Loading...

Thursday, August 4, 2011

Mau jadi kuli atau jadi boss ??

Mau jadi kuli atau jadi boss ??

Di suatu pagi, pada tahun 1996, ditengah-tengah ruang kelas E 1, diantara barisan meja-meja untuk percobaan perangkat elektronika, guru saya yang sudah beruban tiba-tiba bertanya di depan kelas.
“Apabila anda diruang ini, sebagai siswa lulusan teknik elektronika, kemudian diminta untuk bekerja pada perusahaan bangunan yang sama sekali tidak menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan elektronika, apakah anda mau mengerjakan pekerjaan itu ?”
Seisi kelas yang sebelumnya sibuk membaca rumus-rumus rumit tentang gelombang mikro serempak bengong…
“Coba di kelas ini angkat tangan, yang mau bekerja di perusahaan bangunan tadi…”
Beberapa tangan mulai terangkat…ada yang setengah melamun…ada yang cuman mangap saja… (termasuk saya…hehehehe)
“Nah, coba sekarang angkat tangan yang tidak mau bekerja di perusahaan itu…”
Beberapa teman saya mulai angkat tangan, walaupun masing ragu-ragu. Mungkin masih berpikir, kalau jawabannya salah apa dapat pengurangan nilai apa tidak :)
Beliau langsung menunjuk salah seorang teman yang angkat tangan untuk menolak bekerja tadi.
“Coba ceritakan alasan anda..” dengan senyum untuk menenangkan, yang akhirnya kami pahami adalah salah satu favorit beliau apabila memancing diskusi di dalam kelas…
Akhirnya teman saya mulai berani menjawab, setelah sebelumnya ragu-ragu.
“Karena tidak sesuai dengan jurusan saya pak…”
“Ada lagi yang lain ?” tanya beliau sambil memandang sekeliling
“Karena kami belum belajar tentang bangunan pak….”
“Karena kami nanti tidak profesional pak…”
“Karena kami masuk elektro untuk belajar tentang elektro pak, agar bisa bekerja di perusahaan elektro…”
Sambut menyambut sahutan dari teman-teman yang mulai asik dengan diskusi ini.
Dengan tenang kemudian Beliau kembali ke depan kelas setelah sebelumnya berkeliling dari meja ke meja, dan menuliskan di papan tulis, sebuah kata… “KULI”
“Nah, kalau kalian hanya mau bekerja sesuai dengan pendidikan yang kalian tekuni, sampai tua kalian akan tetap menjadi KULI.”
Kembali lagi seluruh kelas dibuat bengong dengan pernyataan ini. Pada beberapa wajah tampak ekspresi kaget, tidak percaya bahkan menentang..
“Pak, tapi khan artinya kita profesional kalau hanya mengerjakan sesuai dengan keahlian kita.” Seorang teman di pojokan menyuarakan protesnya yang mewakili beberapa teman yang lain.
Dengan senyum, Beliau lalu memberikan penjelasan. “Memang benar kalau anda merupakan orang yang profesional kalau hanya mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian anda, tetapi itu berlaku ketika anda sedang mengerjakan sebuah pekerjaan. Tapi kalau hal tersebut ditawarkan ketika anda BELUM mengerjakan sebuah pekerjaan, dan merupakan sebuah perintah, artinya anda menyia-nyiakan sebuah kesempatan untuk selangkah lebih maju.”
Dengan tetap memandang mata kami semua, dan tetap dengan senyum dan suara yang tenang, Beliau melanjutkan: “Kalau anda selalu berpedoman bahwa setelah anda bekerja nanti hanya bisa mengerjakan hal-hal yang anda pelajari di bangku sekolah, dan hanya sesuai dengan jurusan anda, maka selamanya anda akan menjadi KULI, selamanya anda akan menjadi BAWAHAN dan selamanya anda akan berada di posisi BAWAH. Anda tidak akan pernah menanjak menjadi seorang pimpinan.”
“Ada yang tahu kenapa ?” tanya beliau sambil berjalan ditengah-tengah kami
Karena masih asik mendengarkan paparan beliau, kami tidak ada yang menjawab.
“Karena, semakin anda menanjak, maka ilmu teknis yang anda miliki akan semakin berkurang dan digantikan dengan ilmu-ilmu manajemen dan ilmu sosial. Jadi apabila seseorang berkeras hanya akan bekerja sesuai dengan ilmu teknis yang dia miliki, maka dia selamanya hanya akan bekerja sebagai bawahan. Apabila dia hendak maju, maka dia harus masuk ke jenjang keilmuan yang lain. Harus berani belajar dan belajar bidang ilmu yang baru. Harus membuka pikiran untuk menerima hal-hal yang baru yang selanjutnya akan mengantar dia ke kursi pimpinan.”
Perlahan-lahan kami mulai manggut-manggut memahami apa yang beliau sampaikan.
“Sebagai contoh, anda sekarang kelas 4 Elektronika Komunikasi, apabila anda berkeras hanya akan bekerja pada bidang elektronika komunikasi saja, maka selamanya anda akan berada di belakang meja servis, memegang timah dan solder dan bergelut dengan rangkaian-rangkaian elektronika. Tapi apabila anda hendak menjadi kepala teknisi, anda harus mulai belajar bagaimana mengatur bawahan anda, bagaimana membuat struktur organisasi dan membagi tugas, bagaimana menciptakan suasana kerja yang kondusif, dan lain-lain, dimana semua ini bukanlah ilmu dari Elektronika Komunikasi, melainkan ilmu manajemen dan ilmu sosial.”
“Jadi, kalau anda ingin mejadi seorang BOSS, buka hati dan pikiran kalian untuk ilmu-ilmu yang baru…jangan pernah berkata TIDAK BISA, tapi ucapkan BELUM BISA, yang dibarengi dengan semangat untuk belajar dan siap untuk maju menerima tantangan.”
Akhirnya kami memahami apa yang beliau maksudkan, dan ucapan itulah yang terus menjadi motivasi bagi saya hingga hari ini…
Terima kasih kepada Pak Djamaluddin Syam, Guru Teknik Gelombang Mikro, STM Pembangunan, tahun 1996….

0 Comment:

Post a Comment