Loading...

Thursday, September 8, 2011

善念不斷可改運 Niat Bajik Dapat Memperbaiki Peruntungan



‎(Artikel Bahasa Indonesia ada di bawah artikel mandarin)


┊  ┊  ┊  ★ Homage to Grand Master Lian Sheng


┊  ┊  ☆善念不斷可改運


┊  ★ Niat Bajik Dapat Memperbaiki Peruntungan


☆ source : GM book 26


Translated by Lianhua Jun Shi An




link for Daxing (Daden Culture)
http://www.pcstore.com.tw/mdad
en/M02566644.htm



玉歷寶鈔勸世文,浙江邵子建先生寫序曰:「語云,暗室虧心,神目如電,人間私語,天聞若雷,此亦可知天道之難瞞,而鬼神之無所不在也,且或因一念之誠, 即隱荷神庥,或因一念之邪,即顯遭天譴,往往不必見諸事實,而禍福已遂之,此無他,惟求諸心而已。所謂福田,即是心田,種如是因,獲如是果,天道昭明,毫 釐不爽,固不必論其報應之道,而報應則在其中,顧何以儒者,往往以因果報應,天堂地獄之說,謂為釋氏之妄談,藉以愚惑婦孺,即有著於篇章,如太上感應篇, 文昌丹桂籍,關聖覺世經,以及諸仙真寶訓之類,亦輒謂為神道設教,抑知神道所以補聖賢之窮,蓋王道本乎人情,神道亦無非王道,苟行吾心之所安,俯仰無所 愧,即清夜可以自捫,則聖賢許之,仙佛亦許之,而鑒觀有赫之上帝,更無不許之。則方寸之靈臺,即是金銀宮闕,琉璃世界,富貴福祿,予取予求,此身之所處即 天堂耳,曾何牛鬼夜叉之敢欺,而刀山韌樹之可怖耶,是故聖賢愧屋漏,君子凜四知,亦深恐善心之不堅,有虧暗室,獲罪於天,無所禱也,然則處今日奸險詭詐之 黑暗世界,而欲使人心發現一線之光明,稍挽澆風,而度一切苦厄者,則惟有使之讀玉歷寶鈔勸世文。」




玉歷寶鈔勸世文,我在三年前讀過,讀後深感此書大善,對世道人心太有幫助了,我讀該書,深深體會到神仙救人的決心,於是我己力出資助印贈人,也發動一 些善良的大德幫助印贈,直接向臺中瑞成書局購買經書送人,在我手上贈出的書,恐有數千本以上,我讀該書,有幾點感想如下:



第一、這是一本認定地獄實有的寶書,在此書之前,沒有人把地獄的情況述說得如此詳盡,可以說這本書已洩露了天機。地獄之狀本來是不可說的,因為地獄在 「有無」的真諦中,可說有,亦可說無,是會變幻的,這地獄實相,完全是隨著人心的變幻而來。我是一個有地獄論的人,我為何承認有地獄,因我活看,亦可看到 人間地獄之苦,人間大陸已有地獄,自然陰間靈界也有地獄。



第二、大學問家,大科學家,自認天才的人,有許多人不相信有天堂地獄,認為是宗教的妄誕,是愚惑婦孺,是神道設教,是虛無空渺。然而他們想過沒有,人 若行善,心便會感到平安,而人若作惡,內心便惴惴不安,而心安的現象是天堂,而心不安的現象便是地獄,冥冥之中即有鬼神,而鬼神者實乃自心之演化和感覺。



第三、佛家雖不談宿命.但亦有因果律的存在,人的命運各如其面,每一個人皆不相同,甚至一出生就是人人互異的,命運的軌跡在我的眼中,彷彿天定了一 半,尤其我走到今天的地步,我愈相信命運的存在,因為我的命運確確實實有似曾相識的感覺。有許多人找我想改變命運,我總是對他們說:「命運的改變,全操縱 在自己的雙手之中,不要妄求改運,我們人一生做事,祇要無愧於心,講求心安就可以了,善念不斷可以改運,要知道這些道理,看看玉歷寶鈔勸世文吧!或者看看 了凡四訓這本書。命運原來是自己造的,自然自己才能改變,如今我祇能教大家,善念不斷可改運,自己的運自己改,你要求別人改運,豈不是緣木求魚嗎?」



第四、讀邵子建先生寫的序,我覺得因果循環仍然是報應不爽,而天堂地獄,善惡一念全在心之變化。我勸人行善已經聲嘶力竭了,拼了命叫人多行善,而自己卻遭到譏嘲,我苦笑,人間人心,已經快淪落了,淪落了。



我寫道:
「大善能格天,因天有眼,因而命運可改。若命運不可改,要這命運做什麼?」
「天下事唯心唯識,人的命運唯善唯正。」
「善念若不斷,必可感動天助。」
「一時的命運乃雷聲泡影,如露亦如電,要想超脫命運之上,唯求超越命運,不為命運所拘。」
「一切的法術,要以善為出發點,因善念祈天靈相助。反之,以惡為出發點,則術亦邪,施術者天必降災。」
「地獄實有,請看玉歷寶鈔勸世文,請看靈書。」

