Loading...

Friday, January 13, 2012

MARA


MARA

☆Homage To Dharmaraja Liansheng
☆Homage To Saraswati Bhagawati

By Lianhua Ĵυή Shi An

"Raja Mara Papiyas memiliki lima macam kekuatan ilusi : Kekuatan rupa, kekuatan suara, kekuatan bau-bauan, kekuatan cita rasa dan kekuatan sentuhan."
(Ekottara-agama-sutra Bab 27)

Manifestasi bala tentara mara selain sebagai makhluk, benda dan kekuatan luar yang sesuai namanya mampu merenggut nyawa kebijaksanaan insan, juga terdapat mara dalam.

"Klesha adalah bala tentara mara. Sedangkan Raja Mara Papiyas memiliki : nafsu keinginan, ketidak suka cita an, kelaparan-kehausan-kedinginan dan kepanasan, kemelekatan cinta, kegemaran tidur berlebih, rasa takut, kesepian, keraguan, kebencian - angkara, memperebutkan nama, kebodohan, angkuh dan kegemaran memfitnah orang lain, sebagai golongan bala tentara mara-nya."
(Abhiniskramana Sutra Bab 25)

"Nafsu keinginan, kerisauan, kelaparan dan kehausan, cinta, tidur, ketakutan, keraguan, menyimpan niat buruk, haus nama dan kesombongan adalah bala tentara mara. Bodhisattva mencapai realisasi dengan cara menaklukkan beberapa bala tentara mara ini."
(Maha-prajna-paramita Sastra Bab 5)

"Ada ratusan ribu macam (ket: simbol untuk menyatakan banyak tak terhitung) wujud yang penjelmaan mara yang mampu mengganggu bhavana dan merintangi meditasi. Jika sadhaka tidak mampu membedakannya dengan bijak dan menyingkirkannya, maka mara akan menguasai, hal ini akan menyebabkan teror bagi jasmani dan batin, serta merintangi ketekunan."
(Sutra Metode Tahapan Dhyana-paramita, Bab 4)

☀ Raja Mara Memohon Buddha Segera Parinirvana

Sang Buddha memberitahu Arya Ananda : "Tathagata telah merealisasi empat macam abhijna sesuai kehendak, mampu menetap di dunia selama satu kalpa, jadi sekarang berapa banyak usia Sang Tathagata ?"

Namun bahkan setelah bertanya tiga kali, Arya Ananda tidak menjawab. Karena Dewa Mara menutupi batin Ananda, sehingga Ananda tidak hanya tidak memperdulikan pertanyaan Sang Buddha, bahkan bangkit dari tempat duduk, meninggalkan Sang Buddha, sendirian masuk ke dalam hutan untuk bermeditasi.

Saat itu Dewa Mara menampakkan diri untuk memohon Buddha memasuki Parinirvana.

"Wahai Sang Buddha ! Masa pengajaran-Mu di dunia ini sudah terlampau lama, sedangkan insan yang telah menerima ajaran Buddha banyaknya bagaikan butiran debu. Saat inilah waktunya bagi Mu untuk Parinirvana !" Dewa Mara berlutut memohon.

Saat itu, Buddha mengambil sedikit tanah dan menempatkannya dalam telapak tangan dan bertanya pada Dewa Mara :
"Manakah yang lebih banyak , tanah di telapak tangan Ku atau tanah di bumi ?"

Dewa Mara menjawab :
"Tentu saja tanah di bumi lebih banyak."

"Demikianlah para insan yang telah Aku selamatkan melalui tuntunan ajaran banyaknya bagaikan tanah di telapak tangan Ku, sedangkan insan yang belum terselamatkan banyaknya bagaikan butiran pasir di bumi ini. Meskipun demikian, nidana Ku dengan bumi ini telah berakhir, tiga bulan nanti Aku akan memasuki Parinirvana."

Mendengar ini Dewa Mara sangat gembira, merasa maksudnya telah terlaksana, maka Ia pergi.

Saat itu, di dalam hutan tiba-tiba Ananda memperoleh mimpi buruk yang aneh, Beliau bermimpi di hutan ada satu pohon besar yang rimbun, tiba-tiba angin topan yang dahsyat memporak porandakan pohon tersebut sampai tanpa sisa. Terbangun dari mimpi, Ananda sangat khawatir dan segera menghadap Sang Buddha untuk bertanya :

"Buddha, apakah ini adalah pertanda bahwa Engkau akan memasuki Parinirvana ?"

"Wahai Ananda, sebenarnya Aku telah memberitahukanmu, dengan kekuatan Buddha dapat menetap di dunia fana selama satu kalpa, namun saat itu kau berada dalam tipu daya Dewa Mara, sehingga tidak memohon Ku untuk menetap di dunia. Sementara itu, Dewa Mara telah memohon supaya Aku segera Parinirvana, Aku juga telah menyanggupinya, oleh karena itulah engkau memperoleh mimpi tersebut !" Dengan penuh ketenangan, Sang Buddha menjawab Ananda.
 

0 Comment:

Post a Comment