Api
-----Tidak ada yang terjadi sekonyong-konyong sehingga pada bagian awal kita tidak bisa melihat setiap hasil dari latihan kita. Ini sama seperti contoh yang telah sering saya berikan kepada Anda, tentang orang yang menggosokkan dua batang kayu. Ia berkata, “Mereka mengatakan ada api di kayu ini!” Dia kemudian menggosok dengan sekuat tenaga. Dia sangat giat. Dia terus-menerus menggosok , tetapi ketidaksabarannya belum juga hilang. Dia ingin mendapatkan api, tetapi apinya masih juga belum muncul, sehingga dia putus asa dan berhenti untuk beristirahat sejenak. Kemudian, dia memulai lagi, tetapi panas awal kayu itu sudah tidak ada, jadi prosesnya menjadi lebih lama. Dia tidak melakukannya dengan cukup lama. Dia menggosok-gosok hingga lelah dan kemudian berhenti lagi. Ini tidak saja membuatnya lelah, tetapi juga menjadi semakin putus asa. “Tidak ada api pada kayu ini!” dia akhirnya memutuskan demikian dan berhenti berusaha lagi.Sebenarnya, dia sedang berusaha, tetapi belum ada panas yang cukup untuk membangkitkan api. Api ada di sana sepanjang waktu, tetapi dia tidak meneruskannya hingga akhir. Setelah kita mampu mencapai kedamaian, pikiran akan tetap berlanjut sebagaimana sebelumnya. Untuk alasan ini, guru mengatakannya, “Teruskanlah melakukannya. Teruskan berlatih!” Kita mungkin berpikir, “Jika saya belum memahami, bagaimana saya bisa melakukannya?” Hingga saat kita telah mampu berlatih dengan teratur, kebijaksanaan tidak akan muncul. Jadi, kita hanya perlu terus-menerus melakukannya. Jika kita berlatih tanpa berhenti, kita akan mulai berpikir tentang apa yang kita kerjakan, dan memperhatikan latihan kita.
0 Comment:
Post a Comment