KISAH NYATA PUTERA YANG MENYELAMATKAN ORANGTUANYA
八歲孩子驟逝得真佛接引往生淨土實錄(上)
☆Homage To Dharmaraja Liansheng
☆Homage To Saraswati Bhagawati
Source : Enlightenment Magazine 255 / Ditulis oleh Bhiksu Lama Lian Yu (蓮育法師)
Translated by Lianhua Jun Shi An
Pada 25 Agustus 2011 usai makan malam bersama, Acarya Lian-chuan melaporkan kepada Gurudara (Shi-mu) mengenai perihal saat Bpk Gao mengikuti upacara ritual untuk almarhum puteranya, dia melihat kedatangan Mahaguru yang memanggil dia dengan nama kecilnya, bahkan memberikan petunjuk supaya pada 26 Agustus pukul tiga sore pergi menjumpai Mahaguru di Seattle. Oleh karena hal ini, Bpk. Gao bersama istrinya pada pertengahan Mei telah mempersiapkan perjalanan ini, berharap bisa menjumpai Mahaguru, berharap supaya Mahaguru berwelas asih memberikan petunjuk atas semua fenomena ini.
Saat Mahaguru keluar dari Taman Arama Satyabuddha (Zhenfo mi-yuan), memberikan adhistana kepada suami istri marga Gao, dan memberitahu mereka bahwa puteranya telah dibawa oleh Bodhisattva Avalokitesvara dan Mahapadmakumara Putih untuk terlahir di Mahapadminiloka.
Kemudian Mahaguru seperti biasa menuju ke Vihara Vajragarbha Seattle untuk bernamaskara pada Buddha, melakukan olahraga beladiri (yaitu Taichi dan Tinju Vajra), dilanjutkan dengan memimpin semua bersama melakukan paradaksina di Vihara sambil melafalkan Nama Agung Buddha Amitabha, terakhir paradaksina berhenti dihadapan aula utama dan meneruskan pelafalan untuk beberapa saat sampai akhirnya usai.
Saat itu, Mahaguru berbalik dan mengatakan ingin berjumpa dengan Gao Bing-jie, siswa yang datang dari New York. Maka bhiksu meneriakkan : “Bpk Gao Bing-jie yang datang dari New York, harap kemari .”
Suami istri marga Gao tersebut keluar dari kerumunan siswa dan maju menghadap pada Mahaguru, Mahaguru mengatakan : “Barusan saat kita melafal Nama Buddha, putera kalian hadir, dia berdiri diatas tahta padma berwarna merah, tepat di depan altar, dia tidak seberapa besar, sepertinya belum sampai usia sepuluh tahun ? ” Suami istri marga Gao menjawab : “Delapan tahun.” , Mahaguru mengatakan : “Parasnya rupawan, dia sangat gembira kalian dapat hadir, dia datang untuk menyelamatkan kalian !”
Bpk Gao dan isterinya mengakui bahwa selama ini mereka tidak mempunyai agama yang pasti, mereka bisa mulai mengenal Satyabuddhagama (Zhenfo zong) sepenuhnya adalah karena perihal puteranya. Mahaguru mengatakan : “Ini adalah aktivitas dari tubuh cahaya untuk membangkitkan keyakinan pada insan, kelak akan muncul banyak mujijat.”
Usai kejadian ini, keesokan harinya penulis telah membuat janji dengan Bpk Gao dan istirinya untuk berjumpa melakukan wawancara pada sore hari, memohon kesediaan mereka untuk menjelaskan kisah kontak batin yang dialami dengan lebih terperici.
Bpk Gao dan istrinya berasal dari Taiwan, setelah memperoleh gelar usai menempuh pendidikan di Amerika, menetap dan bekerja di New Jersey, mereka sama sekali tidak memeluk agama apapun. Puteranya berusia delapan tahun yang lucu dan lincah.
Namun pada 13 Februari
mulai batuk, panas dan flu, keesokannya diperiksakan ke dokter anak, dokter memberikan resep antibiotik untuk sepuluh hari.
