia pun melakukan apa, ada wibawanya. Kemudian, Sang Acarya lewat kewibawaan ini memberikan Abhiseka Tathagata Bhaisajyaguru kepada seluruh umat Tantra, ini barulah tata cara abhiseka.

Abhiseka Zhenfo Zong kita boleh dibilang tidak ada peraturan sekeras ini, semua orang harus baca Sutra selama 7 hari! Mahaguru bersadhana 7 hari! Kemudian, masih harus membuat mandala pasir! Seperti Dakini Putih, Tara Putih, Ia sendiri punya mandala-Nya, seperti thangka yang barusan terlihat, Dakini Putih duduk di tengah, ada lagi 3 yidam panjang umur, Buddha Panjang Umur duduk di atas kepala-Nya, Bhagavati Usnisa Vijaya duduk bersama-Nya. Inilah mandala 3 yidam panjang umur. Selain itu, Dakini Putih itu sendiri, ada banyak dakini lainnya yang mengikuti Dakini Putih. Kita harus membuat mandala atau altar-Nya. Hari ini kita melakukan Abhiseka Dakini Putih atau Tara Putih di sini, mengapa tidak buat? Karena Dakini Putih adalah acarya kebijaksanaan Mahaguru sendiri, Mahaguru paling awal kontak yoga dengan Yoachi Jinmu, karena dengan adanya kontak yoga, sekali kontak yoga, banyak yidam pun kontak yoga semua. Mahaguru karena telah kontak yoga dengan semua yidam, malah Mahaguru bersadhana setiap hari non-stop, puja setiap hari non-stop, setiap hari baca Sutra, setiap hari bernamaskara, karena saya telah kontak yoga dengan banyak yidam. Jadi, Mahaguru tiba di tempat apapun, asalkan menggoyangkan gantha dan damaru, Mereka pun akan turun.

Jadi, Mahaguru walaupun tidak mengenakan mahkota Pancabuddha, juga boleh memberikan abhiseka pada semua orang. Namun, demi menunjukkan di depan seluruh acarya bahwa abhiseka mesti mengenakan mahkota, maka, Mahaguru kali ini memberikan abhiseka pada Anda semua pun mengenakan mahkota, ini artinya tata cara kita disederhanakan, tidak seperti Gyuto Tantric Monastic melakukan 1 abhiseka Tathagata Bhaisajyaguru, harus baca Sutra selama 7 hari, membuat mandala selama 7 hari, kemudian acarya bersadhana 7 hari, mengundang Tathagata Bhaisajyaguru memasuki tubuh acarya, kemudian Tathagata Bhaisajyaguru memasuki alat Dharma abhiseka, setelah itu baru memberikan abhiseka kepada semua orang.

Bagi Mahaguru sendiri, melatih diri begitu lama, saya mengenakan mahkota, kemudian mengundang para yidam, para yidam pun akan turun, turun di tubuh saya, di alat Dharma abhiseka, saya pun bisa memberikan abhiseka kepada semua orang. Namun, juga harus melewati ritual semacam ini, inilah Sila Abhiseka. Saya juga minta setiap acarya untuk mengerti bahwa kelak saat kalian memberikan abhiseka kepada orang lain, paling baik Anda telah kontak yoga dengan yidam abhiseka tersebut, itu adalah abhiseka nomor satu.

Jika Anda tidak kontak yoga dengan yidam tersebut, Anda juga tidak bersadhana selama 7 hari, memohon yidam tersebut mengabhiseka Anda, arus Dharma masuk ke dalam tubuh Anda, kemudian arus Dharma masuk ke dalam botol abhiseka, Anda memberikan abhiseka pada orang lain. Jika waktu Anda benarbenar sangat mendesak, tidak mungkin bersadhana 7 hari baru memberikan abhiseka kepada orang lain, paling tidak Anda juga harus bersadhana 3 hari. Jangan katakan ada orang memohon abhiseka, baiklah, saya segera berikan Anda abhiseka “khok”, sebentar sudah selesai, mari angpaonya, selesai, ini tidak sesuai tata cara. Jika Anda tidak berhasil mengundang yidam yang satu ini turun ke tubuh Anda, turun ke dalam alat abhiseka, abhiseka ini sia-sia.

Oleh karena itu, setiap acarya Zhenfo Zong harus mengetahui Sila Abhiseka, jika tidak berhasil mengundang Tara Putih untuk datang, tidak kontak yoga dengan Tara Putih, hari ini saya memberikan Abhiseka Tara Putih, abhiseka ini sia-sia.Untung, Mahaguru telah kontak yoga dengan banyak yidam, karena setelah kontak yoga dengan 1 sadhana, asalkan Anda telah kontak yoga dengan 1 Buddha, semua Buddha pun kontak yoga, semua Buddha, Bodhisttva, Vajra, Dakini, Dharmapala, para dewa, semuanya dapat diundang.

Masih banyak lagi Sila Abhiseka, harus mengundang kedatangan-Nya, harus baca Sutra, bahkan harus lebih dulu memberi pujana, Tara Putih menggunakan warna putih, Tara Hijau menggunakan warna hijau, Tara Kuning, Anda pun menggunakan warna kuning, Tara Hitam, Anda pun menggunakan warna hitam, pujana setiap yidam berbeda-beda. Peraturan Tantra sangat banyak, mau Abhiseka Vajra, pujana pun beda; Anda mau abhiseka yidam santika, Anda gunakan pujana tolak bala; abhiseka yidam wasikarana, Anda gunakan pujana cinta kasih; Anda mau abhiseka yidam abhicaruka, juga harus menggunakan pujana penaklukan; abhiseka yidam paustika Anda harus gunakan pujana kemakmuran, pujananya beda semua, itulah Sila Abhiseka.

Semoga acarya Zhenfo Zong memperhatikan yang satu ini, hari ini khusus menjelaskan Sila Abhiseka kepada Anda semua di Fayin Leizang Si. Ada sebagian orang memohon abhiseka itu asal-asalan, tidak boleh, abhiseka harus agung, harus ada mandala yang agung. Seperti Mandala di Fayin Leizang Si sangat agung, tempat berhimpun berlaksa pahala, boleh dikatakan cemerlang, Acarya Lianhai sendiri juga tahu bermacam-macam Sila. Abhiseka Tantra, harus ada mandala abhiseka, memberikan abhiseka kepada seluruh umat berdasarkan yidamnya, harus memohon-Nya, harus Mahanamaskara, Mahapuja, Catursarana, Caturapramana; saat mengundang harus baca Sutra apa, harus japa mantra apa, harus visualisasi apa, harus membentuk mudra apa, semua ada Silanya.
Sekian untuk hari ini.

Om mani padme hum

0 Comment:

Post a Comment