我寫偈曰:



「聖哲善功傳千秋,
神明光華心可收:
命運真理當不惑,
大善德行不須憂。」





Dalam Teks Nasehat Suci Giok Lek , terdapat kata pengantar dari Mr Shao zijian dari Zhejiang :
“Ada pepatah bahwa tindakan yang menyalahi hati nurani walau dilakukan secara sembunyi-sembunyi , namun tidak akan luput dari mata Dewata , demikian juga dengan tiap perkataan dari dunia manusia, tak akan luput dari pendengaran Dewata. Dari sini dapat diketahui bahwa hukum langit tidak bisa diperdaya, demikian juga para hantu dan dewa ada dimana-mana, bahkan satu niat kebajikan tidak akan luput dari karunia Dewata, sedangkan satu niat kejahatan saja tidak akan luput dari hukuman Dewata. Sama sekali tidak perlu melihat bagaimana hal yang terjadi, berkah dan musibah telah tiba, penyebabnya tak lain adalah niat yang ada dalam batin. Yang disebut dengan ladang berkah sesungguhnya adalah ladang batin, benih apapun yang ditanamkan, maka demikianlah buah yang akan dipetik. Hukum langit sangat terang, sangat akurat tidak membedakan lokasi, maka tidak perlu memperdebatkan teori sebab akibat, karena sebab akibat karma sudah ada dengan alamiah dalam hukum langit. Kita lihat beberapa kaum terpelajar, menganggap bahwa sebab-akibat , surga dan neraka merupakan ucapan khayal dari para bhiksu Buddhist untuk membodohi anak-anak dan wanita. Namun hal hal yang ditulis dalam : Taishang Ganying pian, Wenchang Dangui ji (Kitab Wenchang / Dewa Pendidikan), Kitab Guan Gong Menyadarkan Dunia, serta berbagai pesan-pesan Makhluk Suci , demikian juga ajaran dewa-dewa, diketahui sebagai anjuran dewata untuk melengkapi nasehat dari Para Makhluk Suci, untuk menjadikannya hukum Raja demi menasehati hati nurani kemanusiaan, dimana sesungguhnya pesan Dewata tersebut adalah pesan ajaran Raja, demi ketenangan hati Anda, supaya tiada penyesalan dikemudian hari, supaya ditengah kegelapan sunyi dapat mengendalikan diri, Para Suciwan menyetujuinya, demikian juga dengan Buddha dan Dewata, apalagi Kaisar Kumala juga menyetujui seluruhnya. Batin para insan adalah Istana Surgawi, Vaidurya-lokha (Tanah Murni),batin manusia juga adalah karunia kemakmuran dan kehormatan, batin diri sendiri yang menginginkan - batin diri sendiri juga yang memperolehnya , demikianlah batin sendiri yang menempatkan diri ini pada surga, maupun petaka dari yaksa kepala kerbau, maupun teror dari gunung golok dan hutan pedang, oleh karena itulah Suciwan malu akan batin yang tidak terkendali, sedangkan orang bajik takut akan empat saksi, demikian juga sangat takut akan kebajikan yang tidak kokoh, juga tidak menyukai kejahatan tersembunyi (kemunafikan), dimana hal tersebut menyalahi langit. Oleh karena malapetaka menghantui dunia yang gelap ini, dan Beliau ingin supaya hati manusia memperoleh secerah cahaya, sehingga dapat terselamatkan dari berbagai penderitaan, maka dinasehatkan untuk membaca Ajaran Suci Giok Lek Bagi Dunia.”



Saya sudah pernah membaca Kitab Suci Giok Lek (Yulu baochao quanshiwen) sejak tiga tahun yang lalu , sangat terkesan setelah membacanya , buku ini mengajarkan kebajikan agung, sangat membantu memberikan jalan menerangi hati manusia, membaca buku ini dengan mendalam saya merasakan niat Para Makhluk Suci dalam menolong umat manusia, oleh karena itu saya sendiri berusaha mencetaknya untuk dibagikan pada khalayak, saya juga menasehatkan pada para umat yang bajik untuk turut mencetak menyebar luaskannya, mungkin jumahnya melebihi ribuan, berikut merupakan perolehan saya dalam membaca buku tersebut :



1. Ini merupakan sebuah buku yang membuktikan bahwa neraka sungguh nyata, sebelumnya tidak ada sama sekali yang menjelaskan kondisi neraka dengan sangat mendetail dibandingkan dengan buku ini, dapat dikatakan bahwa buku ini telah membuka tabir rahasia langit. Karena pada dasarnya kondisi nereka tak terkatakan, karena neraka berada dalam kebenaran antara ada dan tiada, dapat dikatakan ada juga dapat dikatakan tiada, dapat berubah ubah, kondisi sesungguhnya dari neraka sepenuhnya mengikuti transformasi dalam hati manusia. Saya adalah seseorang yang berpendapat bahwa neraka itu ada, kenapa saya mengakui keberadaan neraka, karena saya telah menyaksikannya secara langsung, demikian juga dapat menyaksikan penderitaan neraka di dunia manusia, karena di dunia manusia juga telah ada neraka, dengan demikian secara alamiah di alam roh juga ada neraka.