Pada hari ketiga, sang ibu mendapati tubuh puteranya terus menggigil, ia segera menelepon dokter, dokter memberikan pengarahan supaya anak tersebut diberi minum jus dan obat, ia berpikir ingin memberi makan dulu baru memberinya obat, namun hatinya merasa tidak tenang, maka ia menelepon supaya sang suami segera pulang kerumah.
Sekembalinya di rumah, anaknya masih terus panas, sudah diberikan air namun panasnya masih tidak turun, sampai akhirnya tak sadarkan diri, mereka segera memanggil ambulans untuk membawa puteranya ke Rumah Sakit, tak lama usai memperoleh pertolongan darurat, dokter memberitahukan supaya pasangan suami istri tersebut bersiap menerima kemungkinan terburuk, juga supaya bersiap memindahkan puteranya ke rumah sakit anak, sampai keesokan pagi harinya, sang putera telah meninggal dunia.
Bpk Gao dan istrinya masih sukar mempercayainya, karena semua terjadi begitu cepat, terlampau mendadak. Walau tidak dapat menerimanya, namun mau tidak mau juga harus menghadapinya.
Setelah mereka berunding, memutuskan untuk melakukan kremasi pada jenasah sang putera, maka mereka mencari pemakaman atau Vihara yang menerima persemayaman abu jenasah.
Temannya mengusulkan sebuah vihara di New York, kakak tertua dan iparnya menyarankan Deng-bao Tang di Maryland, selain itu mereka juga mempertimbangkan sebuah pekuburan style Barat yang tidak jauh dari rumahnya. Karena bertahun-tahun lalu pernah menyertai kakak dan iparnya untuk ikut serta dalam Upacara Dharma, maka mereka mempunyai kesan baik pada Deng-bao Tang, maka mereka minta pada iparnya untuk menghubungi pihak Cetya dan membuat janji pertemuan. Sesungguhnya malam hari saat putera Bpk. Gao telah meninggal dunia, Bhiksu Lian-ji telah mengirimkan fax untuk memohon Mahaguru menjemput almarhum supaya terlahir di Tanah Murni.
Saat baru tiba di Deng-bao Tang, ia merasa penampilan luar cetya itu biasa-biasa saja, mereka sedikit khawatir apakah baik mempersemayamkan puteranya disini. Saat mereka merasa ragu, Bhiksu Lian-ji dengan ramah menyambut mereka, berbicara dengan penuh ketulusan, sehingga Bpk Gao dan istrinya merasa dekat dan tenang.
Bhiksu Lian-ji mempersilahkan mereka untuk bernamaskara pada Buddha di dalam cetya, saat memasuki cetya, Bpk. Gao melihat diantara banyak rupang Buddha, ada satu rupang kumara (Bayi Sidharta) yang satu tangan menunjuk langit dan satu tangan menunjuk bumi, kemudian ia memberitahu istrinya bahwa ia telah melihat puteranya. Istrinya bertanya ia melihatnya dimana , dengan penuh suka cita Bpk Gao mengatakan : “Disana, rupang Buddha yang kecil itu, wajahnya adalah wajah putera kita.”
Saat bernamaskara pada Buddha, Bpk Gao melihat ada satu sosok yang muncul dihadapannya, dengan dialek minan dan penuh welas asih Ia beribicara kepada Bpk Gao : “Jangan risau, puteramu telah Aku bawa.”
Ia tidak mengenal siapakah sosok tersebut, kemudian setelah melihat foto Mahaguru barulah dia mengetahuinya, ternyata sosok Makhluk Suci yang barusan muncul berbicara kepadanya adalah Mahaguru.
Pasangan suami istri tersebut berpikir mungkin saja ini semua adalah pernyataan dari sang putera bahwa ia ingin disemayamkan disini, mungkin mereka berjodoh dengan tempat ini, maka mereka tidak lagi mempertimbangkan lokasi lain, saat itu juga langsung memutuskan untuk mempersemayamkan abu sang putera di Deng-bao Tang.