2. Sebagian orang yang berpendidikan tinggi, ilmuwan maupun orang-orang yang menyebut dirinya berpendidikan ada yang tidak percaya akan surga dan neraka, mereka menganggapnya sebagai takhyul agama-agama, yang digunakan untuk menakut-nakuti anak anak dan wanita, merupakan khayalan mengenai dewa yang ada dalam agama-agama. Namun apakah mereka pernah terpikirkan bahwa jika manusia berbuat kebajikan maka hatinya akan merasakan ketenteraman, jika manusia berbuat kejahatan maka hatinya tidak akan tenang. Fenomena ketenteraman hati adalah surga, sedangkan fenomena ketidaktenangan hati adalah neraka. Tanpa disadari ada hantu dan dewa, sedangkan hantu dan dewa sesungguhnya juga merupakan manifestasi batin sendiri.



3. Meskipun umat Buddha tidak membahas mengenai takdir, namun ada hukum karma, nasib manusia masing-masing seperti yang tersirat di permukaannya, tiap orang tidak sama, bahkan begitu lahir semua orang berbeda. Dalam pandangan saya nasib dan peruntungan , separuhnya telah ditentukan oleh takdir (karma masa lampau), apalagi saya telah melangkah sampai hari ini, sehingga saya semakin yakin akan adanya nasib dan peruntungan, karena nasib dan peruntungan saya sungguh telah saya ketahui. Ada sebagian orang yang mencari saya untuk mengubah nasib dan peruntungannya, saya selalu mengatakan kepada mereka : “Perubahan nasib dan peruntungan sepenuhnya tergantung pada tangan diri sendiri, jangan membabi buta memohon merubah nasib dan peruntungan, yang penting adalah kita manusia seumur hidup jangan melakukan hal yang mengakibatkan penyesalan hati nurani, memohon ketenteraman hati sudah cukup, karena batin yang secara konstan diarahkan pada kebajikan dengan sendirinya akan memperbaiki nasib dan peruntungan, harus mengetahui kebenaran ini, coba bacalah Kitab Suci Giok Lek ! Atau membaca buku Liao Fan. Ternyata nasib dan peruntungan dibuat oleh diri sendiri, maka dengan alamiah diri sendiri pulalah yang mampu merubahnya. Saat ini saya hanya bisa menyampaikan ajaran pada Anda sekalian, bahwa secara konstan mengarahkan batin pada kebajikan mampu memperbaiki nasib dan peruntungan, peruntungan diri sendiri diubah oleh diri sendiri, jika Anda minta orang lain untuk merubahnya, bukankah ini sama dengan memanjat pohon untuk mencari ikan (mustahil)?”



4. Membaca Pendahuluan yang ditulis oleh Mr Shaozijian, menurut saya sirkulasi hukum sebab akibat sangat akurat dalam fenomena karma yang kita terima, sedangkan surga dan neraka semua mengikuti manifestasi batin diri sendiri. Saya telah berusaha keras untuk menasehati umat manusia supaya menjalankan kebajikan, namun diri saya malah dicemooh, saya hanya bisa tersenyum kecut, hati manusia sungguh telah terjerumus.


Saya menuliskan :


“Kebajikan yang agung dapat mencapai langit, karena langit mempunyai mata, dengan demikian nasib dan peruntungan dapat dirubah. Jika nasib dan peruntungan tidak dapat dirubah, untuk apa ada nasib dan peruntungan ini ?”



“Segala sesuatu di alam ini berasal dari batin , nasib dan peruntungan manusia hanya bergantung pada bagaimana batin diarahkan pada kebajikan dan kebenaran.”
“Jika mengembangkan batin bajik secara konstan, maka akan mengharukan Dewata untuk memberikan uluran tangan.”



“Nasib dan peruntungan hanya sesaat bagaikan suara kilat dan gelembung serta bayangan, bagaikan embun dan kilat, jika ingin terbebas dari nasib dan peruntungan, hanya dengan cara melampaui peruntungan dan nasib , tidak terikat oleh nasib dan peruntungan.”



“Semua metode harus dilandasi dengan kebajikan, karena pikiran bajik akan memperoleh bantuan dari Dewata. Sebaliknya, jika dilandasi dengan niat jahat, maka metode tersebut akan menjadi kekejian, orang yang menjalankan metode tersebut pasti akan memperoleh petaka dari langit.”



“Neraka sungguh ada, mohon membaca Kitab Nasheat Giok Lek, mohon melihat buku pengetahuan roh.”
Saya tuliskan sebuah gatha :



Suciwan mewariskan ajaran kebajikan dari masa ke masa,
Dengan demikian batin manusia dapat menerima sinar terang Dewata.
Jangan ragu dengan kebenaran akan nasib dan peruntungan,
Dengan mempraktekan kebajikan agung dan moralitas, maka tidak perlu lagi khawatir.

0 Comment:

Post a Comment