Mereka juga mendengarkan penuturan dari Bhiksu Lian-ji dan Saudari Sedharma Mei-qun bahwa Deng-bao Tang sedang mendirikan Vihara Vajragarbha Deng-bao, suami istri itu merasa ini merupakan sebuah tekad yang agung, maka mereka memutuskan untuk mendukung pembangunan Vihara. Kasih sayang orangtua itu, menunjukkan betapa mereka menyayangi puteranya, sungguh mengharukan. Kakak tertua dan ipar, serta temannya saat itu juga memutuskan untuk turut mendukung pembangunan Vihara. Mereka merasa bahwa maknanya sungguh luhur dan berharap semoga Vihara Vajragarbha segera berdiri.
Kemudian, teman mereka ada yang mengusulkan supaya mendirikan papan arwah di Vihara Satyabuddha di New York, untuk memudahkan mereka melakukan persembahyangan pada almarhum puteranya. Maka mereka mengunjungi Vihara Vajra di New York, untuk menyusun acara ritual selama 49 hari, beserta upacara ritual kremasi. Mereka merasakan kehangatan dan banyak bantuan dari Acarya Lian-zhe , Bhiksu Lian-zun, Ketua Lian-wei dan para umat di Vihara Vajra, bahkan Bpk. Gao dan Acarya Lianzhe merasa seakan telah lama saling mengenal, padahal mereka sama sekali belum pernah berjumpa, sungguh merupakan rasa kedekatan yang menakjubkan.
Saat melakukan Upacara Ritual 14 hari, suami istri yang awalnya tidak mempunyai agama itu hanya ikut membaca buku sutra, pada saat pelafalan Satyabuddha Sutra, melafal sampai kalimat : “Padma berwarna biru memancarkan cahaya biru, padma kuning memancarkan cahaya kuning . . .” tangan Bpk Gao yang sedang beranjali tiba-tiba berguncang dengan hebat, baru bisa berhenti saat pelafalan sutra usai.
Saat bermeditasi, ia menyaksikan Mahaguru beridiri di atas tahta padma putih yang besar, menggandeng puteranya, perlahan mereka melayang ke angkasa.
Usai upacara, Acarya Lian-zhe memberitahunya bahwa barusan yang ia alami adalah pergerakan roh, hal ini wajar, namun ia harus bisa mengendalikannya. Acarya menyarankan supaya mereka rajin membaca buku Mahaguru, maka mereka mulai membaca karya tulis Mahaguru, juga mulai browsing di internet untuk lebih mengenal Satyabuddhagama (Zhenfo Zong).
|To Be Continued|
◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦⌣◦☆☆☆◦⌣
文/蓮育法師
八歲孩子驟逝得真佛接引往生淨土實錄(上)
二○一一年八月廿五日晚用餐後,蓮傳上師向師母報告高先
當師尊走出〈真佛密苑〉時,對高先生夫婦做了加持,並且
此 時,師尊回頭說要找高炳杰,從紐約來的同門。於是法師大
師尊說:「剛剛唸佛當中你們的兒子有 來,站在紅蓮花上,就在壇城前,他沒有多大,應該不到十
這時高先生夫婦回答:「八歲。」
師尊又說:「他長得很好,他很高興你們父母能來,他是來
師尊說:「這是星光身的度化啟信,很多的感應奇蹟將會出
事後筆者與高先生夫婦約定隔日下午採訪,請他們詳細敘述
第三天早上,媽媽看到小孩身體在發抖,趕緊打電話給醫生
高先生回到家,小孩持續發燒,沖了涼水,仍然不退,陷入
高先生夫婦考慮將兒子採用火化,所以尋找有存放靈骨塔的
剛抵達〈登寶堂〉時,只覺得外觀一點都不起眼,高先生夫
蓮紀法師邀請高先生夫 婦進佛堂禮佛,進到佛堂後,在眾多佛像當中,高先生僅看
又,在拜佛時,高先生看到有一人出現在面前,用閩南話慈
夫婦倆認為,或許兒子想要待在這裡,或許他們跟這個地方
隨 後好友建議他們去紐約的《真佛宗》寺廟立個牌位,方便以
在做「二七法事」誦經時,原本無信仰的夫婦,只是拿著經
事後蓮 者上師告訴他,剛剛那是靈動,沒關係,但要能自制。上師
|待續|
0 Comment:
Post a Comment